Pagi Pertama

Malam telah berganti menjadi pagi

Saat Humaira bangun, Irgi terlihat masih tidur dengan pulas di sampingnya. Padahal semalam laki-laki itu tidur seperti kuda lumping kesurupan. Semua area tempat tidur dikuasainya. Guling yang ditaruh di tengah sebagai pembatas pun lari entah kemana!

Humaira hanya menghela nafas. Sejenak ia menepuk-nepuk badannya yang terasa sakit karena terkena tendangan kaki suaminya.

"Hei, bangun! Kita kesiangan. Mau sholat subuh gak?" seru Humaira sambil berdiri.

Namun suaminya tak bergerak sama sekali. Wajahnya sangat polos seperti orang tidak berdosa.

"Irgi bangun! Udah siang tahu!" Humaira menaikkan nada suaranya.

Laki-laki itu tidak bergeming. Ia masih dalam posisi memeluk erat guling yang sudah Humaira pungut dari lantai bawah.

Sampai Humaira selesai melaksanakan sholat subuh, tak satu senti pun posisi suaminya bergeser.

Humaira menjadi kesal. Tangannya lalu menepuk pelan pundak suaminya.

"Bangun, udah siang! Kita harus ke rumah mamah dan pindahan hari ini!"

Sang suami belum juga membuka matanya.

Karena sudah sangat kesal, Humaira akhirnya menepuk keras pundak Irgi hingga berbunyi.

Paakk!

Paakk!

Ia tidak akan berhenti sampai suaminya bersuara dan bangun dari tempat tidur.

"Auu, sakiiit!" teriak Irgi sambil menangkap tangan istrinya yang menempel di pundak.

"Makanya bangun! Udah siang ini." Humaira berusaha menarik tangannya.

"Bisa lembut dikit gak si banguninnya? Kasar banget jadi istri!"

Irgi bangun lalu menatap Humaira yang duduk di tepi kasur.

"Aku udah sepuluh kali bangunin Kamu, tapi Kamu kayak orang mati, gak gerak-gerak! Harus ditepuk dulu baru bangun!"

"Ini namanya ditabok bukan ditepuk! Sakit semua badanku." Irgi meringis sambil mengelus pundak kirinya.

"Kamu sadar gak semalam tidur kayak orang kesurupan? Kakiku ditendang! Tanganku ditindih sampe aku hampir jatuh ke bawah!"

"Hah? Mana mungkin?" Irgi melotot tak terima.

Baru kali ini, dia harus bertengkar dengan orang lain di pagi hari. Biasanya dia selalu dibangunkan oleh asisten rumah tangganya dengan penuh kesabaran. Tidak seperti pagi ini, dia dimarahi istrinya sendiri.

"Aku kalo tidur anteng sampe pagi."

"Anteng dari Hongkong! Sayang aja aku gak pasang CCTV di sini! Kalo ada, Kamu pasti kaget sendiri ngeliat kelakuan Kamu waktu tidur!"

"Suami bangun tu harusnya disiapin kopi sama sarapan, bukan dimarahi kaya gini." Irgi memasang wajah cemberut.

"Kalo Kamu mau aku jadi Istri beneran, Kamu juga harus bersikap seperti suami betulan dong! Sebelum tidur bukan malah telponan sama perempuan lain!"

Irgi terdiam. Memang tidak seharusnya ia berharap pada Humaira untuk bersikap layaknya seorang istri sungguhan. Dia sendiri yang meminta untuk menjalani kepura-puraan ini.

"Perutku sakit, kayaknya karena pake kipas angin sampe pagi." Irgi tiba-tiba memegangi bagian perutnya.

"Ya udah matiin aja kipas anginnya."

Humaira jadi iba melihat suaminya yang tidak terbiasa dengan fasilitas sederhana di rumahnya. Cucu dari Pengusaha sekelas Haji Ahmadi pasti selalu hidup mewah.

"Aku pengen mandi air hangat," lanjut Irgi sambil melirik istrinya.

Dia sudah mengecek, tidak ada water heater di dalam kamar mandi.

Humaira semakin sadar, Irgi pasti terbiasa dilayani di rumahnya. Terlepas dari semua itu, sejak kemarin ia telah sah menjadi istrinya. Artinya secara hukum agama, dia harus patuh pada suaminya.

"Oke, aku mau masak air dulu. Kamu tolong bereskan tempat tidurnya!"

"Iya, iya.."

...***...

Humaira berpapasan dengan ibunya di dapur.

"Suamimu udah bangun, Maira?" tanya Ibu Zaenab sambil menuangkan air panas untuk membuat teh.

Ia tersenyum lalu mengamati putrinya, apakah malam pertamanya berjalan dengan lancar atau tidak! Namun ia bingung karena Humaira tetap memakai jilbab di dalam rumah.

"Udah Bu. Aku mau masak air buat dia mandi." jawab Humaira.

"Ibu tadi beli lontong sayur. Masih ada dua bungkus lagi buat Kamu dan Irgi di meja. Bentar lagi ibu berangkat kerja ya. Maaf gak bisa bantu Kamu pindahan, Maira."

"Iya, gak papa, Bu. Kata Irgi, pembantu di rumah mama juga bantuin beresin barang-barangnya."

"Syukurlah kalo gitu. Mulai sekarang Kamu harus berbakti sama suamimu. Layani dia dengan baik, temani dia juga dalam segala kondisi."

"Iya, Bu." Humaira menunduk.

Ia tidak yakin dengan jawabannya sendiri. Semua yang dikatakan ibunya adalah kewajiban seorang istri. Tapi apakah dia harus melakukannya jika sang suami tidak benar-benar menganggapnya seorang istri!

"Katanya, rumah tangga itu ibadah terpanjang. Belajarnya seumur hidup. Ujiannya gak pernah tentu jadwalnya, tapi balasannya adalah surga."

Ibu Zaenab menatap Humaira lekat.

"Ibu sudah menjalaninya dengan almarhum Bapak. Memang tidak mudah, tapi niat kami menjalaninya untuk ibadah pada Allah. Sekarang giliran Kamu, Maira."

"Kalau dia gak cinta sama aku, gimana Bu? Kita kan dijodohkan." Mata Humaira berkaca-kaca.

Entah mengapa, dia tidak bisa menyembunyikan kesedihannya. Mengingat perkataan Irgi tentang perempuan lain yang dicintainya, membuat hatinya teramat perih.

"Cinta atau tidak, berbakti saja karena itu adalah kewajiban seorang istri. Ibu yakin kalau Kamu tulus, cinta akan menemukan jalannya sendiri."

...***...

Selesai mandi, Irgi langsung berganti pakaian lalu mencari Humaira di dapur. Perutnya sudah sangat lapar.

"Apa menu sarapanku pagi ini?" Tiba-tiba Irgi berdiri di belakang Humaira yang sedang menghangatkan makanan.

"Aduh, Kamu ngagetin aja!" Humaira terkejut melihat suaminya muncul dari balik punggungnya.

Dia masih belum terbiasa dengan sosok Irgi yang mungkin akan sering berada di jangkauan pandangnya.

"Aku lapar."

"Iya, tunggu di meja makan aja. Aku lagi angetin lontong sayur. Ibuku tadi pagi-pagi beliin sebelum berangkat kerja."

"Mama kerja dimana?"

"Aku manggilnya, Ibu."

"Iya, maksudku Ibu. Dia kerja dimana?"

"Rumah makan Padang."

"Kalo Adam kemana? Gak keliatan dari tadi."

"Dia udah berangkat ke sekolah dari jam enam tadi."

"Ooo..."

Irgi berjalan ke arah meja makan yang tidak jauh dari dapur.

"Tunggu bentar, coba berbalik!" panggil istrinya.

"Kenapa?" Irgi berbalik menghadap Humaira yang telah mematikan kompor.

"Kamu yakin mau pake baju kayak itu?"

Humaira memperhatikan baju yang sedang dipakai Irgi.

"Memangnya kenapa? Ini baju favoritku." Irgi menunjuk kemeja kotak-kotak yang ia kenakan.

"Bajunya gak masalah, tapi itu kusut banget kayak lap."

"Ya, ini dari koper. Mau gimana lagi?"

"Buka! Biar aku setrika dulu."

Irgi terdiam sesaat tapi kemudian ia membuka kemejanya lalu memberikan pada istrinya. Kini ia hanya memakai kaos polos sambil menatap gadis itu heran.

"Kamu makan lah! Aku setrika baju ini dulu."

Humaira meletakkan semangkuk lontong sayur di atas meja. Dia juga menyodorkan sebungkus kerupuk sebagai pelengkap.

"Minumnya, itu ada teh di teko. Kalau mau yang dingin ambil aja di kulkas!" Tangannya menunjuk lemari es yang ada di sudut ruangan.

"Emang Kamu gak sarapan?" Irgi memperhatikan istrinya yang nampak sibuk bolak-balik.

"Aku udah duluan tadi."

Humaira lalu bergegas ke ruang tengah tempat ia biasa menyetrika.

Awalnya, dia ingin bersikap masa bodo dan tidak mau peduli pada Irgi, mengingat pernikahan ini hanya pura-pura tapi ia sadar kalau secara hukum agama, ikatan itu nyata dan sah. Ia masih takut akan dosa bila tak mencoba berbakti pada suaminya.

Sebagai anak sulung, Humaira juga sudah terbiasa membantu ibunya mengerjakan pekerjaan rumah. Dia pula yang selalu memperhatikan secara detail semua keperluan adiknya selama ibu bekerja.

Sehingga tak heran, bila Humaira begitu peka pada keperluan Irgi yang kini juga telah menjadi tanggung jawabnya.

Sambil menyetrika, Humaira terus mengingat perkataan ibunya supaya sungguh-sungguh berbakti pada suami, apa pun yang terjadi. Sama seperti yang Ibunya lakukan pada almarhum bapaknya semasa hidup.

Entahlah, dia bingung dengan pikirannya. Sendiri.

...----------------...

Novel Rekomendasi Menarik

Judul: Jadi Kesayangan Suami Konglomerat

Nama Penulis: Sylvia Rosyta

Terpopuler

Comments

CumaHalu

CumaHalu

mending cuma ditepuk, kalau aku udah ku tendang kau😤

2025-08-01

1

neng ade

neng ade

semoga aja sikap Irgi akan berubah seiring berjalannya waktu..

2025-09-25

1

☠ᵏᵋᶜᶟˢ⍣⃟ₛ𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ

☠ᵏᵋᶜᶟˢ⍣⃟ₛ𝔸𝕥𝕙𝕖𝕟𝕒 ⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘ

kk typo n nya double, krn arti bs beda kk, 🙏

2025-07-24

1

lihat semua
Episodes
1 Tiba-tiba Calon Suami
2 Bukan Wedding Dream
3 Pagi Pertama
4 Nasehat Mama
5 Rumah Baru
6 Crush
7 Mengenali
8 List Belanja
9 Shopping Date
10 Sang Pemuja
11 Sisi Lain
12 Manyambut Mama
13 Mertua dan Menantu
14 Dialog Pagi
15 Alat Pengaman.
16 Permintaan dan Kompensasi
17 Cinta atau Nafsu
18 Jarak
19 Tetangga
20 Ide Konten
21 Ibu Sakit
22 Pesan-pesan
23 Pillow Talk
24 Menemui Bapak
25 Kopi KW
26 Gitar dan PR
27 Kisah Masa Lalu
28 Bianglala
29 Emosi dan Kembang Api
30 Hati yang Ragu
31 Dia Suamiku
32 Dapur, Sumur, Kasur
33 Cinta yang Halal
34 Isi Hati Seorang Istri
35 Pilihan Hati
36 Sebuah Rencana
37 Pesta dan Janji
38 Penyesalan
39 Lupakan Semuanya!
40 Tipu Muslihat
41 Istri Sah dan Pelakor
42 Menemui Perempuan itu
43 Titik Terang
44 Rinai Hujan
45 Say, I Love You
46 Semalam Bersama
47 Nyeri Haid
48 Gosip
49 Hadapi Saja
50 Disidang Papa
51 Mengulang Janji
52 Penyesalan Berulang
53 Menahan Rindu
54 Talak??
55 Klarifikasi??
56 Popularitas
57 Bucin
58 Firman dan Masa Lalunya
59 Pertemuan Keluarga
60 Sakinah Bersamamu
61 Terima Kasih, Sayang
62 Pagi yang Berbeda
63 Fitting Busana
64 Namira Ahmadi
65 Cemburu??
66 Raja dan Ratu Sehari
67 Awal Cerita Baru
68 Sarapan Bersama
69 Hari Pertama di Kantor
70 Rival??
71 Bu Angela
72 Jangan Terlalu Polos!
73 Aku Minta Maaf
74 Kerja Bakti
75 Week End Bersama
76 Hobi Lama
77 The New Irgi
78 Ibu Hamil
79 Di Swalayan
80 Suami Siaga
81 Motivasi
Episodes

Updated 81 Episodes

1
Tiba-tiba Calon Suami
2
Bukan Wedding Dream
3
Pagi Pertama
4
Nasehat Mama
5
Rumah Baru
6
Crush
7
Mengenali
8
List Belanja
9
Shopping Date
10
Sang Pemuja
11
Sisi Lain
12
Manyambut Mama
13
Mertua dan Menantu
14
Dialog Pagi
15
Alat Pengaman.
16
Permintaan dan Kompensasi
17
Cinta atau Nafsu
18
Jarak
19
Tetangga
20
Ide Konten
21
Ibu Sakit
22
Pesan-pesan
23
Pillow Talk
24
Menemui Bapak
25
Kopi KW
26
Gitar dan PR
27
Kisah Masa Lalu
28
Bianglala
29
Emosi dan Kembang Api
30
Hati yang Ragu
31
Dia Suamiku
32
Dapur, Sumur, Kasur
33
Cinta yang Halal
34
Isi Hati Seorang Istri
35
Pilihan Hati
36
Sebuah Rencana
37
Pesta dan Janji
38
Penyesalan
39
Lupakan Semuanya!
40
Tipu Muslihat
41
Istri Sah dan Pelakor
42
Menemui Perempuan itu
43
Titik Terang
44
Rinai Hujan
45
Say, I Love You
46
Semalam Bersama
47
Nyeri Haid
48
Gosip
49
Hadapi Saja
50
Disidang Papa
51
Mengulang Janji
52
Penyesalan Berulang
53
Menahan Rindu
54
Talak??
55
Klarifikasi??
56
Popularitas
57
Bucin
58
Firman dan Masa Lalunya
59
Pertemuan Keluarga
60
Sakinah Bersamamu
61
Terima Kasih, Sayang
62
Pagi yang Berbeda
63
Fitting Busana
64
Namira Ahmadi
65
Cemburu??
66
Raja dan Ratu Sehari
67
Awal Cerita Baru
68
Sarapan Bersama
69
Hari Pertama di Kantor
70
Rival??
71
Bu Angela
72
Jangan Terlalu Polos!
73
Aku Minta Maaf
74
Kerja Bakti
75
Week End Bersama
76
Hobi Lama
77
The New Irgi
78
Ibu Hamil
79
Di Swalayan
80
Suami Siaga
81
Motivasi

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!