Ruang Observasi Remaja Lantai 1
📅 Sore Hari
🕓 16.10 WIB
Rania Amara Prasetya
Kak Fira, saya sudah sampai di ruang observasi.
Pasien remajanya sudah datang?
Fira Lestari
Iya. Aldi udah di ruang baca pojok.
Tapi...
jangan kaget ya. Dia nggak akan menyambut kamu ramah-ramah.
Rania Amara Prasetya
Saya ngerti, Kak.
Saya coba pelan-pelan ya 🙏
Ruangan itu sunyi. Hanya suara hujan tipis di luar dan detik jam dinding yang terdengar.
Di pojok ruangan, seorang anak laki-laki duduk bersila di lantai, membelakangi pintu.
Kemeja lusuh, rambut awut-awutan, dan buku cerita anak-anak terbuka di pangkuannya. Tapi dia tak membacanya.
Rania Amara Prasetya
Halo, Aldi.
Namaku Kak Rania.
Aku di sini buat ngobrol, kalau kamu berkenan.
Aldi
Aku nggak suka ngobrol.
Apalagi sama orang baru.
Rania Amara Prasetya
Gak apa-apa.
Aku juga bukan orang yang terlalu suka ngobrol kok 😅
Tapi kadang... diam bareng itu juga bentuk ngobrol, ya kan?
Aldi
…
Kakak juga bakal pergi kayak yang lain?
Rania Amara Prasetya
Kalau kamu usir, mungkin.
Tapi kalau kamu izinkan aku duduk di sini sebentar…
aku gak akan ke mana-mana.
Aldi menoleh sedikit. Wajahnya tirus, matanya kosong, tapi ada luka yang jelas terpahat di sana.
Ia tidak berkata apa-apa. Tapi dia tidak menyuruh Rania pergi. Itu sudah cukup.
Aldi
Kenapa sih semua orang pengen dengerin aku?
Padahal gak ada yang ngerti.
Rania Amara Prasetya
Mungkin karena kamu terlalu berharga untuk didiamkan.
Dan bukan berarti semua orang ngerti…
tapi sebagian orang… rela duduk lama-lama untuk coba ngerti.
Aldi
Kakak kayak Rayhan.
Rania Amara Prasetya
Oh ya?
Apa Rayhan sering duduk bareng kamu juga?
Aldi
Dia gak ngomong banyak.
Tapi waktu aku nangis, dia gak nanya apa-apa.
Cuma duduk aja.
Itu bikin aku lega.
Rania tersenyum tipis.
Ada sisi dari Rayhan yang ia belum lihat…
dan sekarang mulai sedikit terlihat dari mata seorang anak bernama Aldi.
Rania Amara Prasetya
Aku bisa duduk di sini juga.
Kita bisa diam bareng, atau kamu bisa cerita soal buku itu.
Aldi
Buku ini tentang anak yang suka hujan.
Karena hujan nutupin suara orang tuanya bertengkar.
Rania tercekat.
Itu bukan cerita biasa.
Itu potongan luka.
Rania Amara Prasetya
Aku juga suka hujan.
Karena kadang... hujan ngerti perasaan yang gak bisa dijelasin.
Aldi
Kak Rania aneh.
Tapi anehnya...
bikin gak sendirian.
Rania, Jurnal Malam
📔 Catatan pribadi
Rania Amara Prasetya
Hari ini aku duduk di samping Aldi.
Kami gak bicara banyak.
Tapi entah kenapa…
itu jadi percakapan paling jujur yang aku alami hari ini.
Dan aku mulai mengerti…
kenapa Rayhan memilih diam daripada banyak bicara.
Mungkin... luka itu bukan untuk dibicarakan.
Tapi untuk dimengerti…
perlahan-lahan.
Comments