Misteri Ikat Rambut Berdarah

Misteri Ikat Rambut Berdarah

Wanita Kusut

“Duh! Hampir Maghrib!” seru Parto seraya melirik jam tangannya setelah turun dari bus antarkota yang ditumpanginya hampir selama delapan jam perjalanan.

Seorang pria paruh baya menghampiri Parto dengan senyum penawaran disertai tatapan harap. “Ojek, Mas! Mau kemana?”

“Nggak Pak, anu … mau nyari angkot atau bus yang ke arah kampung Kalibaru, apa masih ada, ya?”

Si tukang ojek mengernyitkan dahi, lalu mengangkat sebelah alisnya, terheran dengan tujuan Parto. “Kalibaru? Yang di bawah gunung itu? Sampeyan yakin, Mas?” tanyanya kemudian.

“Iya, Pak. Bisa bantu saya nyari jalur bus-nya?”

Masih dengan wajah keheranan tak percaya, si tukang ojek mengangguk-angguk pelan, “Bisa sih. Ayo ikuti saya!” ucapnya terdengar ragu. Ia kembali mengamati Parto dari ujung kepala hingga ke ujung kaki, kemudian beralih menatap ransel yang ditenteng Parto.

“Mudik toh, Mas? Orang tuamu tinggal di kampung itu?” tanya-nya lagi seakan masih tak percaya dengan tujuan Parto.

Sedangkan Parto gantian yang terheran dengan sikap si tukang ojek yang rasanya begitu ingin tahu banyak. “Nggak, Pak. Cuma mau ke tempat teman aja,” sahut Parto mulai merasa tak nyaman.

“Nah itu bus-nya pas dateng, Mas!” seru si tukang ojek sambil menunjuk pada sebuah bus tua berwarna biru yang baru saja terlihat memasuki areal terminal.

Si tukang ojek menepuk punggung Parto, “Ati-ati ya, Mas.”

Satu pesan yang membuat Parto melongo. Pasalnya setelah mengatakan hal itu, si tukang ojek langsung berlari kecil meninggalkan Parto tanpa memberinya kesempatan untuk sekedar berucap terimakasih.

Kesan pertama yang cukup membuat Parto berpikir. ‘Kenapa nada bicaranya seperti orang khawatir, apa ada yang salah dengan kampung itu?’ pikirnya sambil menapakkan kaki menaiki dua tangga kecil untuk masuk ke dalam bus itu.

Parto sembarang duduk pada sebuah kursi tunggal penumpang yang kosong, tepat di samping jendela.

Sunyi, dingin, bau kampas kotor, bau bensin, dan reyot.

Kesan tak menyenangkan selanjutnya dari bus yang sebagian besar catnya telah terbuka, digantikan pemandangan body bus yang berkarat.

‘Bus ini sudah nggak layak jalan, kenapa nggak diperbaiki dulu sih?’ batinnya lalu melirik ke beberapa penumpang yang sibuk dengan ponsel masing-masing, seakan sudah terbiasa dengan kondisi bus yang mereka tumpangi.

Sayup-sayup terdengar seruan adzan dari masjid, yang menandakan waktu sudah beralih menuju ke malam hari. Situasi terasa damai sejenak, hingga tepat saat suara adzan terhenti, seorang wanita masuk ke dalam bus.

Wanita itu tampak kusut, dengan atasan kaos berwarna biru tua, dan bawahan rok merah panjang hampir menutupi seluruh kakinya.

Wanita itu berdiri tepat di sisi Parto, membelakangi dirinya, karena tak lagi kebagian kursi penumpang.

Plok!

Dari sudut matanya, Parto melihat sesuatu jatuh dari tubuh wanita itu.

Kesan tak menyenangkan dari penampilan si wanita, membuat Parto hanya mampu melirik perlahan, mencari tahu benda apa yang jatuh.

‘Eh? Kayak ikat rambut ya? ’ batinnya lalu beralih menatap si perempuan.

Melihat rambut si wanita tergerai, membuat Parto berpikir bahwa itu pasti milik si wanita. Lalu tangan kirinya meraih benda yang tergeletak di lantai bus itu perlahan.

“Mbak … ikat rambutnya jatuh!” ujar Parto seraya mengacungkan tangannya yang memegang ikat rambut berwarna peach itu.

Entah karena rusak atau lupa, sang sopir belum menyalakan lampu sehingga hanya pantulan cahaya dari toko-toko yang berjajar di pinggir terminal itu yang menjadi sumber pencahayaan di dalam bus.

Dari remang-remang lampu itulah, Parto menangkap senyum tipis dari wanita pemilik ikat rambut.

‘Kenapa senyumnya agak mengerikan begitu ya? Apa cuma perasaanku saja?’ pikir Parto seraya mengangguk menyunggingkan senyum kikuk.

Parto buru-buru memalingkan wajah serta menarik kembali tangannya setelah si wanita itu mengambil pita dari tangannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

“Anu ….” Parto mencondongkan sedikit tubuhnya ke arah wanita itu lagi, “Kalau tujuan mbak-nya jauh, silakan mbak-nya duduk!” Dengan sopan, Parto menawarkan tempat duduknya untuk si wanita.

“Nggak usah, Mas. Tujuan saya deket kok!” sahut si wanita tanpa menoleh dengan suara yang lirih, bahkan hampir tak terdengar.

Wanita itu bergeming. Dalam pandangan Parto, wanita itu mengenakan baju yang basah hingga beberapa tetes airnya membasahi lantai bus.

‘Merinding!’

Tiba-tiba Parto merasakan hembusan dingin menerpa kulitnya, membuat bulu kuduknya berdiri. Parto bergidik berusaha mengusir perasaan ngeri.

Brum!

Deru mesin bis terdengar, sang sopir pun mulai melajukan kendaraan tua itu.

Bus tua itu melaju dengan kecepatan sedang. Ketika mulai melewati area pegunungan. Hawa dinginnya malam membuat Parto semakin kedinginan. Ia mendekap ransel yang dipangkunya agar tetap hangat.

‘Ah, namanya juga di pedesaan dekat gunung, hawa dingin seperti ini ya wajar kan, wong udah mau malem,’ batin Parto berusaha mengabaikan perasaan aneh dan tak nyaman.

'Aku benar-benar khawatir bus ini tiba-tiba macet,' imbuhnya, kembali menyandarkan punggung sambil menghela nafas beberapa kali.

Seorang kondektur mendekatinya, “Ongkos!” todongnya seraya mengulurkan telapak tangan yang terbuka.

“Kalibaru, Mas, berapa?” tanya balik Parto seraya merogoh saku celananya.

“Hm? Kalibaru? Dua puluh ribu wae, Mas.”

Tanpa bertanya lagi, Parto menyerahkan selembar uang sesuai yang diminta sang kondektur.

Udara dari luar menerobos bebas masuk ke dalam rongsokan besi tua itu, karena jendela-jendela bus itu telah banyak yang tak bisa ditutupkan dengan baik, membuat hawa dingin semakin terasa menusuk ke dalam tulang.

Parto membenahi duduknya,menyandarkan kepalanya pada sisi body bus, sedikit melamun sambil melihat pemandangan malam yang gelap. Beruntung lampu-lampu perkampungan yang jauh terbatas petakan-petakan sawah itu justru menciptakan kerlap-kerlip cahaya bagai kunang-kunang yang beterbangan di malam hari.

Parto membuka google map, hanya untuk memperkirakan jarak tempuh dan waktu yang akan dihabiskannya di dalam besi tua penuh dengan bau asap dan kampas yang membuatnya mulai merasa pusing dan semakin tak nyaman.

“Ck! Masih setengah jam lagi!” gerutu Parto dalam hati, lalu sebuah pesan masuk.

—”Wes nyampe belum Le?” tanya Bu Sutarmi, ibunda Parto.

—Belum, Bu. Masih naik bis kota seperti yang ibu tunjukkan kemarin.—

Parto masih memandangi layar ponsel, namun sudah beberapa lamanya ia menunggu, tak ada balasan apapun lagi, padahal jika saja sang ibu mau berbalas pesan dengannya, cukup bagi Parto untuk mengusir perasaan aneh yang sejak tadi terus mengganggu.

Pikiran Parto melayang kembali ke rumah, mengingat pesan sang ibu saat ia hendak berangkat.

…………..🫒

“Ibu nggak melarang atau menghalangi semua keinginanmu, Le. Tapi ingat, rejeki, jodoh, maut, itu semua sudah diatur sama Gusti Allah. Semoga Walji ada dirumah, jadi kamu nggak usah lama-lama nginep di sana.” Nasehat Bu Sutarmi seraya membereskan meja setelah mereka berdua selesai sarapan.

“Bersyukurlah Le, Gusti Allah menunjukkan sifat aslinya Risma.” Bu Sutarmi menghela napas sejenak, menghentikan beberapa saat kegiatannya mencuci piring, lalu berbalik mendekati sang putra yang masih duduk di meja makan.

“Bukan maksud Ibu jahat. Tapi, Ibu juga tak menyangka kalau keluarga itu sangat matre. Ikhlasno ya Le!” Bu Sutarmi memeluk punggung sang putra, lalu mengelus kepalanya.

………🫒

Tes

Tes

Tes

Lamunan Parto tersadar saat ia merasakan tetesan hangat di punggung tangannya. Meski dalam gelap, secara reflek Parto menatap ke langit-langit bus tua itu. Namun tentu saja ia tak bisa melihat apapun selain hanya ruang hampa yang sangat gelap dan dingin.

‘Hm?! Apa ini? Kenapa baunya anyir, tetesan apa ini?’ batin Parto. Karena gelap, ia hanya mendekatkan punggung tangannya ke indra penciumannya, untuk memeriksa.

...****************...

Bersambung.

Komentarnya ya gess,, othor baru kerasukan Jumini. Kita lihat nanti akan jadi seperti apa.🙏

Terpopuler

Comments

❤️⃟Wᵃf Yuli a

❤️⃟Wᵃf Yuli a

mampir Thor.... semangat ya.....

2025-06-29

4

❤️⃟Wᵃf Yuli a

❤️⃟Wᵃf Yuli a

ini Lo KK @⍣⃝𝖕𝖎ᵖᵘAndini Andana yang aku bilang tadi. othornya agak lain../Bye-Bye/

2025-07-02

4

💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

💜⃞⃟𝓛 ❤️⃟Wᵃf༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈

hai kk aq mapir di akrya mu ya
masih ngikut alurnya

2025-06-29

4

lihat semua
Episodes
1 Wanita Kusut
2 Alasan
3 Bertemu Keluarga Walji
4 Sekolah Lama Terbengkalai
5 Suara Asing yang Terus Memanggil
6 Tuyul?
7 Keputusan Final Parto.
8 Mimpi di Dalam Mimpi
9 Arwah Jumini
10 Tubuh yang Dipinjam
11 Lasmi
12 Perhiasan Siapa
13 Melarikan Diri
14 Terjebak
15 Serangan Sosok Berwajah Rusak
16 Pria bertopeng
17 Perdebatan di Pemakaman
18 Bertemu Pria Bertopeng
19 Kehilangan Jejak
20 Penyerahan Barang Bukti
21 Dua Tersangka
22 Strategi Menangkap Pelaku
23 Salah Perhitungan
24 Parto Dibakar?
25 Satu Kebenaran Lagi
26 Kekuatan Kemarahan
27 Simbah si Penjaga
28 Kelicikan Ngatnu dkk
29 Bu Gemi
30 Manusia Lebih Menakutkan
31 Pelaku lain?
32 Siapa Pencuri itu?
33 Wanita Pemilik Salon
34 Pria misterius muncul di Ruko
35 Siapa Sasongko?
36 Mingun si Pria Jahat
37 Kenyataan itu Pahit.
38 Sasongko, Ayah Kandung Lasmi
39 Parto diinterogasi
40 Rencana Tersembunyi Mingun.
41 Ngatnu si Licik
42 Siasat Adu Domba Ngatnu
43 Tubuh yang Diperebutkan Dua Arwah
44 Pengejaran Sutopo CS
45 Petunjuk Selanjutnya
46 Lasmi Menyelamatkan Parto Lagi
47 Tertangkapnya Sutopo CS
48 Manusia Berhati Iblis.
49 Malpraktik, Kejahatan Pertama sebagai Pemicu
50 Korban selanjutnya?
51 Dua petunjuk lagi
52 Bu Sumiyem, Mencurigakan
53 Dua Kaki Tangan Terbunuh
54 Dua Arwah Turun Tangan
55 Si Cantik Utari
56 Rencana keji Ngatnu-Sumiyem
57 Sukijo Terperangkap
58 Kemarahan Jumini
59 Jumini Koma
60 Petunjuk dari Sotang
61 Mingun Berhasil Menghentikan Jumini
62 Polisi Mencurigai Parto
63 Ngatnu-Sumiyem menang
64 Jejak Like di Instagram Parto
65 Lasmi Tertangkap Lagi
66 Pertolongan Bidan Tutik
67 Negoisasi Mingun dengan Parto
68 Walji yang Misterius
69 Kesepakatan Mingun-Parto.
70 Jahat atau Baik?
71 Pengakuan yang Menyakitkan
72 Pertarungan Setan
73 Kebenaran, Bisakah Terungkap?
74 Jalan Yang Bercabang
75 Kejahatan Masih Dibiarkan Menang
76 Hal Diluar Nalar
77 Kebenaran harus Diusahakan
78 Yu Gemi Dikucilkan
79 Tipu Muslihat
80 Pertemuan Lasmi-Jumini
81 Pertemuan Jumini-Bu Gemi
82 Ratu Iblis?
83 Siasat Pengikut Iblis
84 Carilah, Maka Kamu Akan Menemukan.
85 Titik Lemah Jumini
86 Jika Kamu Percaya
87 Tak Ada Yang Mustahil
88 Kasus Lama, Mungkinkah Terhubung?
89 Hubungan Yang Kusut
90 Kerajaan Dibalik Cermin
91 Mayat-Mayat di Kebun Belakang Rumah
92 Dendam dan Salah Paham.
93 Manipulasi Setan
94 Dosa yang Menjatuhkan
95 Rahasia Masa Lalu
96 Masa Lalu yang Samar.
97 Mayat yang Dipindahkan?
98 Semua Bekerja Keras
99 Jumini Menuntut Balas
100 Mbah Waluyo Gugur
101 Musnahnya Segel Perlindungan
102 Pertahanan Walji
103 Petunjuk Besar
104 Ngatnu-Sumiyem Tertangkap
105 Pertarungan dengan Dunia Iblis
106 Kakak yang Hilang, Hancurnya Cermin iblis
107 Dendam Bayi Merah
108 Hancurnya dunia Sotang, Muncul kegelapan Baru?
109 Karma Orang Tua, Dibayar Keturunannya?
110 Akhir dari Balas Dendam
111 Happy End
Episodes

Updated 111 Episodes

1
Wanita Kusut
2
Alasan
3
Bertemu Keluarga Walji
4
Sekolah Lama Terbengkalai
5
Suara Asing yang Terus Memanggil
6
Tuyul?
7
Keputusan Final Parto.
8
Mimpi di Dalam Mimpi
9
Arwah Jumini
10
Tubuh yang Dipinjam
11
Lasmi
12
Perhiasan Siapa
13
Melarikan Diri
14
Terjebak
15
Serangan Sosok Berwajah Rusak
16
Pria bertopeng
17
Perdebatan di Pemakaman
18
Bertemu Pria Bertopeng
19
Kehilangan Jejak
20
Penyerahan Barang Bukti
21
Dua Tersangka
22
Strategi Menangkap Pelaku
23
Salah Perhitungan
24
Parto Dibakar?
25
Satu Kebenaran Lagi
26
Kekuatan Kemarahan
27
Simbah si Penjaga
28
Kelicikan Ngatnu dkk
29
Bu Gemi
30
Manusia Lebih Menakutkan
31
Pelaku lain?
32
Siapa Pencuri itu?
33
Wanita Pemilik Salon
34
Pria misterius muncul di Ruko
35
Siapa Sasongko?
36
Mingun si Pria Jahat
37
Kenyataan itu Pahit.
38
Sasongko, Ayah Kandung Lasmi
39
Parto diinterogasi
40
Rencana Tersembunyi Mingun.
41
Ngatnu si Licik
42
Siasat Adu Domba Ngatnu
43
Tubuh yang Diperebutkan Dua Arwah
44
Pengejaran Sutopo CS
45
Petunjuk Selanjutnya
46
Lasmi Menyelamatkan Parto Lagi
47
Tertangkapnya Sutopo CS
48
Manusia Berhati Iblis.
49
Malpraktik, Kejahatan Pertama sebagai Pemicu
50
Korban selanjutnya?
51
Dua petunjuk lagi
52
Bu Sumiyem, Mencurigakan
53
Dua Kaki Tangan Terbunuh
54
Dua Arwah Turun Tangan
55
Si Cantik Utari
56
Rencana keji Ngatnu-Sumiyem
57
Sukijo Terperangkap
58
Kemarahan Jumini
59
Jumini Koma
60
Petunjuk dari Sotang
61
Mingun Berhasil Menghentikan Jumini
62
Polisi Mencurigai Parto
63
Ngatnu-Sumiyem menang
64
Jejak Like di Instagram Parto
65
Lasmi Tertangkap Lagi
66
Pertolongan Bidan Tutik
67
Negoisasi Mingun dengan Parto
68
Walji yang Misterius
69
Kesepakatan Mingun-Parto.
70
Jahat atau Baik?
71
Pengakuan yang Menyakitkan
72
Pertarungan Setan
73
Kebenaran, Bisakah Terungkap?
74
Jalan Yang Bercabang
75
Kejahatan Masih Dibiarkan Menang
76
Hal Diluar Nalar
77
Kebenaran harus Diusahakan
78
Yu Gemi Dikucilkan
79
Tipu Muslihat
80
Pertemuan Lasmi-Jumini
81
Pertemuan Jumini-Bu Gemi
82
Ratu Iblis?
83
Siasat Pengikut Iblis
84
Carilah, Maka Kamu Akan Menemukan.
85
Titik Lemah Jumini
86
Jika Kamu Percaya
87
Tak Ada Yang Mustahil
88
Kasus Lama, Mungkinkah Terhubung?
89
Hubungan Yang Kusut
90
Kerajaan Dibalik Cermin
91
Mayat-Mayat di Kebun Belakang Rumah
92
Dendam dan Salah Paham.
93
Manipulasi Setan
94
Dosa yang Menjatuhkan
95
Rahasia Masa Lalu
96
Masa Lalu yang Samar.
97
Mayat yang Dipindahkan?
98
Semua Bekerja Keras
99
Jumini Menuntut Balas
100
Mbah Waluyo Gugur
101
Musnahnya Segel Perlindungan
102
Pertahanan Walji
103
Petunjuk Besar
104
Ngatnu-Sumiyem Tertangkap
105
Pertarungan dengan Dunia Iblis
106
Kakak yang Hilang, Hancurnya Cermin iblis
107
Dendam Bayi Merah
108
Hancurnya dunia Sotang, Muncul kegelapan Baru?
109
Karma Orang Tua, Dibayar Keturunannya?
110
Akhir dari Balas Dendam
111
Happy End

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!