Nongkrong

“Ha ha ha." Nesa tidak bisa menahan untuk tidak terbahak melihat ekspresi sahabatnya yang satu ini. Memang agak lola alias loading lama tapi jangan salah, dia ini teman paling setia loh. Mereka sudah berteman sejak kuliah sekitar tujuh tahun yang lalu. Susah senang, bertengkar lalu baikan sudah dihadapi berulang kali. Apapun masalahnya, pada akhirnya mereka tetap saling peduli dan kembali berteman. Nesa sayang sekali dengannya.

Nana merengek kesal,

“Ih, Nesa, bisa diam nggak!!” Dengan wajah cemberut Nana menggerutu. Itu terlihat lucu, Nesa tetap tertawa sembari memegangi perutnya.

‘Semakin kesal, semakin seru‘ begitu pikir Nesa.

“Gue pergi nih..” Ancamnya.

“Oke oke fine, huh bentar gue atur nafas dulu biar nggak ketawa.” Ujar Nesa lalu menarik nafas panjang berulang kali. Sebenarnya dia masih ingin tertawa, tapi Nana akan serius meninggalkannya nanti jika tidak segera berhenti. Uh ya ampun, baru teringat selama satu minggu ini Nesa jarang sekali tertawa. Bertemu Nana merupakan mood boosternya. “Oke lanjutin Na”

“Sampe mana tadi ceritanya?” Tanya Nana loading lalu tatapan mata kedua besti itu bertemu.

“Fffttt Hua ha ha, ha ha ha”

Mereka tertawa terbahak-bahak seperti orang gila. Dasar konyol… Untung cafe ini sedang sepi, kalau tidak orang orang akan berpikir mereka adalah pasien dengan gangguan jiwa yang melarikan diri dari rumah sakit.

“Lo sih, kebanyakan ngebucin jadi lupa sama sekitar. Kalau gue observasi nih ya, beliau itu suka ngeliatin cewek-cewek yang bohai gitu. Noh lo liat dada gue, kan lumayan seksoy kan?”

Keasbunannya Nesa sungguh tidak terkira. Dengan santainya gadis itu menunjuk payudaranya sendiri. Tapi ya memang sih perawan tingting satu ini bagian tubuhnya menonjol di area tertentu. Pulen gitu loh, empuk.

“Sumpah lo Nes? Gila bisa-bisanya gue nggak sadar selama ini. Wah gue mesti hati-hati nih, meski dada ini rata seperti jalan tol tapi kan nggak tau suatu saat tiba-tiba dia berubah tipe. Ih serem ih...” Nana merinding mendengar cerita Nesa. Tidak pernah terbayang dipikirannya laki-laki yang selama ini kalem dan alim ternyata matanya jelalatan. Dasar lelaki buaya darat, jangan jangan dia memang mengincar sahabatnya sejak lama. Iya sih Nesa memang seksoy, tapi Nana tidak mau bilang secara langsung. Bisa melayang bestinya kalau tau Nana mengakui dirinya seksoy.

“Tapi punya lo nggak kelihatan datar kok,Na. Kan lo pake BH yang busanya tebel. Hi hi” Nesa terkekeh dengan ekspresi mengejek.

“Heh Nesa Calista, tutup mulut jahanam lo ya. Jangan langsung diulti dong. Biar datar begini, daya tarik gue kuat. Buktinya gue laku keras, banyak yang mau sama gue.” Jangan harap Nana mengalah dengan Nesa, biar dada datar yang penting hidup jangan datar. Daripada menonjol seperti Nesa tapi tidak ada yang lirik, rugi dong.

Nesa hanya menanggapi cengengesan dengan wajah menyebalkan. Random sekali pembahasan duo besti ini. Tapi benar kata Nana, Nesa memang buruk soal pacar pacaran. Bukan karna tidak ada yang mau, namun entah kenapa dia selalu dihadapkan dengan pria kebanyakan basa-basi dan bersikap banyak menuntut padahal belum jadi siapa-siapa. Untuk wanita setipe Nesa ini kurang cocok, sifatnya yang to the point membuatnya cepat bosan jika banyak berbicara tanpa arti.

“Nes, sorry gue mesti pulang duluan nih, cowok gue udah jemput.”

“Loh kok buru-buru banget sih Na, baru juga ngobrol ih.” Nesa bete kalau ditinggal secepat ini.

“Nggak tau cowok gue ngebet banget ajak ketemu nyokapnya, katanya keburu nyokapnya pulang kampung ke Jogja. Ya gue gaslah, kapan lagi langsung dikenalin sama calon mertua.”

Pemikiran seorang wanita yang sudah memasuki usia layak untuk menikah, siapa tau setelah momen pengenalan ke orangtua hubungan yang sudah dijalani enam tahun ini nampak hilalnya. Nana sudah bosan pacaran terus-menerus. Dasar Nana, bosan kok sampai enam tahun. Lihat saja nanti kalau tahun ini belum ada kejelasan juga, Nana akan cari yang lain saja. Nana ini banyak yang mau loh, antri.

“Yaahh, ya sudah deh kalau gitu.” Jawab Nesa dengan lesu. Habis bagaimana, dia belum puas mengobrol dengan bestinya.

‘Coba gue punya pacar, gue digituin juga kali ya, ya Tuhan hidup gue kok gini-gini aja ya.’

“Nes, Nes, Helloooo Nesaaaaa” Nesa terhentak mendengar teriakan Nana tepat didepan wajahnya.

“Apa sih Na, lo toa banget tau nggak.” Nesa mendengus dengan sebal.

“Lagian lo daritadi dipanggil budeg, udah ah bye...” Nana mengambil cup minumnya di atas meja lalu beranjak pergi.

“Hati-hati” teriak Nesa yang entah didengar atau tidak. Karna kalau sudah bertemu pacar pasti jadi lupa daratan termasuk melupakannya. Sudah biasa itu mah, Nesa sudah hafal dengan kelakuan bestinya. Tujuh tahun berteman nih bro, luar dalam sudah hafal. Apalagi sewaktu kuliah mereka berada di kamar yang sama di asrama,Nesa bahkan hafal warna pakaian dalamnya.

Yah sendirian lagi deh, apa Nesa pulang kampung saja ya, bosan juga kalau berdiam di kosan terus-terusan. Lumayan kalau pulang kampung bisa bantu mama jualan di kios. Tapi pasti mamanya tidak akan setuju kalau Nesa tinggal di kampung. Katanya takut jadi omongan tetangga. Sudah sekolah tinggi-tinggi eh malah jualan di kios. Nesa sih tidak peduli omongan orang, tapi mamanya ini loh suka kepikiran kearah situ. Nesa kan tidak tega, jadi yoweslah nurut saja kepada nyonya ratunya yang sudah janda itu. Iya, mamanya memang sudah janda sejak lima tahun yang lalu. Artinya Bapaknya Nesa meninggal saat dia sedang mengerjakan skripsi.

Saat itu adalah momen yang tidak akan pernah Nesa lupakan seumur hidupnya. Beruntung, mamanya adalah strong woman yang tetap bisa berjuang untuknya dan ketiga adiknya. Nesa sangat bersyukur punya memiliki mama seperti mamanya.

Nesa adalah anak pertama dari empat bersaudara. Di desanya memiliki empat anak adalah hal yang biasa bahkan tergolong jumlah yang pas. Biasanya tetangga satu kampung rata-rata punya anak minimal lima sampai enam orang bahkan ada yang sampai tiga belas orang. Jika dikemudian hari Nesa diberi kesempatan untuk memiliki anak, mungkin dia akan memilih memiliki satu atau dua anak saja. KB lebih baik bukan? Bukan berarti dia menyepelekan keluarga lain dengan banyak anak. Namun Nesa harus paham kapasitas diri, finansial dan mentalnya dalam kesanggupan memenuhi tanggung jawab sebagai orang tua nantinya. Loh kok jadi berpikiran kesana, pacar saja belum punya Nes… Nes.. apa tidak kejauhan itu mikirmya.

“Bu mau nasi dan lele pakai sayur yaa. Seperti biasa pedes dan lelenya goreng kering.” Sebelum pulang ke kosan, Nesa singgah sebentar di warung makan langganannya untuk membeli makan malam. Dia malas kalau pulang ke kos masih harus memasak lagi. Nesa membayar senilai tiga belas ribu rupiah, mengambil bungkusan kreseknya Ialu beranjak meninggalkan warung. Biar harganya murah makanan disini enak, sangat cocok untuk kantong dan lidahnya.

Terpopuler

Comments

Demar

Demar

Tujuh

2025-06-24

1

lihat semua
Episodes
1 Resign
2 Nongkrong
3 Tawaran Pekerjaan
4 Dua Anak Itu
5 Menunggu Oma Inggrid
6 Tidak Sesuai Dengan Tawaran Awal
7 Setuju Untuk Bekerja
8 Mulai Bekerja
9 Oma Sakit
10 Aron Jatuh
11 Memasak Bersama
12 Arthur Wijaksono
13 Daddy Membenci Kami
14 Daddy Tidak Membalas Pelukan Aron
15 Pindah Ke Apartemen Pak Arthur
16 Makan Bersama
17 Kekerasan Dalam Persuster Pengasuhan Anak
18 Black Card
19 Membatalkan Meeting
20 Tentang Arthur
21 Berbelanja Bersama
22 Jaraknya Terlalu Jauh
23 Arthur Mau Mencoba
24 Arthur Darah Tinggi
25 Sop Bakso Ikan Yang Nikmat
26 Day 1 Baikan Dengan Anak
27 Arthur Menyebalkan
28 Sore Yang Melelahkan
29 Ngiler Mie Instan
30 Cantik
31 Pijat
32 Bekal
33 Pilih Kasih
34 Arav flu
35 Dr Adrian
36 Memilih Sekolah Aron
37 Trauma
38 Trauma 2
39 Hukuman
40 Arthur Pingsan
41 Berdarah
42 Berubah
43 Nesa Demam
44 Kecupan Di Punggung Tangan
45 Ada Rasa
46 Kesepakatan Arthur dan Aron
47 Pagi Yang Heboh
48 Teko Air
49 Tangki Cinta
50 Hari Pertama Sekolah
51 Ikut Ke Kantor Arthur
52 Ikut Ke Kantor Arthur 2
53 Memalukan-Nesa
54 Duda Mesum
55 Ice Cream
56 Cemburu
57 Mengungkapkan Perasaan
58 Day Satu Pasca Ditembak
59 Haiii
60 Minta Saran pada Ahlinya.
61 Mami Nesa
62 Jatuh dalam Pesona Duda
63 Deep Talk
64 Nesa Seksoy Centil
65 Misi Tidur Bareng
66 Misi Tidur Bareng 2
67 Nesa Bersedia
68 Arthur Ke Kampung Nesa
69 Lamaran
70 Oma Iggrid Coming
71 Serba-serbi Di Desa -Sinamot
72 Mamak Rina Juragan Tanah
73 H-1 Nikah
74 Sah
75 Malam Pertama
76 Kuras Hartaku Semaumu, Sayang
77 Malam Pertama Beneran
78 Hadiah dari Arthur
79 Pulang ke Jakarta
80 Arthur Semakin Mesum
81 Black Card untuk Nesa
82 Dua Tahun Kemudian
83 Besti Squad, Munculnya Masa Lalu
84 Bertengkar untuk Pertama Kali
85 Kedatangan Laura
86 Cerita Baru
87 Ketahuan Pelukan
88 Nesa Mengamuk
89 Nesa Kabur
90 Akhirnya Ketemu
91 Selalu Salah
92 Nesa Moodyan
93 Laura Kecelakaan
94 Mama Laura
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Resign
2
Nongkrong
3
Tawaran Pekerjaan
4
Dua Anak Itu
5
Menunggu Oma Inggrid
6
Tidak Sesuai Dengan Tawaran Awal
7
Setuju Untuk Bekerja
8
Mulai Bekerja
9
Oma Sakit
10
Aron Jatuh
11
Memasak Bersama
12
Arthur Wijaksono
13
Daddy Membenci Kami
14
Daddy Tidak Membalas Pelukan Aron
15
Pindah Ke Apartemen Pak Arthur
16
Makan Bersama
17
Kekerasan Dalam Persuster Pengasuhan Anak
18
Black Card
19
Membatalkan Meeting
20
Tentang Arthur
21
Berbelanja Bersama
22
Jaraknya Terlalu Jauh
23
Arthur Mau Mencoba
24
Arthur Darah Tinggi
25
Sop Bakso Ikan Yang Nikmat
26
Day 1 Baikan Dengan Anak
27
Arthur Menyebalkan
28
Sore Yang Melelahkan
29
Ngiler Mie Instan
30
Cantik
31
Pijat
32
Bekal
33
Pilih Kasih
34
Arav flu
35
Dr Adrian
36
Memilih Sekolah Aron
37
Trauma
38
Trauma 2
39
Hukuman
40
Arthur Pingsan
41
Berdarah
42
Berubah
43
Nesa Demam
44
Kecupan Di Punggung Tangan
45
Ada Rasa
46
Kesepakatan Arthur dan Aron
47
Pagi Yang Heboh
48
Teko Air
49
Tangki Cinta
50
Hari Pertama Sekolah
51
Ikut Ke Kantor Arthur
52
Ikut Ke Kantor Arthur 2
53
Memalukan-Nesa
54
Duda Mesum
55
Ice Cream
56
Cemburu
57
Mengungkapkan Perasaan
58
Day Satu Pasca Ditembak
59
Haiii
60
Minta Saran pada Ahlinya.
61
Mami Nesa
62
Jatuh dalam Pesona Duda
63
Deep Talk
64
Nesa Seksoy Centil
65
Misi Tidur Bareng
66
Misi Tidur Bareng 2
67
Nesa Bersedia
68
Arthur Ke Kampung Nesa
69
Lamaran
70
Oma Iggrid Coming
71
Serba-serbi Di Desa -Sinamot
72
Mamak Rina Juragan Tanah
73
H-1 Nikah
74
Sah
75
Malam Pertama
76
Kuras Hartaku Semaumu, Sayang
77
Malam Pertama Beneran
78
Hadiah dari Arthur
79
Pulang ke Jakarta
80
Arthur Semakin Mesum
81
Black Card untuk Nesa
82
Dua Tahun Kemudian
83
Besti Squad, Munculnya Masa Lalu
84
Bertengkar untuk Pertama Kali
85
Kedatangan Laura
86
Cerita Baru
87
Ketahuan Pelukan
88
Nesa Mengamuk
89
Nesa Kabur
90
Akhirnya Ketemu
91
Selalu Salah
92
Nesa Moodyan
93
Laura Kecelakaan
94
Mama Laura

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!