Dua Anak Itu

“Tidak sopan atuh Bu, panggil nama saja sama yang lebih tua.”

“Bukan Sus, Biem itu teh singkatan dari Bi Embang.”

Nesa melongo, bisa begitu ya namanya.

“Ya ampun Biem bisa saja, lucu banget namanya. Saya pikir itu nama asli Bi.”

Pinter juga Biem ini mengarang nama sendiri, sepertinya Nesa boleh berguru nih. Lumayan bisa dapat ilmu mengarang nama haha.

“Kalau soal itu mah Biem juaranya sus.”

Nesa terkekeh pelan, sepertinya Biem bisa jadi teman kerja yang asik. Teman yang asik salah satu support sistem dalam dunia kerja loh, bisa jadi tempat buang suntuk dan teman curhat yang klop.

Biem membawanya ke ruang tamu yang terlihat nyaman dan luas.

“Nah Sus boleh tunggu disini saja, mau minum apa Sus biar Biem buatkan” Biem menunjuk sofa putih. Dari bentuknya saja sudah terlihat mahalnya.

“Tidak perlu repot Biem, saya bawa botol minum sendiri. Terimakasih Bi, saya izin menunggu disini ya.”

“Baik sus, kalau butuh apa-apa boleh panggil Biem ya. Saya tinggal dulu Sus.”

“Okey Biem, aman.”

Sesuai prediksi sofanya memang empuk dan nyaman. Nesa mengeluarkan hpnya dari tas selempang kecil yang biasa dibawa kemana-mana. Ternyata ada pesan dari Oma yang memberitahu untuk datang sore saja karna Oma ada urusan mendadak. Ya ampun, kamu berdosa banget Nesa Callista sudah suuzon terhadap Oma. Tapi tetap saja sih, sepertinya pesan ini baru masuk saat tadi Nesa sudah dalam perjalanan kemari. Jari tangannya mengetik pesan singkat sebentar dan membalas pesan dari Oma.

Bosan menunggu tanpa melakukan apapun lebih baik Nesa melanjutkan tulisan novel online yang sudah dia geluti sejak kuliah sebagai pekerjaan sampingan. Dia baru saja menyelesaikan beberapa ribu kata untuk novelnya yang baru. Meski jumlah penghasilan tidak seberapa namun lumayan untuk sekadar menutup pengeluaran pribadi setiap bulannya. Jadi gajinya selama ini bisa full untuk ditabung. Meski kadang kesulitan karna sudah lelah duluan saat bekerja, Nesa tetap berusaha mengoptimalkan untuk tetap fokus update setiap harinya. Untungnya pekerjaan ini flexibel dan bisa dikerjakan kapan pun dan dimana pun. Selagi bisa menghasilkan cuan mah Nesa gas-gas saja. Tak lama kemudian, gadis itu tenggelam dalam ide ide fiksi yang akan dituangkan dalam tulisannya.

Tangisan yang berdenging membuyarkan konsentrasi Nesa. ‘Sepertinya itu suara anak-anak, apakah ada anak-anak dirumah ini?’

Suara itu sesekali meringis memancing rasa kasihan dalam hatinya. Dia menutup aplikasi novel online di ponselnya setelah menyimpan cerita yang sudah dibuat dalam draft. Nanti Nesa akan mengeceknya kembali sebelum di upload per babnya. Ponsel dimasukkan ke dalam tas kemudian dia mencoba untuk mencari asal suara tangisan tadi.

‘Ah tidak, mending jangan penasaran. Ini rumah orang, tidak sepantasnya aku sembarangan keruangan lain.’

Nesa mengurungkan niatnya lalu kembali duduk disofa. Saat ini statusnya adalah seorang tamu di tempat ini, terlalu kepo dengan isi rumah orang lain termasuk tindakan yang kurang sopan kecuali jika dalam kondisi urgent maka etika itu boleh disingkirkan. Baru saja ingin mengembalikan fokus untuk kembali larut dalam cerita fiksinya pandangannya teralih pada Biem yang muncul dari tangga lantai dua diikuti balita laki laki yang mengekor dibelakangnya. Biem tampak kerepotan sedang mencoba menenangkan bayi yang menangis kencang dalam gendongannya.

Meski sudah coba ditenangkan bayi kecil itu tampak memberontak dengan tangis yang semakin menggelegar. Pertahanannya akhirnya patah juga, Nesa kasihan dan menghampirinya.

“Aduh kenapa ini sayangnya Sus, kenapa sayang?”

Nesa menepuk nepuk tangannya untuk mengalihkan atensi sibayi. Benar saja bayi kecil kecil itu langsung menoleh pada asal suara tepukan. Ini namanya teknik distraksi, suara atau aktivitas yang dapat digunakan untuk mengalihkan perhatian anak. Anak akan cenderung fokus pada suara atau aktivitas yang menarik baginya. Selanjutnya Nesa menunjukan ekspresi cerah yang penuh ketulusan lalu mengulurkan kedua tangan. Meski terlihat sederhana namun ini berhasil, sibayi menyambut uluran tangannya. Nesa menggendongnya dengan hati-hati, kemudian menepuk nepuk punggungnya pelan mencoba memberikan rasa nyaman. Jangan panik, transfer rasa nyaman dengan penuh percaya diri. Bayi merupakan makhluk perasa yang dapat merasakan bila seseorang menggendongnya dengan panik atau penuh keraguan. Panik malah akan membuatnya semakin gelisah dan tantrum.

“Lihat itu ada apa disana, cantik sekali pohonnya. Dede bisa lihat tidak? warnanya green.” Meski dari usianya sepertinya belum paham sepenuhnya makna dari ucapan Nesa namun hal baru seperti pohon hijau itu pasti menarik baginya. Bayi itu sudah terlihat nyaman dan nemplok didada Nesa dengan tersengguk-sengguk, mungkin karna sudah terlalu lama menangis.

“Namanya siapa Bi?”

“Namanya Arav sus lalu yang itu kakaknya Aron. Trimakasih ya Sus, Biem bingung dari tadi tuan muda menangis terus. Biem teh sampai mau ganti pampersnya juga tadi tidak bisa sus, tuan muda berontak terus. Lama-lama kalau begini Biem bisa stress berat.”

Keringat dikening Biem membuktikan mungkin sejak tadi sudah berusaha namun tidak berhasil. Maklum usia juga sudah tidak muda lagi. Mengurus dua anak bukan hal mudah. Perhatian Nesa teralih pada Aron yang fokus memperhatikan adiknya, dimatanya tersirat kekhawatiran. Anak ini mengingatkannya pada masa lalu dimana dia pun melihat adik-adiknya dengan pandangan yang sama.

“Mungkin karna Biem panik duluan, jadinya anak juga ikutan gelisah haha. Kalau diizinkan saya boleh gantikan pampersnya Bi? Sepertinya pampersnya sudah penuh”

“Apa tidak merepotkan sus?”

“Tidak papa Bi, santai saja mah.”

“Kalau begitu boleh naik keatas saja sus, perlengkapannya semua ada dikamar tuan muda.”

“Maaf Biem, kalau boleh disini saja. Saya tidak enak kalau ikut masuk kamar tanpa izin yang punya rumah.”

“Baik Sus, Biem mengerti. Biem ambil perlengkapannya sebentar ya Sus.”

Dengan cekatan Nesa mengganti pampers Arav diatas sofa yang sudah dialasi perlak bayi. Sesekali pandangannya memperhatikan Aron yang sejak tadi tidak pernah menjauh dari adiknya. Nesa tersenyum kepadanya, Aron mendengus lalu menolehkan kepala ke arah lain. Dasar bocah...

Pekerjaan ini sudah bisa dia lakukan selama bekerja di rumah sakit. Benar saja pampers Arav sudah sangat penuh bahkan rembes kecelana. Pantas bayi lucu ini merengek, pasti rasanya sudah tidak nyaman namun tidak mengerti cara mengungkapkannya secara langsung. ‘Tenang bayi gemes, ada Sus Nesa disini’

“Biem pasti kerepotan sekali harus mengurus dua bayi bersamaan.” Ucap Nesa sembari memakaikan Arav pakaian yang baru. Bayi itu terlihat mengoceh pelan. Menurut taksirannya usia Arav sekitar 4 bulanan mungkin.

“Sebenarnya saya bukan babysitter mereka sus. Kedua babysitter tuan muda tiba-tiba mengundurkan diri sejak kemarin. Jadi tuan besar belum ada persiapan untuk cari babysitter pengganti.”

“Oo begitu ya, mamanya kerja ya Bi?”

Biem terdiam.

"Maaf sebelumnya kalau pertanyaan saya kurang sopan Bi." Nesa jadi merasa tidak enak bertanya hal pribadi orang lain.

“Sudah minggat sus, selingkuh.” Jawab Biem berbisik. Wah wah… speechless. Nesa spontan melihat Aron dan Arav bergantian, duh Nesa jadi terenyuh kan. Hidup kedua anak ini pasti tidak mudah.

Nesa menutup pembahasan dengan Biem,jangan sampai Aron mendengar apapun tentang ini.

Episodes
1 Resign
2 Nongkrong
3 Tawaran Pekerjaan
4 Dua Anak Itu
5 Menunggu Oma Inggrid
6 Tidak Sesuai Dengan Tawaran Awal
7 Setuju Untuk Bekerja
8 Mulai Bekerja
9 Oma Sakit
10 Aron Jatuh
11 Memasak Bersama
12 Arthur Wijaksono
13 Daddy Membenci Kami
14 Daddy Tidak Membalas Pelukan Aron
15 Pindah Ke Apartemen Pak Arthur
16 Makan Bersama
17 Kekerasan Dalam Persuster Pengasuhan Anak
18 Black Card
19 Membatalkan Meeting
20 Tentang Arthur
21 Berbelanja Bersama
22 Jaraknya Terlalu Jauh
23 Arthur Mau Mencoba
24 Arthur Darah Tinggi
25 Sop Bakso Ikan Yang Nikmat
26 Day 1 Baikan Dengan Anak
27 Arthur Menyebalkan
28 Sore Yang Melelahkan
29 Ngiler Mie Instan
30 Cantik
31 Pijat
32 Bekal
33 Pilih Kasih
34 Arav flu
35 Dr Adrian
36 Memilih Sekolah Aron
37 Trauma
38 Trauma 2
39 Hukuman
40 Arthur Pingsan
41 Berdarah
42 Berubah
43 Nesa Demam
44 Kecupan Di Punggung Tangan
45 Ada Rasa
46 Kesepakatan Arthur dan Aron
47 Pagi Yang Heboh
48 Teko Air
49 Tangki Cinta
50 Hari Pertama Sekolah
51 Ikut Ke Kantor Arthur
52 Ikut Ke Kantor Arthur 2
53 Memalukan-Nesa
54 Duda Mesum
55 Ice Cream
56 Cemburu
57 Mengungkapkan Perasaan
58 Day Satu Pasca Ditembak
59 Haiii
60 Minta Saran pada Ahlinya.
61 Mami Nesa
62 Jatuh dalam Pesona Duda
63 Deep Talk
64 Nesa Seksoy Centil
65 Misi Tidur Bareng
66 Misi Tidur Bareng 2
67 Nesa Bersedia
68 Arthur Ke Kampung Nesa
69 Lamaran
70 Oma Iggrid Coming
71 Serba-serbi Di Desa -Sinamot
72 Mamak Rina Juragan Tanah
73 H-1 Nikah
74 Sah
75 Malam Pertama
76 Kuras Hartaku Semaumu, Sayang
77 Malam Pertama Beneran
78 Hadiah dari Arthur
79 Pulang ke Jakarta
80 Arthur Semakin Mesum
81 Black Card untuk Nesa
82 Dua Tahun Kemudian
83 Besti Squad, Munculnya Masa Lalu
84 Bertengkar untuk Pertama Kali
85 Kedatangan Laura
86 Cerita Baru
87 Ketahuan Pelukan
88 Nesa Mengamuk
89 Nesa Kabur
90 Akhirnya Ketemu
91 Selalu Salah
92 Nesa Moodyan
93 Laura Kecelakaan
94 Mama Laura
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Resign
2
Nongkrong
3
Tawaran Pekerjaan
4
Dua Anak Itu
5
Menunggu Oma Inggrid
6
Tidak Sesuai Dengan Tawaran Awal
7
Setuju Untuk Bekerja
8
Mulai Bekerja
9
Oma Sakit
10
Aron Jatuh
11
Memasak Bersama
12
Arthur Wijaksono
13
Daddy Membenci Kami
14
Daddy Tidak Membalas Pelukan Aron
15
Pindah Ke Apartemen Pak Arthur
16
Makan Bersama
17
Kekerasan Dalam Persuster Pengasuhan Anak
18
Black Card
19
Membatalkan Meeting
20
Tentang Arthur
21
Berbelanja Bersama
22
Jaraknya Terlalu Jauh
23
Arthur Mau Mencoba
24
Arthur Darah Tinggi
25
Sop Bakso Ikan Yang Nikmat
26
Day 1 Baikan Dengan Anak
27
Arthur Menyebalkan
28
Sore Yang Melelahkan
29
Ngiler Mie Instan
30
Cantik
31
Pijat
32
Bekal
33
Pilih Kasih
34
Arav flu
35
Dr Adrian
36
Memilih Sekolah Aron
37
Trauma
38
Trauma 2
39
Hukuman
40
Arthur Pingsan
41
Berdarah
42
Berubah
43
Nesa Demam
44
Kecupan Di Punggung Tangan
45
Ada Rasa
46
Kesepakatan Arthur dan Aron
47
Pagi Yang Heboh
48
Teko Air
49
Tangki Cinta
50
Hari Pertama Sekolah
51
Ikut Ke Kantor Arthur
52
Ikut Ke Kantor Arthur 2
53
Memalukan-Nesa
54
Duda Mesum
55
Ice Cream
56
Cemburu
57
Mengungkapkan Perasaan
58
Day Satu Pasca Ditembak
59
Haiii
60
Minta Saran pada Ahlinya.
61
Mami Nesa
62
Jatuh dalam Pesona Duda
63
Deep Talk
64
Nesa Seksoy Centil
65
Misi Tidur Bareng
66
Misi Tidur Bareng 2
67
Nesa Bersedia
68
Arthur Ke Kampung Nesa
69
Lamaran
70
Oma Iggrid Coming
71
Serba-serbi Di Desa -Sinamot
72
Mamak Rina Juragan Tanah
73
H-1 Nikah
74
Sah
75
Malam Pertama
76
Kuras Hartaku Semaumu, Sayang
77
Malam Pertama Beneran
78
Hadiah dari Arthur
79
Pulang ke Jakarta
80
Arthur Semakin Mesum
81
Black Card untuk Nesa
82
Dua Tahun Kemudian
83
Besti Squad, Munculnya Masa Lalu
84
Bertengkar untuk Pertama Kali
85
Kedatangan Laura
86
Cerita Baru
87
Ketahuan Pelukan
88
Nesa Mengamuk
89
Nesa Kabur
90
Akhirnya Ketemu
91
Selalu Salah
92
Nesa Moodyan
93
Laura Kecelakaan
94
Mama Laura

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!