Episode 3: Kakek Tua Penjaga Sungai

Suara Tua (Entah gaib atau... Tidak ada yang tahu)
Kakek Man
Kakek Man
Langkah asing... jangan teruskan
Jakek
Jakek
WAHH! Siapa itu??!
???
???
(diam. Matanya tajam. Ia tetap keadaan waspada.) Penjaga sungai...
Jakek
Jakek
Hah? Penjaga sungai?
Jakek
Jakek
Kau tahu?
???
???
Dia adalah Kakek Man. Aku pernah datang kemari bersama rombongan... Namun, Kakek tua itu yang menghalangi kami
Suara Tua (masih tak ada siapapun. Hanya suara tanpa wujud)
Kakek Man
Kakek Man
Tempat ini bukan milik kalian.
Suara berat dan tua itu tegas.
Kakek Man
Kakek Man
Batu-batu di bawah air menyimpan ingatan lama. Sekali dilanggar... tak bisa pulang.
Jakek mendekat sedikit ke perempuan di samping.
Jakek
Jakek
(berbisik) Kita digertak? Atau... itu beneran?
???
???
(suara pelan) Dia tidak menggertak. Dia memperingatkan.
???
???
Tetap waspada
Kakek Man
Kakek Man
(suara tanpa wujud) Tinggalkan sungai ini. Atau bersiap kehilangan arah.
Kemudian, gemuruh air semakin keras. Batu tempat mereka berdiri bergetar sedikit—tidak seperti gempa,
Tapi seperti... ada sesuatu dari bawah.
Jakek mulai gelisah.
Jakek
Jakek
Hei Kau perempuan, eh, Mbak, atau siapapun
Jakek
Jakek
Kalau kamu tahu ini tempat serem... kenapa masih mau kesini?
Perempuan itu diam sejenak. Tatapannya lurus ke tirai air.
???
???
Karena sesuatu di balik sana... adalah bagian dari tugasku. Dan mungkin... juga bagian dari alasanmu jatuh ke sini.
Jakek
Jakek
(menelan ludah) ...Kamu mikir gitu?
???
???
(pelan, tetap tatap air) Tempat ini... tidak suka tamu. Tapi kadang, tempat terlarang menyimpan kebenaran yang disembunyikan
Perempuan itu berbalik sebentar, menatap Jakek.
???
???
Kau bisa tinggal. Tapi aku tidak akan kembali.
Angin dingin berhembus. Kabut tipis menari di sekitar kaki mereka. Dan air... seolah menunggu. Siap memangsa siapapun.
Kabut naik. Air deras menghantam batu-batu runcing.
Perempuan itu berdiri beberapa langkah di depan Jakek. Kemeja putih Jakek mulai basah, rambutnya acak-acakan, matanya masih kagum sekaligus curiga.
Jakek
Jakek
(pelan, napas ngos-ngosan) Kamu... yakin mau lewat situ?
Jakek
Jakek
Airnya kayak mau nelen orang lho...
???
???
(tak menoleh) Kalau kau takut, berhenti di sini saja
Jakek
Jakek
Bukan takut. Tapi ya... takut sih, dikit.
Jakek
Jakek
Sungainya aja kayak ngamuk.
Jakek
Jakek
Tapi ini kayak mimpi! Orang mana yang bisa lewatin air terjun?
Jakek
Jakek
Kayak ada ruangan aja di baliknya. Serem juga tempat ini
Perempuan itu menghiraukan Jakek. Maju satu langkah.
Ia mulai mendekati tirai air terjun. Tapi belum sempat menyentuhnya—
💥 Suara Tua itu lagi (menggelegar, berat, bukan dari satu arah)
Kakek Man
Kakek Man
JANGAN—!
Jakek
Jakek
(terlompat mundur) WAAHHH! Bisa gak sih, biasa aja
Jakek
Jakek
Suka banget ngagetin
Dengan cepat, angin dingin menyambar dari depan. Air menyembur ke kiri-kanan.
Suasana langsung berubah seperti dihantam badai dingin.
Langit menggelap. Perempuan yang bersama Jakek terdorong setengah langkah ke belakang.
Kakek Man
Kakek Man
Tubuhmu bukan bagian dari aliran ini
Kakek Man
Kakek Man
Kakimu tidak punya izin untuk menginjak tanah balik air
Jakek melihat tanah di dekat kaki perempuan itu mulai retak pelan—dari celahnya muncul cahaya biru lembut seperti listrik di air.
Jakek
Jakek
(panik, teriak) Mbak! Eh eh! Woy! Jangan lanjut, itu... tanahnya nyala!!
Perempuan itu masih diam, napas pelan, tapi sekarang berdiri kaku.
Ia memejamkan mata sebentar, lalu pelan bicara...
???
???
Kau ingin melindungi sungai ini, Kakek Tua?
Jakek menelan ludah sendiri. (Aku pingin pulang! Tolong! Beri aku pintu pulangnya😖😭!)
Kakek Man
Kakek Man
Bukan tentang sungai. Tapi tentang seimbang. (suara tua penuh penekanan)
Perempuan itu tatapannya dingin, suaranya tetap datar.
???
???
Aku tak datang untuk menghancurkan Aku mencari jawaban
Kakek Man
Kakek Man
Tapi kau membawa seseorang yang belum cukup kuat untuk mendengar
Jakek
Jakek
Loh? Itu aku ya maksudnya?
Jakek
Jakek
Aku kuat kok... kalau cuma... dikit-dikit ngeri...
Perempuan itu menoleh pelan ke Jakek. Wajahnya tak berubah—dingin. Tapi suaranya sedikit lebih rendah.
???
???
Diam. Kau terlalu keras bicara.
Jakek
Jakek
(tutup mulut, takut tapi juga kesal) Oke oke...
Tiba-tiba angin berhenti. Kabut membeku di tempat.
Lalu terdengar suara tua itu lagi—lebih pelan, tapi menyayat. Dan semakin dekat.
Kakek Man
Kakek Man
Jika kau ingin masuk, maka hadapi aku terlebih dahulu
NovelToon
???
???
(tersenyum samar) Mari buktikan, seberapa kuat seorang Penjaga Sungai
..
╼ Bersambung ╾

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!