Kamar baru,langkah baru

Suara klik terdengar pelan saat kartu akses menyentuh pintu. Zee masuk, diikuti pak sakti yang membawa berkas.

"Ini kamarmu. Sesuai permintaan, kamu dapat kamar tunggal,"jelas pak sakti sambil menyerahkan kartu akses.

Zee menerimanya dan hanya mengangguk kecil, tanpa sepatah kata pun. Tatapannya tetap dingin, tak sedikit pun menunjukkan emosi. Tapi di balik ekspresi datarnya, pikirannya sudah penuh strategi dan kecurigaan.

"Kamarnya sudah dibersihkan sebelumnya. Kamu tinggal memasukkan barang-barangmu saja," lanjut Pak Sakti, mencoba tetap ramah meski mulai merasa kikuk.

Zee kembali hanya mengangguk. Diam.

Pak Sakti menarik napas pelan. "Kalau ada yang bisa saya bantu, saya—"

"Nggak usah." Ucapan datar itu cukup untuk membuat Pak sakti berhenti bicara.

Pak Sakti sedikit terkejut. Itu kali pertama Zee berbicara langsung padanya, dan suaranya membuat bulu kuduk merinding.

"Baiklah… Bapak permisi. Besok kamu mulai kelas di XII A. Selamat beradaptasi," ucapnya cepat sebelum berbalik pergi.

Zee menutup pintu perlahan. Suara kuncinya terdengar menenangkan dalam keheningan ruangan. Dia memandangi sekeliling kamar—tidak luas, tapi cukup nyaman. Tidak sempit, tapi juga bukan kemewahan seperti kamarnya di mansion. Tapi ini lebih dari cukup.

Ia mulai mengeluarkan pakaian dari dalam koper dan menatanya ke lemari satu per satu. Tangannya bergerak cepat, ekspresinya tetap tanpa perubahan.

Begitu semua selesai, Zee merebahkan diri di atas kasur. Lembut dan dingin. Kepalanya menatap langit-langit.

"Petunjuknya masih kabur... tapi gue nggak bisa terus diam." batinnya, jemarinya menggenggam ujung selimut dengan penuh tekad.

Dia teringat kata-kata terakhir yang tertulis di catatan Zia.

"Dia punya kuasa… dan dia cemburu dengan sosok ‘R’ itu..."

Zee menghela napas panjang.

"Berarti, gue harus cari tahu siapa cowok berinisial R di sekolah ini."

Tapi ada satu masalah besar.

"Empat ratus lima puluh nama... dan gue harus nemuin satu dari mereka."

Pikirannya makin kusut. Kepalanya makin berat.

Akhirnya, dia menyalakan AC dan memejamkan mata. Mungkin, setelah tidur, pikirannya akan lebih jernih.

Tok. Tok. Tok.

Suara ketukan di pintu membangunkannya dari tidur panjang. Suara khas yang menggema di ruangan kecil. Zee mengerang pelan.

"Siapa sih..." gumamnya serak.

Dengan langkah malas, dia bangkit dan membuka pintu.

Klik.

Seorang gadis berambut sebahu berdiri di ambang pintu dengan senyum manis.

“Hai! Kamu zee, kan?” sapanya ceria, senyumnya hangat seperti matahari sore.

Zee hanya menatapnya dengan datar. Seperti biasa.

“Kenalin, aku Viola. Tetangga kamar kamu. Kamu pasti murid baru, kan?” ucap gadis itu, masih dengan senyumnya yang hangat.

Zee membalas dengan anggukan pelan, wajahnya tetap dingin.

"Ngomong-ngomong, sekarang udah waktunya makan malam. Yuk, kita ke bawah bareng. Tadi Pak Sakti nyuruh aku buat ajak kamu makan," jelas Viola santai.

Zee terdiam sejenak, lalu akhirnya berkata pelan, “Oke.”

"Kamu mau jalan bareng nggak? aku tungguin kok," tawar Viola sambil menyender ke dinding.

Zee awalnya hendak menolak, tapi kemudian terlintas sesuatu dalam pikirannya—kesempatan untuk kenal lebih jauh lingkungan ini. Dia pun mengangguk.

“Tapi gue mandi dulu.”

“Gak apa-apa. Mandi aja dulu. Masih cukup waktu. Kalo udah, ketuk aja kamar aku,” jawab Viola sambil menunjuk kamar di sebelah kanan.

Zee hanya mengangguk lagi.

••••

Setelah mandi dan bersiap, Zee mengenakan pakaian biasa: celana hitam dan sweater abu-abu polos. Rambutnya diikat setengah ke belakang, wajahnya tetap polos tanpa riasan. Ia keluar kamar dan mengetuk pintu sebelah.

Tok tok.

Tak lama, Viola membuka pintu dengan senyuman cerah. "Pas banget! Yuk, kita turun bareng."

Zee mengangguk pelan, lalu berjalan bersama Viola menyusuri lorong menuju ruang makan. Langkah Zee lurus dan tegap, tatapannya mengarah ke depan. Tidak menunduk. Tidak takut.

Ruang makan ramai. Meja-meja panjang penuh siswa, aroma makanan hangat bercampur tawa dan suara langkah kaki.

“Ini meja aku biasanya. Kamu boleh duduk di sini juga,” ujar Viola, menunjuk salah satu meja di pojok.

Zee duduk, mengambil makanan secukupnya. Tangannya menyentuh sendok, tapi tak langsung menyuap. Matanya menyapu sekeliling ruangan, mengamati orang-orang. Tak mencari makanan—melainkan petunjuk.

Dan saat itulah, seorang cowok duduk di meja seberang. Tinggi, wajah tajam, sorot mata acuh. Tangan dimasukkan ke saku celana, tubuh sedikit bersandar malas. Di lengan seragamnya, terlihat label nama kecil bertuliskan:

Radit Mahendra Valesko

Deg. Nama itu terpampang jelas. Radit. Inisial 'R' yang tertulis di catatan Zia. Tatapan dingin cowok itu... menyimpan lebih dari sekedar sikap cuek--ada rahasia belum terucap.

Episodes
1 Saat Dunia Tak Lagi Sama
2 Jejak?
3 Bukan Sekedar Pindah
4 Jejak di Mulai Wolfe House
5 Kamar baru,langkah baru
6 Makan malam dan Nama yang tersirat
7 Gadis yang tak menoleh
8 Ada yang mengawasi di bawah langit
9 Zee dan R di kepalanya
10 Suara yang tak pernah bohong
11 Jejak di Perpustakaan
12 Jejak Awal:Di Balik Nama Raden
13 Ekstrakurikuler dan Rencana
14 Bukan Sekedar Murid Baru
15 Dia Mirip Rey
16 Serangan tak terduga
17 Peran Sang Malaikat Dingin
18 Perintah Sang Malaikat Gelap
19 Ancaman Dingin Hasil Mematikan
20 Tatapan yang tak Berucap
21 Zee dan Scarlet Nova
22 Rey dan Air Mineral
23 Yang terdengar dari Balik Pintu
24 Wajah Datar, Luka Dalam
25 Bukan Sekedar Duduk Bersama
26 Bungkam Yang Mengusik
27 Rekening, Rey dan Rahasia
28 Zia, Bindar dan Sebuah Kunci
29 Segelas Teh dan sebuah Rencana
30 Loker Bernama Raden
31 Seseorang Mendorongku
32 Pelukan yang Tak sengaja
33 Langkah Di Balik Senja
34 Kamar 212
35 Operasi Tengah Malam
36 Kotak Di Atas Lemari
37 Senyum di Tengah Sorak
38 Strategi dari Negeri es
39 Bayangan di Ruangan Bahasa
40 Gue Mau Lo
41 Di balik Loker dan Meja Makan
42 Gadis Dingin, Hati yang lapar
43 Tato Bunga dalam foto
44 Bukan Arwah, Tapi Rencana
45 Bayangmu Masih Mengikatnya
46 Genggam yang Tak Terduga
47 Selamat Datang di Scarlet Nova
48 Jangan Lupakan Aku
49 Lo Harus Nyusul Gue
50 Kembar dalam diam
51 Satu Telpon, dua luka
52 Kebenaran Tak Bisa Mati
53 Langkah yang Tertukar
54 Satu Meja Tanpa Viola
55 Hangatnya Abu dan Senyuman.
56 Pesan dari Nomor Tak Dikenal
57 Janji Diatas Rooftop
58 Rooftop; Titik Awal Kebenaran.
59 Satu-satunya Perempuan di Antara Serigala
60 Teka-teki di Meja Cafe
61 Puzzel yang Mulai Tersusun
62 Jangan Cinta Gue
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Saat Dunia Tak Lagi Sama
2
Jejak?
3
Bukan Sekedar Pindah
4
Jejak di Mulai Wolfe House
5
Kamar baru,langkah baru
6
Makan malam dan Nama yang tersirat
7
Gadis yang tak menoleh
8
Ada yang mengawasi di bawah langit
9
Zee dan R di kepalanya
10
Suara yang tak pernah bohong
11
Jejak di Perpustakaan
12
Jejak Awal:Di Balik Nama Raden
13
Ekstrakurikuler dan Rencana
14
Bukan Sekedar Murid Baru
15
Dia Mirip Rey
16
Serangan tak terduga
17
Peran Sang Malaikat Dingin
18
Perintah Sang Malaikat Gelap
19
Ancaman Dingin Hasil Mematikan
20
Tatapan yang tak Berucap
21
Zee dan Scarlet Nova
22
Rey dan Air Mineral
23
Yang terdengar dari Balik Pintu
24
Wajah Datar, Luka Dalam
25
Bukan Sekedar Duduk Bersama
26
Bungkam Yang Mengusik
27
Rekening, Rey dan Rahasia
28
Zia, Bindar dan Sebuah Kunci
29
Segelas Teh dan sebuah Rencana
30
Loker Bernama Raden
31
Seseorang Mendorongku
32
Pelukan yang Tak sengaja
33
Langkah Di Balik Senja
34
Kamar 212
35
Operasi Tengah Malam
36
Kotak Di Atas Lemari
37
Senyum di Tengah Sorak
38
Strategi dari Negeri es
39
Bayangan di Ruangan Bahasa
40
Gue Mau Lo
41
Di balik Loker dan Meja Makan
42
Gadis Dingin, Hati yang lapar
43
Tato Bunga dalam foto
44
Bukan Arwah, Tapi Rencana
45
Bayangmu Masih Mengikatnya
46
Genggam yang Tak Terduga
47
Selamat Datang di Scarlet Nova
48
Jangan Lupakan Aku
49
Lo Harus Nyusul Gue
50
Kembar dalam diam
51
Satu Telpon, dua luka
52
Kebenaran Tak Bisa Mati
53
Langkah yang Tertukar
54
Satu Meja Tanpa Viola
55
Hangatnya Abu dan Senyuman.
56
Pesan dari Nomor Tak Dikenal
57
Janji Diatas Rooftop
58
Rooftop; Titik Awal Kebenaran.
59
Satu-satunya Perempuan di Antara Serigala
60
Teka-teki di Meja Cafe
61
Puzzel yang Mulai Tersusun
62
Jangan Cinta Gue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!