Jejak?

Sudah beberapa hari sejak zia pergi, dan zee belum kembali ke sekolah. Ia masih terperangkap dalam duka--dan diam-diam mulai menyusun teka-teki di kepalanya.

Sore itu, Zee tak sengaja mendengar percakapan antara kepala sekolah asrama tempat Zia bersekolah dan kedua orang tuanya.

"Menurut penyelidikan awal... Zia kemungkinan besar bunuh diri," ucap kepala sekolah hati-hati.

Zee mengepalkan tangan. Omong kosong, batinnya. Ia tahu betul seperti zia sebenarnya. Ceria, hidupnya penuh semangat--mustahil Zia mengakhiri hidupnya sendiri.

Yang membuatnya makin marah, saat polisi dan detektif datang menawarkan bantuan penyelidikan, kedua orang tuanya justru menolaknya mentah-mentah.

“Ini takdir Zia,” ucap Zidan, datar. “Kalau ajalnya memang sudah sampai, mau bagaimana lagi?”

Zee ingin sekali berteriak, ingin membantah semua yang mereka katakan. Tapi ia tahu, suaranya tak akan berarti di tengah dinding penyangkalan itu.

 

Malam hari, pukul dua dini hari.

Zee masih belum bisa memejamkan matanya. Ia hanya membolak-balik tubuh di ranjangnya, hatinya dipenuhi rasa kehilangan dan amarah yang menyesakkan dada.

"Zia... kumohon, datanglah ke mimpiku. Aku rindu banget sama lo..." bisiknya lirih, memeluk bantalnya erat-erat.

Karena tidak juga bisa tidur, Zee bangkit. Ia melangkah pelan keluar dari kamarnya, menuju kamar Zia. Entah kenapa, ia merasa lebih tenang jika berada di sana.

Ceklek.

Begitu pintu terbuka, aroma vanila yang lembut langsung menyambutnya. Aroma favorit Zia. Zee tersenyum samar. Ia ingat, Zia sangat ingin punya kamar beraroma seperti itu.

Barang-barang Zia dari asrama telah dikirim pulang tadi sore. Rencananya, besok bibi mereka akan membereskannya. Zee duduk di atas ranjang Zia, lalu mengambil bingkai foto dari nakas. Foto mereka berdua saat berusia lima belas tahun. Zia tersenyum lebar, sedang Zee hanya tersenyum paksa.

Zee tertawa pelan, getir. Setetes air mata jatuh, tapi cepat-cepat ia hapus. Ia mengembalikan foto ke tempatnya, lalu memperhatikan buku-buku Zia yang menumpuk. Ia membuka satu per satu, hingga buku ketiga terasa aneh—kosong, tak ada tulisan apa pun.

Saat hendak mengembalikannya, selembar kertas tipis jatuh ke lantai.

"### Kertas apa ini?" gumam Zee, mengambil dan membacanya.

(Aku nggak nyangka, dia adalah pengkhianat. Aku sudah anggap dia saudara sendiri di asrama ini, tapi ternyata dia nusuk aku dari belakang.Aku dengar dia mau bunuh aku, cuma karena R suka dengan aku.

Dia pikir dia siapa? Tuhan?

Semoga aku nggak mati muda. Aku pengen nikah, pengen jalan-jalan sama kembaranku si beku itu, hehe..

Tapi jujur, aku takut. Kalau dia berencana ingin membunuh aku..

Aku mau cerita ke Zee, tapi aku nggak bisa telponan dengan dia.

Dia bisa lacak ponselku, dia jago bela diri.

Aku takut Zee kenapa-kenapa.

Andai aku kuat, aku akan balas dia. Tapi aku nggak bisa.

Dia dilindungi oleh orang berkuasa di asrama ini.

Aku juga pengen minta bantuan Daddy dan Mommy,tapi mereka terlalu sibuk. Kalau mereka turun tangan, dia pasti akan di keluarin dari sekolah.

Tapi aku nggak mau nyusahin mereka)

 

Zee membaca surat itu berkali-kali. Napasnya tercekat. Tangannya gemetar.

“Zia nggak bunuh diri...” bisiknya. “Dia dibunuh.”

Amarah menggelegak dalam dadanya. Kertas itu ia lipat rapi dan disimpan dengan hati-hati. Zee tak akan tinggal diam.

Pagi pun tiba. Suara burung bersahut-sahutan menyambut mentari yang perlahan menyembul di balik langit. Namun di kamar Zia, Zee masih tertidur, masih terbungkus selimut, seolah enggan menghadapi hari baru.

Sementara itu, di meja makan, Zidan dan Zavira telah rapi dengan pakaian kerja mereka. Sarapan pagi tersaji di hadapan mereka.

“Zee belum turun?” tanya Zidan sambil mengaduk kopinya.

“Kalau dia belum turun, artinya dia belum bangun,” jawab Zavira, mengoles selai kacang di atas rotinya. “Mungkin dia masih sedih. Kamu tahu sendiri anakmu itu gimana.”

Zidan menghela napas. “Aku ingin kamu berhenti kerja, Vir.”

Zavira menghentikan gerakannya. Tatapannya tajam, menusuk.

“Mas, udah berapa kali aku bilang? Aku gak akan berhenti kerja. Orang tua aku dulu banting tulang biar aku bisa kuliah. Masa sekarang aku lepas semua cuma karena kamu suruh?”

“Aku sanggup biayai kamu. Aku cuma pengen kamu lebih perhatian ke Zee. Zia udah nggak ada, Vir. Aku nggak mau kehilangan Zee juga,” ucap Zidan tegas.

Zavira memejamkan mata sejenak, lalu menatap suaminya.

“Zee bukan anak kecil. Dan Zia… Zia pergi karena dia lemah. Dia bunuh diri.”

 

Dari balik tembok, Zee yang ternyata sudah terbangun mendengar semuanya. Telinganya panas. Dadanya sesak. Tangannya mengepal erat.

“Dasar... brengsek...”

Episodes
1 Saat Dunia Tak Lagi Sama
2 Jejak?
3 Bukan Sekedar Pindah
4 Jejak di Mulai Wolfe House
5 Kamar baru,langkah baru
6 Makan malam dan Nama yang tersirat
7 Gadis yang tak menoleh
8 Ada yang mengawasi di bawah langit
9 Zee dan R di kepalanya
10 Suara yang tak pernah bohong
11 Jejak di Perpustakaan
12 Jejak Awal:Di Balik Nama Raden
13 Ekstrakurikuler dan Rencana
14 Bukan Sekedar Murid Baru
15 Dia Mirip Rey
16 Serangan tak terduga
17 Peran Sang Malaikat Dingin
18 Perintah Sang Malaikat Gelap
19 Ancaman Dingin Hasil Mematikan
20 Tatapan yang tak Berucap
21 Zee dan Scarlet Nova
22 Rey dan Air Mineral
23 Yang terdengar dari Balik Pintu
24 Wajah Datar, Luka Dalam
25 Bukan Sekedar Duduk Bersama
26 Bungkam Yang Mengusik
27 Rekening, Rey dan Rahasia
28 Zia, Bindar dan Sebuah Kunci
29 Segelas Teh dan sebuah Rencana
30 Loker Bernama Raden
31 Seseorang Mendorongku
32 Pelukan yang Tak sengaja
33 Langkah Di Balik Senja
34 Kamar 212
35 Operasi Tengah Malam
36 Kotak Di Atas Lemari
37 Senyum di Tengah Sorak
38 Strategi dari Negeri es
39 Bayangan di Ruangan Bahasa
40 Gue Mau Lo
41 Di balik Loker dan Meja Makan
42 Gadis Dingin, Hati yang lapar
43 Tato Bunga dalam foto
44 Bukan Arwah, Tapi Rencana
45 Bayangmu Masih Mengikatnya
46 Genggam yang Tak Terduga
47 Selamat Datang di Scarlet Nova
48 Jangan Lupakan Aku
49 Lo Harus Nyusul Gue
50 Kembar dalam diam
51 Satu Telpon, dua luka
52 Kebenaran Tak Bisa Mati
53 Langkah yang Tertukar
54 Satu Meja Tanpa Viola
55 Hangatnya Abu dan Senyuman.
56 Pesan dari Nomor Tak Dikenal
57 Janji Diatas Rooftop
58 Rooftop; Titik Awal Kebenaran.
59 Satu-satunya Perempuan di Antara Serigala
60 Teka-teki di Meja Cafe
61 Puzzel yang Mulai Tersusun
62 Jangan Cinta Gue
Episodes

Updated 62 Episodes

1
Saat Dunia Tak Lagi Sama
2
Jejak?
3
Bukan Sekedar Pindah
4
Jejak di Mulai Wolfe House
5
Kamar baru,langkah baru
6
Makan malam dan Nama yang tersirat
7
Gadis yang tak menoleh
8
Ada yang mengawasi di bawah langit
9
Zee dan R di kepalanya
10
Suara yang tak pernah bohong
11
Jejak di Perpustakaan
12
Jejak Awal:Di Balik Nama Raden
13
Ekstrakurikuler dan Rencana
14
Bukan Sekedar Murid Baru
15
Dia Mirip Rey
16
Serangan tak terduga
17
Peran Sang Malaikat Dingin
18
Perintah Sang Malaikat Gelap
19
Ancaman Dingin Hasil Mematikan
20
Tatapan yang tak Berucap
21
Zee dan Scarlet Nova
22
Rey dan Air Mineral
23
Yang terdengar dari Balik Pintu
24
Wajah Datar, Luka Dalam
25
Bukan Sekedar Duduk Bersama
26
Bungkam Yang Mengusik
27
Rekening, Rey dan Rahasia
28
Zia, Bindar dan Sebuah Kunci
29
Segelas Teh dan sebuah Rencana
30
Loker Bernama Raden
31
Seseorang Mendorongku
32
Pelukan yang Tak sengaja
33
Langkah Di Balik Senja
34
Kamar 212
35
Operasi Tengah Malam
36
Kotak Di Atas Lemari
37
Senyum di Tengah Sorak
38
Strategi dari Negeri es
39
Bayangan di Ruangan Bahasa
40
Gue Mau Lo
41
Di balik Loker dan Meja Makan
42
Gadis Dingin, Hati yang lapar
43
Tato Bunga dalam foto
44
Bukan Arwah, Tapi Rencana
45
Bayangmu Masih Mengikatnya
46
Genggam yang Tak Terduga
47
Selamat Datang di Scarlet Nova
48
Jangan Lupakan Aku
49
Lo Harus Nyusul Gue
50
Kembar dalam diam
51
Satu Telpon, dua luka
52
Kebenaran Tak Bisa Mati
53
Langkah yang Tertukar
54
Satu Meja Tanpa Viola
55
Hangatnya Abu dan Senyuman.
56
Pesan dari Nomor Tak Dikenal
57
Janji Diatas Rooftop
58
Rooftop; Titik Awal Kebenaran.
59
Satu-satunya Perempuan di Antara Serigala
60
Teka-teki di Meja Cafe
61
Puzzel yang Mulai Tersusun
62
Jangan Cinta Gue

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!