Bugh
Sang ketua juga mendapatkan hantaman keras dari seseorang.
"Anjing lo, siapa lo anjing" murka ketua genk motor tersebut saat dirinya mendapatkan hantaman yang keras di wajahnya.
"Jangan macem-macem lo, lepasin dia atau lo tau rasa akibatnya" peringatan yang dia berikan.
Kemudian sang gadis yang melihat itu kaget siapa yang telah menolongnya.
"Kak deril? "
Ya, Deril yang saat ini sedang membantu Almira dari anak-anak genk motor tersebut. Lamunannya buyar saat sebuah perkelahian terjadi antara Deril dan ketua genk motor. Pada akhirnya deril berhasil mengalahkan ketua genk motor tersebut, dan mereka pergi sari tempat tersebut.
Setelah kepergian mereka Deril mendekati Almira. Namun saat tangannya ingin menyentuh Almira, tangannya di tepis kasar oleh Almira.
"Jangan sentuh aku!" peringatnya. Dirinya bukan merasa tidak berterimakasih, tapi dirinya masih trauma akan sentuhan laki-laki, karena kejadian tersebut.
"Okey gue ngerti. Kenapa lo belum pulang ini udah sore banget loh" tanya Deril untuk memastikan alasan apa yang bisa membuat sang gadis masih berada di area sekolah padahal waktu pulang sudah lama.
"Aku masih nunggu ayah aku, dia telat jemput aku karena dia ada meeting dulu."
Tak lama saat Almira mengatakan hal itu, ponsel Almira berbunyi menandakan ada pesan. Dia merogoh tasnya untuk mengambil ponselnya. Saat membuka pesan, terdapat pesan dari sang ayah.
"Sayang, maaf banget. Ini macetnya kebangetan ayah gak bisa bergerak sama sekali. Takutnya kamu kesorean terus kenapa-napa, kamu pesen dulu taksi aja ya gapapa sayang?" begitulah isi pesan dari sang ayah.
Helaan napas terdengar dari mulut Almira.
"Kenapa?" tanya Deril saat melihat helaan napas Almira.
"Ayah aku gak bisa jemput, dia kena macet parah"
"Terus lo pulang gimana?" tanyanya untuk memastikan.
"Aku pesen taksi aja, ayah aku nyuruh pesen taksi"
"Kesempatan kayaknya ni" batin Deril.
"Gimana kalo gue anter aja, rumah lo dimana?"
"Rumah aku di Jalan Anggrek Nomor X. Tapi gak usah repot-repot kak makasih banyak. Mana tadi aku di bantuin lagi sama kakak" tolak Almira dengan suara lembutnya.
"Anjai kok bisa sih dia nolak dengan cara selembut itu? tapi jangan sampe dia nolak. Gue harus tetep anterin dia, lagian kan ini kesempatan emas" batin Deril.
"Gapapa, lagian kita searah kok gue di Jalan Kenanga, jadi jauhan rumah gue kok"
"Beneran gak papa kak?" tanyanya agak ragu.
"Iya gapapa daripada nanti lo kena pelecehan lagi." Mencoba menakuti agar Almira mau dia antar pulang.
"Emmhhh iya deh, makasih ya kak" akhirnya Almira menerima ajakan Deril.
"Okey ayo sebelum malem"
Kemudian mereka berjalan menuju mobil sport Deril yang terparkir di area tersebut.
-----
Mobil Sport berhenti di depan pagar sebuah rumah mewah yang mengantarkan sang pemilik rumah.
"Makasih ya kak udah bantu dan anterin aku pulang" dirinya menghadap Deril yang sedang memandang rumahnya.
"Emmhh eh iya gapapa sama-sama lain kali hati-hati. Atau lo bisa hubungin gue buat cari bantuan" sambil menyodorkan kartu namanya.
Kemudian Almira menerima kartu tersebut, dan mulai membaca identitas dari Deril.
"Okey kak, makasih sekali lagi ya. Eh kakak mau mampir dulu? " sekedar basa basi sebetulnya.
"Enggak dulu deh ini udah sore banget, kapan-kapan aja ya" sebenarnya dia ingin mampir tapi ini udah sore dan dia merasa lengket karena abis latihan basket.
"oh iya gapapa kak, kalo gitu aku masuk dulu ya" hal itu di angguki oleh Deril.
Almira keluar dari dalam mobil kemudian berjalan menuju rumahnya, saat berada di antara pagar dan rumahnya dia melambaikan tangannya pada Deril, dan di balas lambaian tangan juga oleh Deril.
"Lucu banget sih anak orang" gumamnya saat melihat tingkah Almira, setelahnya dia pergi meninggalkan pekarangan rumah Almira.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments