"Aku... kembali..."
Calista Alexander menatap pantulan dirinya di cermin toilet sekolah. Wajahnya masih muda, seragam SMA-nya kusut dan kotor, tapi matanya penuh kegelapan—mata seseorang yang telah melihat neraka. Tangannya gemetar menyentuh pipinya,
" Aku... mengulang waktu" bisiknya, suaranya parau.
Dia mengepalkan tangan, kuku menusuk telapak tangannya, Sakit— Nyata.
" Kalau aku masih SMA, berarti kak Christian dan kak Calvin masih hidup... Bella belum menghancurkan semuanya,"
Dia bergegas keluar, jantungnya berdegup kencang. Lorong sekolah sudah sepi, hanya bayangan panjangnya yang terpantul di lantai. Ruang kelas XII-3 kosong, tapi tasnya masih tergantung di bangku.
Dia meraih ponselnya. Tanggal di layar membuat nafasnya tersendat.
" 10 tahun lalu..."
Artinya, dia punya kesempatan.
Artinya, dia bisa mengubah segalanya.
🍒🍒🍒
Ingatan Masa Lalu yang berdarah
Pikirannya melayang pada kematian Christian—kakak tertuanya—yang tewas dalam kecelakaan mobil "tanpa sebab" di usia 25 tahun.
Lalu Calvin, kakak keduanya, yang ditemukan tewas overdosis di toilet yang berada di pusat rehabilitasi.
Dan terakhir... orang tuanya. Papi Felipe yang depresi, Mami Casandra yang sakit-sakitan, dan perusahaan keluarga yang seharusnya menjadi miliknya namundirebut Bella.
"Bella..." Nama itu membuat giginya berderik.
Anak angkat yang manis di depan keluarga, tapi iblis di balik senyumannya.
Dia yang meracuni pikiran keluarga Alexander.
Dia yang membunuh satu per satu keluarganya.
Dan dia yang akan mewarisi segalanya—jika Calista tidak menghentikannya.
Musuhnya tidak hanya Bella— namun juga Sella dan genknya, mereka semua harus mendapatkan balasan yang setimpal.
🍒🍒🍒
Perjalanan Pulang Yang Mencekam
Langit sudah gelap ketika Calista tiba di depan rumah megah keluarga Alexander. Lampu teras masih menyala, tapi aura rumah itu terasa dingin.
Dia menarik napas dalam.
" Pertarungan di mulai sekarang"
Begitu pintu terbuka, teriakan langsung menyambutnya.
" Calista!"
Papi Felipe berdiri di ruang tengah, wajahnya merah padam. Mami Casandra duduk di sofa, matanya menghindar. Dan di sebelahnya—Bella.
Gadis itu memandang Calista dengan senyum tipis, sebelum tiba-tiba mengubah ekspresinya menjadi cemas.
"Kakak... aku khawatir sekali!" Bella berlari menghampiri, memegang lengan Calista.
"Aku sudah bilang ke Papi, Kakak janji pulang cepat tapi malah... hiks... maafkan aku!"
Air matanya jatuh. Calista ingin muntah saat melihat air mata buaya itu.
Papi Felipe menghempaskan tangannya ke meja. " Kau semakin hari semakin menjadi Calista! Bolos sekolah, pulang larut, apa lagi?!"
" Papi, aku bisa menjelaskan—" Calista ingin menjelaskan, namun ucapannya sudah di potong oleh sang papi,
"Diam! kau tidak perlu memberi alasan apapun, semua sudah jelas, Seharusnya kau sebagai seorang kakak memberi contoh yang baik, namun—lihat kelakuan kamu sekarang, papi kecewa sama kamu Calista" Ucap papi Felipe yang masih terlihat emosi.
Calista menatap Bella. Gadis itu tersenyum—hanya untuknya—senyum kemenangan.
" Kau pikir kau menang Bella, kau tunggu saja.." ucapnya dalam hati.
" Mulai besok uang jajanmu papi potong seminggu!" bentak Papi.
" Cepat pergi ke kamar!"
Calista tidak membantah. Dia berbalik, tapi sebelum pergi, dia melemparkan pandangan terakhir ke Bella.
" Aku akan menghancurkanmu pelan-pelan, Seperti yang kau lakukan padaku"
🍒🍒🍒
Bagaimana cara Calista membalas orang-orang yang sudah menyakitinya dan keluarganya?
Akankah Calista bisa menang melawan mereka semua??
Yuk ikuti terus kelanjutan cerita di bab-bab berikutnya,
.
.
🌹Hai... hai... sayangnya mami🤗
JANGAN LUPA KASIH LIKE & KOMEN DI SETIAP BAB, VOTE SERTA HADIAH YAAA🥰🥰
TERIMA KASIH SAYANGKU🥰🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
🌹Widianingsih,💐♥️
hai....
apa ini menceritakan keluarga broken home ?
2025-07-24
2
NurAzizah504
nyicil dulu ya, Thor. sukses terus buat karyanya
2025-07-10
1
Dasyah🤍
woy Bela sini Lo, jahat banget si jadi orang
2025-08-05
1