Menunggu Oma Inggrid

“Sssst, cup cup sayang.” Arav kembali merengek, Nesa menggendong Arav lalu mengelus punggungnya. Tak perlu menunggu lama Arav tertidur dengan nyaman di dadanya. Tuh kan, pelet Nesa ini memang kuat, Arav langsung nempel kepadanya.

Nesa mengulurkan tangannya kirinya kearah Aron lalu menepuk sofa sebelahnya.

“Sini duduk deket Adik.”

Aron tidak merespon ucapan Nesa sama sekali, malah Anak itu memilih duduk di sofa seberang yang jauh darinya. Nesa terkekeh, anak ini cukup keras kepala, Nesa seperti berkaca melihat diri sendiri di masa lalu. Baiklah tidak masalah Nesa mah santai saja ditolak begitu. Sudah biasa…

“Oke baiklah, Aron sepertinya mau lihat adik Arav dari sana saja ya.”

“Aron dan Arav umur berapa bi?”

“Aron lima tahun dan Arav enam bulan Sus” Oke baiklah Nesa salah prediksi, tapi sungguh Nesa pikir usia mereka lebih muda karna memang perawakan yang sedikit kurus dibanding usianya. Ada PR khusus untuk orangtua atau babysitter selanjutnya mengejar ketertinggalan berat badan mereka.

“Sus, punten Biem titip tuan muda sebentar soalnya mau siapin makan malam. Sekali lagi maaf merepotkan Sus.”

“Santai saja Bi, aman. Biar anak-anak sama saya aja disini.”

Mereka bertiga duduk disana dengan keheningan. Aron terlihat mengantuk namun mencoba untuk menahan diri. Matanya yang sayu tetap terfokus pada Arav memastikan adiknya tetap aman. Aron pasti mengganggapnya orang asing dan khawatir terjadi sesuatu pada adiknya. Anak ini tumbuh lebih dewasa dari umurnya.

“Aron kamu boleh percaya padaku, aku berjanji tidak akan membawa atau membawa adikmu. Lagi pula dirumah ini pasti ada cctv kan, aku tidak akan berani melakukan hal aneh disini. Aku juga takut dipenjara loh” Nesa terkekeh, mencoba mencairkan suasana, barang kali Aron mau mendengarkan. Selain itu dia merasa kasihan pada anak ini, semoga mendengar ucapannya anak ini bisa sedikit lebih tenang. Di usia lima tahun, tanggungjawabnya pada adiknya perlu diacungi jempol.

Aron melihatnya menyelidik, tanpa berkata apa-apa Aron perlahan merebahkan diri disofa lalu tak lama kemudian dia sudah terlelap. Dia pasti sangat mengantuk.

Nesa menstabilkan posisi Arav di gendongan, terkekeh pelan melihat posisi tidur Aron, dia menaikkan kaki Aron naik keatas sofa. Dia mengambil selimut yang sudah disiapkan Biem diatas meja dan menyelimuti Aron. Untuk menjaga agar Aron tidak terjatuh dia memutuskan untuk duduk didekat kepalanya diam-diam. Nesa bersandar sejenak, Arav tampak pulas, dia mengelus kepala kedua anak itu dengan lembut.

‘Kalian anak anak hebat, tumbuhlah jadi anak yang kuat dan sehat.’

Oma Inggrid pulang dengan terburu-buru dan penuh kekhawatiran. Biem menelfon dirinya dan mengatakan bahwa Arav cucunya rewel dan tidak mau berhenti menangis. Sejak tadi Oma sudah ingin pulang namun ada meeting urgent di perusahaan yang tidak bisa ditunda maupun diwakilkan sedangkan putranya yang nakal masih di luar negeri. Tidak ada yang bisa dia lakukan selain mengerjakannya sendiri. Tadinya Oma Ingrid akan stand by dirumah untuk mengurus mereka sampai seleksi babysitter baru selesai dilakukan.

Bukan tidak sanggup untuk mencari babysitter dengan cepat, selama ada uang orang akan berlomba-lomba untuk datang bekerja. Tapi tentu seleksi ketat diperlukan, keamanan dan kenyamanan cucunya adalah prioritas utama sebab kedua cucunya akan kerap ditinggal dirumah bersama babysitter. Oma takut mereka tidak diurus dengan baik dan malah semakin memberontak. Apalagi papanya sangat sibuk dan jarang pulang kerumah, bahkan ibunya yang sialan itu pun menghilang bak ditelan bumi pasca perceraian saat cucu keduanya Arav masih bayi merah. Kedua cucunya tumbuh tanpa perhatian kedua orang tua. Orang yang bertugas menjaga mereka harus berintegritas dan dapat dipercaya. Baru Oma bisa tenang meninggalkan mereka dirumah.

Namun melihat kedua cucunya tidur dengan nyenyak saat sampai dirumah membuatnya menghela nafas lega. Beban di pundak langsung hilang begitu saja. Beberapa hari ini sangat melelahkan baginya yang saat ini sudah berusia senja. Tubuhnya sudah cepat lelah dan tidak segesit dulu.

“Aduh Sus Nesa, maafkan Oma ya. Oma tidak bermaksud ingkar janji. Oma pusing sekali hari ini, sampai lupa baru sempat mengabarimu tadi. Eh sekarang kamu malah repot harus mengurus kedua cucu Oma”

“Oma sudah pulang? Tidak papa Oma, sus mengerti. Tadinya Sus memang sedikit kesal Oma haha, tapi sekarang sudah tidak lagi. Bagaimana bisa sus marah kalau wajah Oma terlihat sangat lelah sekarang.”

Melihat wajah Oma tampak pucat Nesa jadi tidak tega. Padahal tadi ia sudah berencana untuk sedikit mengomel. Sepertinya sekarang kondisinya sedang tidak baik.

“Tadi Oma sudah panik sekali mendengar Arav rewel, syukurlah ada kamu sus. Nanti kita bicarakan mengenai pekerjaan kamu setelah makan malam ya sus, mungkin ada beberapa perubahan. Kita makan malam bersama dulu. Dan jangan menolak, kamu pasti lapar sekarang”

“Nesa memang tidak mau menolak Oma, Nesa memang lapar hihi” Nesa terkekeh Oma Inggrid ini memang paling pengertian, tau saja kalau dirinya sudah kelaparan.

Oma Inggrid tertawa pelan, gadis ini memang baik dan jujur. Tidak jaim atau cari muka, Oma suka dengan kepribadiannya.

“Sini Arav kasih ke Oma saja, kamu pasti lelah”

Oma mengulurkan tangannya.

Meski pegal, melihat wajah pucat Oma Inggrid Nesa Calista jadi tergerak untuk berbuat baik. Nesa gitu loh, sudah cantik, seksoy, sabar, baik lagi. Apa lagi coba yang kurang.

“Saya tidak lelah Oma, lebih baik Oma mandi atau istirahat sebentar, toh saya juga akan makan malam disini kan.”

“Baiklah Oma tidak akan menolak, thanks sus, Oma mandi sebentar lalu kita makan malam”

Oma naik ke kamar menggunakan lift yang bahkan tidak Nesa sadari sejak tadi. Nesa tidak fokus memperhatikan kalau termyata dirumah ini ada liftnya. Dia jadi kepikiran kira-kira berapa ya uang listrik di rumah ini perbulan. Dompet Nesa menangis duluanmemikirkannya. Sudahlah Nes, minta dompetmu untuk berhenti berpikir. Tidak lucu kalau sampai dompetmu menangis dan depresi berkepanjangan saat melihat nominal untuk uang listrik saja.

“Sus, biar Arav sama Biem saja. Makan malam sudah siap, Oma Inggrid juga sudah menunggu dimeja makan” Biem datang untuk memanggil sekalian menggendong Arav supaya Nesa bisa makan. Beruntung hari ini ada Nesa, tidak bisa dibayangkan kalau Biem yang menghandle anak anak. Sungguh Biem tidak sanggup, lebih baik memasak atau mengerjakan tugas lainnya disbanding mengurus anak. Biem belum pernah menikah dan tidak terbiasa mengurus anak-anak. Sus Nesa adalah penyelamatnya hari ini.

“Tak apa Biem, ini bukan peres loh ya. Biem juga pasti sangat lelah kan? Hari ini Biem melakukan banyak hal juga memasak makan malam. Lebih baik Biem istirahat mumpung saya masih disini. Oh iya apa Biem sudah makan?”

“Sudah Sus, loh apa tidak papa Sus. Saya jadi tidak enak,”

“Tidak apa apa Biem, santai saja.”

“Baik sus, terimakasih bantuannya. Mari Sus saya antar keruang makan.” Ucap Biem.

Episodes
1 Resign
2 Nongkrong
3 Tawaran Pekerjaan
4 Dua Anak Itu
5 Menunggu Oma Inggrid
6 Tidak Sesuai Dengan Tawaran Awal
7 Setuju Untuk Bekerja
8 Mulai Bekerja
9 Oma Sakit
10 Aron Jatuh
11 Memasak Bersama
12 Arthur Wijaksono
13 Daddy Membenci Kami
14 Daddy Tidak Membalas Pelukan Aron
15 Pindah Ke Apartemen Pak Arthur
16 Makan Bersama
17 Kekerasan Dalam Persuster Pengasuhan Anak
18 Black Card
19 Membatalkan Meeting
20 Tentang Arthur
21 Berbelanja Bersama
22 Jaraknya Terlalu Jauh
23 Arthur Mau Mencoba
24 Arthur Darah Tinggi
25 Sop Bakso Ikan Yang Nikmat
26 Day 1 Baikan Dengan Anak
27 Arthur Menyebalkan
28 Sore Yang Melelahkan
29 Ngiler Mie Instan
30 Cantik
31 Pijat
32 Bekal
33 Pilih Kasih
34 Arav flu
35 Dr Adrian
36 Memilih Sekolah Aron
37 Trauma
38 Trauma 2
39 Hukuman
40 Arthur Pingsan
41 Berdarah
42 Berubah
43 Nesa Demam
44 Kecupan Di Punggung Tangan
45 Ada Rasa
46 Kesepakatan Arthur dan Aron
47 Pagi Yang Heboh
48 Teko Air
49 Tangki Cinta
50 Hari Pertama Sekolah
51 Ikut Ke Kantor Arthur
52 Ikut Ke Kantor Arthur 2
53 Memalukan-Nesa
54 Duda Mesum
55 Ice Cream
56 Cemburu
57 Mengungkapkan Perasaan
58 Day Satu Pasca Ditembak
59 Haiii
60 Minta Saran pada Ahlinya.
61 Mami Nesa
62 Jatuh dalam Pesona Duda
63 Deep Talk
64 Nesa Seksoy Centil
65 Misi Tidur Bareng
66 Misi Tidur Bareng 2
67 Nesa Bersedia
68 Arthur Ke Kampung Nesa
69 Lamaran
70 Oma Iggrid Coming
71 Serba-serbi Di Desa -Sinamot
72 Mamak Rina Juragan Tanah
73 H-1 Nikah
74 Sah
75 Malam Pertama
76 Kuras Hartaku Semaumu, Sayang
77 Malam Pertama Beneran
78 Hadiah dari Arthur
79 Pulang ke Jakarta
80 Arthur Semakin Mesum
81 Black Card untuk Nesa
82 Dua Tahun Kemudian
83 Besti Squad, Munculnya Masa Lalu
84 Bertengkar untuk Pertama Kali
85 Kedatangan Laura
86 Cerita Baru
87 Ketahuan Pelukan
88 Nesa Mengamuk
89 Nesa Kabur
90 Akhirnya Ketemu
91 Selalu Salah
92 Nesa Moodyan
93 Laura Kecelakaan
94 Mama Laura
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Resign
2
Nongkrong
3
Tawaran Pekerjaan
4
Dua Anak Itu
5
Menunggu Oma Inggrid
6
Tidak Sesuai Dengan Tawaran Awal
7
Setuju Untuk Bekerja
8
Mulai Bekerja
9
Oma Sakit
10
Aron Jatuh
11
Memasak Bersama
12
Arthur Wijaksono
13
Daddy Membenci Kami
14
Daddy Tidak Membalas Pelukan Aron
15
Pindah Ke Apartemen Pak Arthur
16
Makan Bersama
17
Kekerasan Dalam Persuster Pengasuhan Anak
18
Black Card
19
Membatalkan Meeting
20
Tentang Arthur
21
Berbelanja Bersama
22
Jaraknya Terlalu Jauh
23
Arthur Mau Mencoba
24
Arthur Darah Tinggi
25
Sop Bakso Ikan Yang Nikmat
26
Day 1 Baikan Dengan Anak
27
Arthur Menyebalkan
28
Sore Yang Melelahkan
29
Ngiler Mie Instan
30
Cantik
31
Pijat
32
Bekal
33
Pilih Kasih
34
Arav flu
35
Dr Adrian
36
Memilih Sekolah Aron
37
Trauma
38
Trauma 2
39
Hukuman
40
Arthur Pingsan
41
Berdarah
42
Berubah
43
Nesa Demam
44
Kecupan Di Punggung Tangan
45
Ada Rasa
46
Kesepakatan Arthur dan Aron
47
Pagi Yang Heboh
48
Teko Air
49
Tangki Cinta
50
Hari Pertama Sekolah
51
Ikut Ke Kantor Arthur
52
Ikut Ke Kantor Arthur 2
53
Memalukan-Nesa
54
Duda Mesum
55
Ice Cream
56
Cemburu
57
Mengungkapkan Perasaan
58
Day Satu Pasca Ditembak
59
Haiii
60
Minta Saran pada Ahlinya.
61
Mami Nesa
62
Jatuh dalam Pesona Duda
63
Deep Talk
64
Nesa Seksoy Centil
65
Misi Tidur Bareng
66
Misi Tidur Bareng 2
67
Nesa Bersedia
68
Arthur Ke Kampung Nesa
69
Lamaran
70
Oma Iggrid Coming
71
Serba-serbi Di Desa -Sinamot
72
Mamak Rina Juragan Tanah
73
H-1 Nikah
74
Sah
75
Malam Pertama
76
Kuras Hartaku Semaumu, Sayang
77
Malam Pertama Beneran
78
Hadiah dari Arthur
79
Pulang ke Jakarta
80
Arthur Semakin Mesum
81
Black Card untuk Nesa
82
Dua Tahun Kemudian
83
Besti Squad, Munculnya Masa Lalu
84
Bertengkar untuk Pertama Kali
85
Kedatangan Laura
86
Cerita Baru
87
Ketahuan Pelukan
88
Nesa Mengamuk
89
Nesa Kabur
90
Akhirnya Ketemu
91
Selalu Salah
92
Nesa Moodyan
93
Laura Kecelakaan
94
Mama Laura

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!