Kisah Kita Yang Tak Sempurna (Chat Story Version)
Saat Rasa Mulai Bernama
Beberapa hari setelah percakapan pertama mereka, Al Autumn semakin sering memperhatikan Yuri Mauve.
Buku catatan abu-abunya kini terisi lebih cepat. Beberapa halaman bahkan hanya berisi satu nama yang ia tulis berulang:
| Yuri. Yuri. Yuri.
Pagi itu, langit masih mendung, kelas juga terasa sunyi karena masi sedikit orang dikelas, Yuri sudah duduk di tempatnya, sedang membuka bekal roti dan teh hangat dari rumah. Al datang beberapa menit kemudian, sedikit basah.
Yuri Mauve
Kamu gak suka payung?
Al Autumn
(mengangkat bahu) Nggak suka ribet. Lagi pula, dingin-dingin gini bikin kepala lebih jernih.
Yuri Mauve
(menatapnya sekilas) Coba ini. Mama aku yang buat. (memberikan sepotong roti)
Al Autumn
(Senyum kaget)
Kamu gak takut aku alergi apa gitu?
Yuri Mauve
Kamu anak sastra. Kalau mati karena roti, kayaknya terlalu ironis. (Datar, tapi mulutnya menyungging senyum)
Al Autumn
(Tertawa kecil)
Kamu mulai jago bercanda ya?
Yuri Mauve
Aku nggak bercanda.
Jam pelajaran pertama kosong. Guru belum datang. Sebagian siswa memilih ribut sendiri. Al menulis seperti biasa di buku catatannya.
Al Autumn
Isi buku Al:
Dia seperti diam yang tidak membosankan. Seperti jeda yang tidak ingin cepat diakhiri. Seperti senyap yang menyembuhkan.
Ia menulis kalimat lain, kali ini tanpa sadar:
Yuri.
Al Autumn
Aku mau ke toilet. (dalam hati)
Ia menutup buku itu cepat-cepat, lalu pergi ke toilet. Beberapa menit kemudian, ia kembali dan mendapati Yuri sedang duduk tenang… dengan buku abu-abu di tangannya.
Al Autumn
Kamu… buka? (hampir berlari kecil)
Yuri Mauve
(Menutup buku perlahan)
Aku lihat namaku. Banyak.
Al Autumn
Aku... nggak bermaksud buat kamu baca itu. Aku—
Yuri Mauve
Santai. Aku suka kalimatmu. Yang ‘dia seperti diam yang tidak membosankan’ itu... manis.
Yuri Mauve
(Yuri menatapnya) Itu aku, kan?
Yuri Mauve
Kamu bisa bilang langsung. Tapi menulisnya terasa... lebih tulus.
Al Autumn
(Al mengangguk)
Aku gak terlalu pintar ngomong. Tapi kalau nulis, aku bisa jujur tanpa takut dibalas diam.
Yuri Mauve
Tapi aku gak akan diam (Ucap Yuri pelan) Aku mungkin gak bisa nulis balik... tapi aku bisa duduk di sebelahmu, tiap pagi. Itu cukup, gak?
Al Autumn
(Al menatapnya, tak ada kalimat puitis yang keluar dari pikirannya, tapi rasanya itulah bentuk paling indah)
Saat bel sekolah berbunyi, Yuri berdiri lebih dulu.
Yuri Mauve
Besok, kamu bawa catatanmu lagi.
Al Autumn
Buat kamu baca diam-diam lagi?
Yuri Mauve
Buat aku baca... tapi gak diam-diam lagi.
(Pergi meninggalkan Al)
Dan untuk pertama kalinya sejak mengenalnya, Al tidak merasa sendirian dalam rasa.
Comments