Pernikahan Rahasia

SAH

SAH

SAH

Resmi sudah Luna Aurora Abraham menjadi seorang istri dari Atlas Greyson. Meskipun rahasia, tapi pernikahan mereka sah di mata hukum dan agama.

Senyum bahagia nampak terlihat jelas dari wajah mempelai pria. Tapi hanya raut datar yang Luna perlihatkan. Gadis cantik itu masih takut menjalani pernikahan tanpa cinta.

Jika sebelum waktu terulang, menikah berdasarkan cinta saja dia tidak bahagia. Apalagi menikah hanya karena perjodohan, tapi Luna akan belajar mencintai dirinya sendiri sebelum mencintai suaminya. Lelaki konyol yang Luna tidak yakin akan bisa membahagiakannya.

"Kita sudah sah menjadi suami istri, sesuai kesepakatan tidak ada pernikahan kontrak." Ucap Atlas tegas.

"Iya iya, kenapa kamu ulang terus kalimat itu. Dasar menyebalkan." Suara Luna terdengar lucu di telinga Atlas si bucin akut.

"Dan, tidak ada alasan untuk menunda malam pertama." Tambah Atlas.

"APA... Tapi aku belum siap Atlas, masih banyak yang harus aku lakukan." Ucap Luna mengiba.

"Aku suamimu, panggil yang sopan."

"Aku harus panggil apa dong, benar nama kamu Atlas bukan?" Luna memutar bola matanya malas.

"Panggil mas, sayang, cintaku, atau suamiku. Yang terpenting sebagai bentuk hormat pada suamimu." Tegas Atlas.

"Cckkk... Yang gila hormat, lagi pula umur kita tidak jauh berbeda. Hanya selisih bulan. Menyebalkan sekali jadi manusia." Omel Luna.

"Atlas benar dek, sekarang dia adalah suami kamu. Tanggung jawab Papa sudah berpindah padanya, kamu wajib menghormati dia." Ucap Ervan.

"Iya... Iya... MAS ATLAS... PUAS?"

"Puas banget, terima kasih istriku."

Luna berlalu pergi meninggalkan suaminya, entah mengapa dada Luna masih sama. Tapi kenangan itu membuat matanya berkaca-kaca, Luna terisak.

"Semua lelaki sama saja. Tapi kali ini, aku tidak akan diam saja. Dan aku tidak mau menjadi istri yang bodoh meskipun pasanganku bukan Bima si ke parat itu." Gumam Luna.

Pernikahan yang hanya dihadiri oleh keluarga inti itu pun berakhir. Papa Wira dan Mama Widya pamit pulang meninggalkan Atlas sendirian.

"Atlas, sekarang untuk sementara waktu tinggal lah di sini. Setelah 3 hari, baru bawa istrimu pindah. Terserah kamu sebagai kepala keluarga mau membawa ke mana istrimu. Asal kamu tidak membuat anak orang hidup sengsara denganmu."

"Baik, Pa. Nanti aku akan tanya Luna lebih nyaman tinggal di mana." Ucap Atlas kemudian.

"Baiklah, sekarang Papa dan Mama pamit pulang. Jaga tingkah laku kamu, sekarang kamu bukan lagi remaja single meskipun umurmu baru 23 tahun tapi kamu sudah menikah. Artinya kamu sudah harus bersikap dewasa. Anggap mertua kamu sebagai orang tua sendiri. Jangan membedakan sikap, ikuti semua nasehatnya, jangan membantah." Pesan Papa Wira.

Inilah yang disuka Papa Bram dari keluarga Atlas. Didikan Papa Wira memang tidak bisa dianggap remeh, meskipun terkesan santai dan terkadang konyol. Tapi orang tua Atlas mengajarkan pendidikan moral yang tinggi, tata krama dan sopan santun. Sehingga meskipun dari kalangan atas, mereka tidak pernah meremehkan dan memandang rendah orang lain.

"Pak Wira tenang saja, saya akan ikut membimbing Atlas untuk menjadi suami yang bertanggung jawab untuk Luna putri tunggal saya."

"Ada saya juga yang akan mengawasi Atlas, Om tenang saja. Saya ijin, jika Atlas menyakiti Luna maka sebagai seorang Kakak saya orang pertama yang akan memberi Atlas perhitungan." Ucap Ervan.

"Sekarang susul istri kamu di kamarnya, kamar dengan pintu berwarna ungu." Ucap Papa Bram lagi.

"Baik, Papa terima kasih karena sudah memberi saya kesempatan membuktikan diri sebagai lelaki yang tulus mencintai Luna. Saya akan buat Luna jatuh hati pada saya."

"Semoga berhasil, kuncinya hanya satu yaitu sabar menghadapinya." Pesan Ervan.

Atlas mengangguk, kemudian melangkah menuju kamar yang ditunjuk milik Luna. Tanpa mengetuk pintu, Atlas masuk dan melihat pemandangan yang tidak seharusnya dia lihat. Tapi tunggu, bukankah mereka sudah suami istri. Jadi tidak berdosa kan menikmati pemandangan tubuh Luna yang sexy.

"APA YANG KAMU LAKUKAN DI KAMARKU. DASAR PRIA SIALAN MESUM!"

Luna berteriak sambil terus memaki Atlas, tapi suaminya itu nampak tak peduli. Bahkan langkah kaki Atlas terus maju semakin mendekati tubuh Luna yang hanya terbungkus handuk kecil. Dua gunung kembar yang besar terlihat mengintip, dan juga yang belum tertutup sempurna. Ya, Luna sedang telan jang saat Atlas masuk kamar tadi.

Karena kaget, Luna menyambar handuk di lantai dan memakainya sembarangan. Alhasil seperti yang Atlas lihat, banyak sesuatu yang terlihat mengintip di balik handuk berwarna ungu.

"Kamu sexy Luna, apa boleh aku meminta hak ku sekarang. Kamu harus bertanggung jawab sudah membangunkan singa yang sedang tidur." Atlas berbisik di telinga Luna.

Membuat seluruh bulu kuduk Luna meremang. Dan ada hasrat yang tiba-tiba naik ke permukaan.

Luna teringat, sebelum waktu terulang saat dia menjalankan kewajibannya sebagai istri Bima. Luna tidak pernah merasakan desiran aneh saat melakukannya. Luna tidak pernah menikmati permainan bahkan Luna tidak pernah mendapatkan kepuasan sampai dirinya dinyatakan hamil.

Dan sejak saat itu, Luna sudah tidak pernah disentuh oleh suaminya. Tapi itu sebelum waktu terulang. Sekarang kisahnya berbeda, Luna berhasil mengubah sedikit alur takdir. Suaminya bukan lagi Bima Pratama pria miskin yang banyak gaya. Melainkan Atlas Greyson seorang konglomerat.

Melihat istrinya terpaku diam, Atlas semakin melancarkan aksinya. Atlas mulai...

Tok

Tok

Tok

"Luna, Atlas ayo keluar untuk makan siang dulu. Setelah itu kita akan pergi ke makam Mama." Suara Teriak Ervan menyelamatkan Luna dari singa mengamuk yang ingin memakannya.

"Huff... Kamu boleh selamat siang ini Luna, tapi aku tidak akan membiarkanmu lari malam ini." Ucap Atlas menatap Luna kesal.

Makan siang yang diam, karena kejadian tadi membuat Luna canggung dengan Atlas. Tapi pria itu justru berfikir lain tentang Luna. Dulu saat masih kuliah, Atlas pernah mendengar cerita tentang Luna dari sahabatnya. Tapi Atlas yang tidak percaya mengabaikan begitu saja. Tapi melihat penolakan Luna terhadapnya, Atlas mulai berfikir lain lagi.

"Papa, mulai besok aku akan keluar dari rumah ini lagi. Sesuai apa yang pernah aku ceritakan tentang rencana sebelumnya pernikahan. Aku akan tinggal di rumah kontrakan kecil masih di lingkungan yang sama dengan rumah Bima." Ucap Luna tidak ingin dibantah.

"Tergantung suami kamu mengijinkanmu atau tidak? Jangan minta ijin Papa."

"Terserah sih, dia mau ijinkan atau tidak intinya aku tetap akan menjalankan semua rencana yang sudah aku susun. Aku akan sangat berterima kasih jika dia mau membantuku." Ucap Luna tanpa mau menyebut nama sang suami.

"Kamu ini kenapa dengan Atlas seperti punya dendam?" Tanya Ervan merasa aneh dengan sikap adiknya.

"Aku tidak menaruh dendam, hanya hilang respect pada laki-laki yang mengatakan cinta pada satu perempuan tapi di belakangnya bercumbu mesra dengan perempuan lain. Plin plan dan bukan pria setia." Jawaban ambigu dari Luna membuat Atlas mengernyitkan kening tanda bingung.

"Kamu menuduhku seperti itu Luna?" Tanya Atlas menatap sengit istrinya.

"Tidak ada yang menuduh, tapi kalau kamu merasa begitu ya baguslah. Aku tidak usah capek bercerita. Ayo Papa, Kakak aku sudah selesai, katanya tadi mau ke makan mama?" Tanya Luna.

"Iya, kita berangkat sekarang saja takut hujan. Di luar langit sudah mulai mendung." Ucap Ervan.

"Kamu ikut atau tidak Atlas?"

Terpopuler

Comments

partini

partini

Weh Weh

2025-06-26

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!