Pedang Petir Api Biru (Thunderfire Sword)
Episode 2: Sungai Deras & Perempuan yang Tak Banyak Bicara
- Nama: Jakek
- Umur: 20 tahun
- Pekerjaan: Fresh graduate, sedang mencari kerja
- Sifat: Penasaran, suka mencari tahu
- Fisik: Tinggi, atletis
- Rambut: Rambut hitam, rapi
- Hubungan: Sahabat baik dengan Amrul
- Nama: Amrul
- Umur: 20 tahun
- Pekerjaan: Fresh graduate, sedang mencari kerja
- Sifat: Santai, setia kawan
- Fisik: Tinggi, kulit kuning langsat
- Rambut: Rambut agak gondrong
- Hubungan: Sahabat baik dengan Jakek
🌫️ Kabut. Tanah basah. Suara api kecil. Dia terbangun.
Tapi di depan… ada api kecil. Dan seorang perempuan.
Kemejanya lepek, rambut acak-acakan. Saat mendekat—
🗡️ SEBERCAHAYA PEDANG MUNCUL DI LEHERNYA.
Jakek
AKU GAK BAWA SENJATA—CUMA LAMARAN KERJA, SUMPAH!
Jakek
Jakek…
Aku cuma nyari temenku.
Jakek
Kami jatuh ke dalam sumur…
Jakek
Sadar-sadar malah di sini
???
Kalau kau ingin hidup, ikut aku.
Dan jangan banyak suara
Perempuan itu berdiri. Rambut panjang dikuncir satu.
Pakaian gelap, mata tajam.
Pedangnya panjang. Langkahnya ringan… seperti bayangan.
Jakek
Sumur apaan sih ini…
Jakek
Jatuhnya dua meter, bangunnya dua dunia...
🌫️ Kabut menelan mereka berdua. Dan Jakek sadar… ini bukan lagi Mojokerto.
Kemeja putihnya kering setengah, rambutnya masih acak-acakan.
Jakek
Kita ini sebenernya lagi ke mana?
???
(datar, terus jalan di depan)
Ke utara. Ikuti aliran sungai
Jakek
Tau dari mana arah utara?
Jakek
Kita di tengah hutan,
Jakek
kabut tebel banget. Kompas aja kagak ada.
???
Langkahmu banyak tanya.
Tapi tetap saja kau ikut
Jakek
Ya, daripada nyasar sendiri terus disamperin... hewan-hewan gaib gitu?
Jakek
Mending ikut orang yang bawa pedang 😅
???
(berhenti sebentar, menoleh sekilas)
Aku tidak menjanjikan keselamatanmu
Jakek
Aku juga gak minta.
Aku cuma...
Jakek
lagi nyari temen. Namanya Amrul.
Kami jatuh bareng ke sumur...
Jakek
terus aku bangun di sini sendirian
Mereka mulai mendengar suara deras air di kejauhan.
Tanah mulai licin, batuan mulai muncul di sepanjang jalan.
Jakek
Kita deket air ya?
Kayak suara sungai besar
???
Di baliknya... ada pintu batu. Aku harus melewatinya
Jakek
(mengerutkan kening, tak mengerti.)
Jakek
Jadi... kamu punya misi juga ya?
Bukan cuma muter-muter kayak aku
???
Apa yang kucari bukan urusanmu
Jakek
(mengangguk kecil, bergumam)
Ya udah deh... mending jalan sambil diem.
Daripada ngomong terus ditatap kayak dosa seminggu gak solat
Mereka sampai di sebuah tebing curam.
Air terjun tinggi menjulang, suaranya menggelegar.
Sungai di bawahnya mengalir kuat dan dalam.
Jakek
Tempat ini beneran... megah.
Airnya deras banget, kayak marah
Jakek
(memutar bola mata)
Ya, ya.
Cuma kagum aja...
Perempuan itu menunduk di pinggiran batu. Melihat bayangannya sendiri.
Jakek
[njir... Dingin banget kayak kutub]
Jakek
(melihat dari belakang, heran)
Itu... lambang petir?
Simbol kuno ya?
Perempuan itu masih berlutut, tak menoleh.
Air sungai mengalir deras, seolah siapapun yang menginjakkan kaki di sana akan musnah.
Jakek
[Sumpah... pusing sama dunia]
Jakek
[Aku dimana sebenarnya?]
???
Aku harus lewat tempat ini.
???
Kau boleh ikut... atau tetap di sini
Jakek
Kalau ikut... nyemplung ke sungai itu?
???
Tidak. Ada jalur di balik jatuhan air
Perempuan itu lincah melintasi sungai, batu-batu besar menjadi jalan.
Ia menuju tengah-tengah. Mendekati air terjun yang nampak tinggi.
Jakek pelan-pelan naik ke batu besar.
Ia terus mencoba menaiki batu ke batu yang lain. Mengikuti jalannya perempuan itu.
Sesekali kaki tergelincir, hampir jatuh.
Pada akhirnya, Jakek berhasil berdiri di samping perempuan itu.
Mereka berdiri di depan air terjun megah. Sungai di bawah mengalir deras. Kabut lembap membungkus udara. Suara air seperti gemuruh petir yang ditahan.
???
Cukup untuk tahu bahwa tempat ini tidak suka keraguan
Ada jeda. Ia menatap air deras, lalu menatap perempuan itu.
Jakek
Aku ikut.
Aku gak tahu tempat ini, tapi aku juga gak bisa diam di tengah hutan nunggu Amrul muncul sendiri
???
(singkat, tetap dingin)
Kalau begitu, ikuti langkahku. Jangan melenceng
Jakek
Sumpah... gede banget.
Ini bukan air terjun biasa.
Jakek
Kayak di negeri dongeng...,
???
(berdiri diam, menatap ke arah jatuhan air)
Bukan.
Ini batas.
Perempuan itu tak menjawab langsung, hanya jalan perlahan mendekat ke sisi tebing berbatu.
Jakek ikut melangkah, sepatu sekolahnya—yang dipakai melamar kerja—sudah basah total. Air menyusup ke tumit.
Jakek
Ini... kita mau masuk ke belakang air?
Kayak di film-film ya?
Jakek
(pikirannya sesaat terkoneksi)
Yang bener aja?
Emang bisa tembus hah?
Jakek
Sorry ya, Mbak, aku masih jomblo, masih sayang nyawa!
???
Di baliknya ada jalur batu. Tapi...
Jakek
(mengerutkan kening, menunggu kelanjutan)
???
Aku tidak bisa jamin, disana berbahaya atau sebaliknya
Tiba-tiba udara berubah. Dingin.
Lebih dingin dari kabut sebelumnya.
Suara berat dan tua menggema —entah dari air, tanah, atau langit.
Jakek refleks mundur satu langkah.
Comments
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
jangan lupa mampir ya Thor?
2025-06-27
0
**plyrc.ai(Junho wifey):v**@❤️
singel or taken?
aku maju barisan paling depan:)
2025-06-27
0
Yusuo Yusup
Jalan cerita hebat.
2025-06-26
0