Kisah Kita Yang Tak Sempurna (Chat Story Version)
2. Kelas Baru, Nama yang Mengusik
Suasana pagi cerah menembus kisi-kisi jendela kelas 10A. Menyinari bangku-bangku yang sebagian masi kosong belum diisi sepenuhnya.
Al Autumn
(Al berdiri di depan kelas 10A menggenggam jadwal pelajaran yang agak kusut)
Hari pertama SMA... Rasanya seperti lembaran kosong yang siap diisi cerita.
Ia mengedarkan pandangan ke dalam kelas yang mulai dipenuhi murid baru. Suara kursi yang digeser, tawa ringan, dan sapaan yang canggung mendominasi suasana.
Al Autumn
Ramai sekali! Aku lebih suka bagian tengah cerita, saat semuanya sudah berjalan lancar.
Al memilih duduk di barisan ketiga dari depan, Ia baru saja meletakkan tas ketika sebuah suara dari dalam kelas menarik perhatiannya.
Al Autumn
(Al mengangkat kepala) Nama itu... aneh. Lembut, nyaris seperti puisi.
Di dekat jendela, duduklah Yuri Mauve. Rambut ungu gelapnya berkilauan, tatapannya fokus pada buku yang dibacanya. Seakan dunia lain terbentang dalam pikirannya.
Al Autumn
Yuri Mauve. Namanya seperti warna. Seperti lukisan. Seperti... dia.
Al tak sadar telah menatap terlalu lama sampai mata gadis itu menangkap pandangannya, eye contact dua detik dengan Yuri cukup membuat Al tertunduk dan menurunkan pandangannya.
Al Autumn
Bodoh. (gumamnya dalam hati) Baru juga awal sekolah udah kayak orang bengong.
Waktu berlalu hingga istirahat pertama. Al memberanikan diri duduk disebelah Yuri, Ia tidak bicara, hanya membuka buku dan berpura-pura mencatat sesuatu yang tak penting.
Al Autumn
(Al menoleh sedikit) Nama kamu... Yuri Mauve, ya?
Yuri Mauve
(Yuri menatap Al sebentar) Iya, kita sekelas?
Al Autumn
Iya. Aku Al....(Dengan senyum di bibir nya) Al Autumn .
Yuri Mauve
(Yuri mengangguk)
Nama kamu kayak musim.
Al Autumn
Iya. (Tertawa pelan) Sering dikira cewe juga.
Senyum tipis mengambang di bibir Yuri, tak bertahan lama tapi cukup nyata. Bagi Al, itu bukan senyuman biasa.
Al Autumn
Mauve itu warna?
Yuri Mauve
Iya. Warna ungu pucat. Nama baptisku.
Yuri Mauve
(Yuri menatap sejenak)
Sepulang sekolah, Al berjalan sendirian sambil mengingat senyuman itu. Ia menyentuh dada kirinya, di mana detak jantungnya berdetak sedikit lebih cepat dari biasanya.
Al Autumn
Kenapa senyumnya kayak... nyangkut ya di kepala?
Langkah kakinya ringan, dan langit sore seperti ikut merona. Hari itu, tanpa ia sadari, Al Autumn baru saja jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Comments