Bab 3. SCHOOL

Setelah kegaduhan yang terjadi, Raisa membuka pintu kamarnya dengan wajah letih, matanya sayu, menutup pintu sambil mengambil napas panjang. Melihat ke arah tempat tidur, meloncat hingga tengkurap tanpa melepas sepatunya. Raisa menutup telinganya dengan bantal karena kebisingan terdengar menggema di sudut ruang tamu.

" Bob, Han Seo-jun udah baikan belum sama suho?"

" Udah kayaknya, mereka udah tinggal bareng tuh,"

" Tapi kalo soal Lim Ju- kyung, bakal ada perang dunia lagi deh yah,"

" Kasian mereka,"

"Aaa...," teriak Bobby sambil mengusap air mata yang berlinang di pipinya.

" Kasian rahasia ju- kyung jadi kebongkar,"

Raisa tidak bisa menahan kebisingan itu, mengambil handphone di saku jaketnya, mencari earphone di laci meja belajar, dan mendengarkan lagu dengan volume 70 %, memejamkan mata dan mulai tertidur.

Di tengah malam tepat jam 12 dia terbangun, telinganya terasa panas karena lupa mematikan ponselnya dan melihat daya ponsel yang telah mencapai 1%. Dengan mata yang masih semi terpejam, tangannya meraba dinding diatas meja mengambil pengisi daya yang menggantung di sebuah paku. Tiba-tiba badannya merinding, bulu kuduk berdiri terdengar samar isak tangis di ruang tamu. Dalam pikirannya, antara hantu atau ayahnya yang sedang menangis di tengah malam.

" Siapa itu?" teriaknya.

" Apa ayah lupa minum obat lagi," jawabnya sambil menahan kantuk.

Raisa berjalan keluar kamar, langkahnya perlahan dan sempoyongan menuju sumber suara, pandangannya gelap karena semua lampu sudah tidak menyala, namun terlihat sebuah cahaya di sudut ruang tamu dengan seseorang yang sedang berbaring di sofa sambil menangis.

" Ayah, kenapa belum tidur ini udah malem!"

Raisa mengelus kepala dengan lembut, matanya masih terpejam. Tangan Raisa digenggam olehnya, menempelnya di pipi, terdengar isak tangis yang mulai ia sadari suara itu bukan ayahnya. Raisa membuka matanya dan mendorongnya hingga terjatuh ke lantai.

" Bobby..."

" Kenapa loe disini? Loe nggak pulang? Ayah mana?"

" Ayah udah tidur dari tadi, aku takut pulang sendiri jadi aku nginep disini,"

Bobby terbangun merintih kesakitan, mengambil keripik yang berjatuhan di lantai dan melanjutkan tontonannya. Namun karena besok harus sekolah, Raisa mengambil laptopnya dengan paksa. Berlari dan mengunci pintu kamarnya. Bobby tidak bisa melawan, wajahnya kesal dan mulai berbaring di sofa menyingkirkan tumpukan bungkus keripik yang berserakan.

" Tidur sana! besok sekolah,"

" Iyaaa..." jawabnya kesal.

Hari mulai menampakan cahayanya, kegaduhan mulai terdengar, suara ayam berkokok seperti tidak ada harga dirinya. Raisa belum terbangun, sementara kebisingan terdengar di ruang dapur. Ayahnya telah menyiapkan dua porsi sarapan andalannya, nasi goreng dan telor ceplok. Namun penampakannya sangat berbeda dari abang-abang penjual di gang sebelah. Warnanya hitam kering kerontang, Bobby menelan ludahnya menatap sepiring nasi.

" Bob, ayo makan! Nanti keburu dingin, nggak enak,"

" Nanti aja yah, nunggu Raisa," ujarnya.

" Oh iya, Raisa belum bangun, kamu duluan aja jangan sungkan ya,"

Ayah Raisa pergi menuju kamar dengan tergesa-gesa sambil menepuk pundak Bobby. Bobby penasaran dengan rasanya, walaupun dia tahu itu tidak enak tapi hanya untuk menghargai kerja keras ayah Raisa. Sesuap nasi bersarang di mulutnya, satu detik kemudian semburan butir nasi berserakan di mana-mana. Wajahnya berkerut keasinan, lidahnya menjulur keluar, mengambil segelas air dan hampir setengah teko ia habiskan.

Hanya ada dua pilihan, memakan nasi goreng yang penuh tantangan atau masak mie instan. Jelas ia memilih pilihan yang kedua, membuka laci dapur dengan dipenuhi tumpukan bungkus mie yang berjejer rapi.

Ayah Raisa kembali dengan wajah letih mengeluh dengan tingkah putri semata wayangnya, menengok ke arah panci yang mengepul di penuhi mie yang mendidih.

" Kamu masak apa Bob? Kenapa nggak makan sarapannya? Ayah kan udah cape-cape masak buat kamu,"

" Aku makan kok sesuap, lumayan."

" Ini untuk cemilan yah, kan nggak pake nasi,"

" Terserah kamu ajalah,"

" Raisaaa..."

" Cepet mandinya nanti kesiangan..."

Sautan terdengar dari kejauhan. Raisa terburu-buru keluar dengan pakaian yang masih berantakan dan sisir menggantung di rambutnya yang masih basah. Duduk di kursi meja makan berbentuk bundar memandang sahabatnya yang sedang sibuk menyajikan makanan.

" Wah, ini dia masakan ala chef Bobby. Mie soto dengan telor ceplok setengah matang, ditaburi kriuk kriuk dan irisan cabe merah di atasnya,"

" Sa, mau nyoba?"

" Tapi, nggak usah deh. Aku cuma buat satu porsi, kan ada nasi goreng," ledeknya.

" Ayo Sa, sarapan dulu. Kamu kan ada ujian hari ini,"

" Aku puasa aja yah, nanti buka di sekolah. Biar nilainya bagus,"

Mendengar alasan Raisa yg tidak masuk akal, membuat Bobby tersedak karena tak mampu menahan tawa. Melihat itu, Raisa segera menarik lengan sahabatnya yang masih terbatuk-batuk segera berangkat ke sekolah. Seporsi mie instan yg baru di makan sesuap, harus ia tinggalkan demi menyelamatkan sahabatnya dari sepiring nasi goreng.

SEKOLAH

Sebuah vespa biru berhenti di parkiran di bawah pohon besar. Mereka berlari sebelum bel mulai berbunyi. Suara bising gesekan pintu gerbang yang di dorong seorang berseragam satpam semenit setelah mereka masuk.

Bel berbunyi dan kelas pun dimulai. Semua murid terduduk rapi memandang selembar kertas ujian. Namun baru beberapa menit berlangsung, posisi mereka mulai berubah, kegelisahan terpampang di wajahnya, bisikan terdengar di setiap sudut kursi. Berbeda dengan Bobby yang mengerjakan setiap soal dengan tenang, wajar dia murid yang berprestasi di sekolah. Raisa fokus mengerjakan setengah soal, namun suara keroncongan mengganggu konsentrasi, ia menundukkan kepalanya di atas meja dan mengangkat satu tangannya. Semua mata tertuju padanya, mereka berpikir ia sudah selesai.

" Bu, saya sudah selesai,"

" Tapi, kamu baru mengerjakan setengahnya Raisa! Kamu mau kemana?"

Raisa beranjak dari kursi dan berlari keluar menuju kantin. Tanpa menjawab pertanyaan gurunya. Bobby hanya tersenyum melihat tingkah sahabatnya, seolah itu hal yang lumrah terjadi.

Di tengah perjalanan menuju kantin, terlihat 3 siswi yang terduduk mengangkat secarik kertas bertulisan ' Saya minta maaf, saya tidak akan mengulanginya lagi'

Raisa hanya menoleh sambil tertawa cekikikan. Namun wajah 3 siswi berubah memerah melihatnya, seperti menyimpan sebuah dendam padanya.

KANTIN SEKOLAH

Raisa segera memesan makanan kesukaannya untuk mengobati rasa lapar yang mulai menggerogoti perutnya. Semangkok soto dan segelas es teh manis, raib seketika. Bel pun berbunyi tanda untuk istirahat. Segerombolan murid mulai berdatangan memenuhi kantin, yang semula sepi dan tenang berubah jadi lautan manusia berseragam putih abu dengan kebisingan menggema di segala sudut. Bobby datang terlambat menemui Raisa, entah apa yang sedang terjadi padanya.

Di koridor sekolah yang ramai saat jam istirahat, terlihat Bobby sedang membawa setumpuk buku dan lembar ujian, pergi menuju ruang guru. Namun 3 siswi menghadangnya sebelum sampai di ruang guru. Wajah Bobby tertunduk cemas dan gelisah ketakutan.

" eh ada si culun, mau kemana?"

" Sini dulu dong, kita ada urusan nih,"

" T..tapi..."

" Udah ayo, dasar lelet,"

" Sa..kamu dimana sih, cepet tolong aku," benaknya dalam hati.

Bobby tidak bisa melawan mereka, para siswi itu menarik kerah bajunya menuju sebuah ruangan yang kosong karena saat itu masih jam istirahat, tidak ada yang bisa menolongnya kecuali sahabatnya Raisa.

Semua murid yang melihat tidak bisa berbuat apa-apa karena takut jadi sasaran berikutnya, mereka hanya mengintip dibalik kaca jendela kelas sambil berbisik pelan.

" Loe bakal kena akibatnya karena berani bantah gue,"

" M..maaf semalam aku ketiduran, j..jadi lupa..,"

BERSAMBUNG....

Akankah Raisa datang tepat waktu menolong sahabatnya?

Apa yang akan terjadi pada Bobby?

Kawal terus kelanjutan ceritanya ya

Bantu like dan komen ceritanya agar saya bisa terus belajar dan berkembang.

Terimakasih.

Terpopuler

Comments

Sarifah Aini

Sarifah Aini

Makin tegang ceritanya, suasana misteriusnya dapet banget kayak ikutan ngintip bareng mereka!

2025-08-04

1

Azurre

Azurre

wah kenapa ga seteko d habis kan bob raisa aja waktu itu seteko/Facepalm/
beser beser/Facepalm/

2025-08-01

1

Muffin🧚🏻‍♀️

Muffin🧚🏻‍♀️

Wah kasian banget ayah nya masak nggak ada yg makan huhu

2025-08-04

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!