Bayangan Di Balik Pintu Kelas!?
Bab 4
Suasana perpustakaan berubah. Tidak ada yang bicara selama lima menit setelah email itu masuk. Layar laptop cristhin tetap terbuka, menampilkan kalimat misterius yang kini seperti terus menyala di otak mereka.
“Jangan buka pintu itu lagi. Waktu kalian sudah hampir habis.”
Keandra sebastian
"siapa yang mengirim emailnya?? cristhin? kamu tidak tau email nya??" ucapnya sambil mengerutkan kening membaca nama emailnya tapi,,, nama email yang tertera itu adalah deandra, masalah nya deandra menghilang.
cristhin mengetuk-ngetuk meja dengan jarinya sambil mengerutkan keningnya, dia pun mengulurkan tangan ke laptopnya dan memeriksa alamat pengirim, jejak IP,,, ini seperti seseorang dengan sengaja mengirim langsung sistem internal.
Cristhin angelica
aneh kan??
Laura fermonica
“Kita harus tahu lebih banyak soal klub rahasia itu. Kalau ritualnya benar-benar ada, kita harus tahu gimana cara menghentikannya.”
Kimberly velyncia
Kim menggelengkan kepalanya “Atau kita bisa pilih jalan paling waras: berhenti sekarang.”
Laura fermonica
“Berhenti? Setelah kita hampir masuk ke ruang yang nyaris hilang dari sejarah sekolah ini?” suara Laura mulai meninggi.
Kimberly velyncia
“Itu bukan sejarah, laura,” balas Kim. “Itu bahaya. Ini bukan permainan. Satu siswa udah hilang. Kamu masih berpikir ini petualangan remaja?”
Keandra sebastian
Keandra pun ikut bersuara dengan gugup, "Gue setuju sama kim. Gue ngerasa... semenjak kita buka pintu itu, sesuatu berubah. Di rumah gue, TV nyala sendiri tadi malam. Dan gue mimpi buruk. Tentang ruang kelas... yang berdarah.”
Cristhin angelica
"cukup" cristhin memotong percakapan mereka. "lihat ini"
Dia mengeluarkan selembar fotokopi dari saku jaketnya. Gambar simbol yang sama: lingkaran, segitiga, dan huruf D disilang. Tapi kali ini disertai catatan tangan dari artikel lama:
> “Ritus Penebusan — permainan mental untuk membebaskan diri dari rasa takut. Lima peserta. Satu harus ‘dikorbankan’ untuk menyempurnakan lingkaran.”<
Kimberly velyncia
Kim mundur sambil menggelengkan kepalanya “Lima peserta... itu jumlah kita sekarang.”
Cristhin angelica
“Dan yang ‘dikorbankan’ bisa jadi siapa saja,” gumam cristhin.
Gavin adyaka
Gavin yang sejak tadi diam, akhirnya bersuara. “Tunggu. Maksud kalian... kita ini peserta ritual itu sekarang?”
Laura fermonica
Laura mengangguk perlahan. “Bisa jadi, kita gak sengaja mengaktifkannya waktu kita datang ke ruang itu. Dan mungkin... Deandra adalah bagian dari itu. Atau... dia pemicunya.”
Cristhin angelica
Cristhin menatap layar laptopnya lagi. “Atau Deandra adalah peserta keenam—yang seharusnya sudah dikorbankan, tapi gagal. Dan sekarang, dia kembali... untuk menyelesaikan yang tertunda.”
Kimberly velyncia
Kim berdiri dan berlari. “Aku gak mau ikut lagi. Mulai sekarang, aku out. Kalian juga harusnya berhenti sebelum semuanya terlambat.”
Laura mengejarnya keluar, tapi pintu perpustakaan sudah tertutup di belakang kim.
Gavin adyaka
Sementara itu, gavin menatap cristhin dan keandra. “Jadi kita tinggal berempat. Dan... kalau teori kalian benar, salah satu dari kita akan jadi tumbal?”
Hening.
keandra menatap laura dengan tajam.
Keandra sebastian
“Gue cuma pengen tahu satu hal, laura. Lo yakin lo nggak tahu lebih banyak dari kami?”
Laura fermonica
Laura menoleh cepat. “Maksud lo apa?”
Keandra sebastian
“Lo yang ngajak kita ke ruang itu. Lo yang paling tertarik. Dan lo satu-satunya yang pernah ngobrol sama deandra.”
Cristhin angelica
Suasana menegang. cristhin menatap keduanya, lalu berkata datar, “Kalau kita saling curiga sekarang, justru itu yang diinginkan oleh ritual ini.”
Dan di luar jendela perpustakaan, kabut turun perlahan, menelan halaman sekolah.
Sementara di ruang kelas 13A yang terkunci itu, suara ketukan kembali terdengar.
Tapi kali ini, lima kali.
Mereka menatap satu sama lain kali ini lima kali ketukan, bukan tiga kali.
Menurut kalian bagaimana guys?? kalian bisa berteori tentang ini.
Comments