Bel istirahat telah berbunyi. Seluruh siswa Deanandra High School keluar dari kelas masing-masing untuk melakukan aktivitas yang mereka suka. Ada yang ke kantin karena merasa lapar, ada yang ke lapangan untuk bermain basket dan lain halnya, bahkan ada yang ke taman, perpus dan ke tempat-tempat lainnya.
Tapi untuk Almira dia terdiam di kelas sendirian. Kenapa gitu?
Bukan berarti Almira tidak diajak atau sebagai nya. tapi memang Yura sudah mengajak hanya saja Almira belum terbiasa dengan lingkungan nya sehingga dia harus adaptasi dulu untuk bisa mengeksplor sekolah barunya.
Kini dia duduk sendiri sambil membaca novel yang dia bawa dari rumah.
"Eheee" suara tawanya yang lembut keluar saat dia membaca bagian yang lucu dalam novel tersebut.
Tiba-tiba Yura datang dengan membawa sekantong cemilan yang ia tujukan untuk Almira.
"Nih buat lo! "
"Buat gue? " tunjuk pada dirinya sendiri.
"Iya buat lo, gue gak tega masa lo gak makan apapun saat istirahat. Takutnya nanti kalo udah pelajaran lo sakit lagi." jelas Yura.
"Emmmhh makasih ya, maaf aku belum terbiasa soalnya belum berani takut ada yang judge atau gimana kalo aku keluar kelas" lirih nya merasa bersalah tidak menerima ajakan dari Yura.
"Eh gak papa kali santai aja. Gue sih oke aja kalo lo emg gak mau kesana tapi jangan lupa makan ya." ucapan Yura hanya cukup dijawab anggukan aja sama Almira.
Setelahnya mereka bercerita hal-hal random yang menurut mereka seru. Kadang Almira yang menceritakan sekolah nya yang dulu, atau Yura menceritakan keadaan sekolah ini yang sebenarnya terdapat beberapa orang yang di segani.
"Jadi, yah. Setelah gue tahu kalo lo korban perundungan si sekolah lo dulu. Lebih baik lo jauhi Deril and the genk sama Amora and antek-antek gak jelas itu okeyyy!". Peringat Yura pada Almira
"Tapi gue kan gak tahu mereka orangnya yang mana? " memang pastinya Almira belum tahu dengan orang-orang yang di sekolah ini. Apalagi Almira baru disini.
"Tenang aja nanti gue tunjukin. Makanya keluar dari kelas!" ajaknya pada Almira.
"Okeyyy kalo gitu nanti istirahat kedua lo ajak gue keliling sekolah aja ya"
"Gitu dong. Kan asik kalo gitu, daripada lo dikelas gak ada kualitas"
Bel tanda masuk berbunyi semua murid memasuki kelas dan di susul dengan guru yang masuk kelas. Kegaitan belajar pembelajaran pun berlangsung.
Di kelas lain di sekolah yang sama. Seorang Deril tengah melamun memandangi jendela yang mengarah ke lapang. Pikirannya melayang ke wajah lugunya Almira.
"Kok pikiran gue kedia terus sih. Bahaya masa gue langsung tertarik sama cewek tanpa dia ganggu gue. Bahkan kita aja gak pernah ketemu baru gue yang liat dia dari kejauhan. Tapi... mata teduhnya itu bikin gue penasaran apa ia dia itu mengisyaratkan keteduhan? "
Leon yang melihat temannya melamun sedari tadi mencoba mengambil perhatian.
"Der... woy der" panggilnya sambil menepuk tangan deril yang tersilang di depan dada bidangnya.
Deril kaget tapi tak menunjukan ekspresi tersebut dia hanya melirik sebentar kemudian kembali ke posisi awal.
Leon yang melihat itu merasa gemas sendiri melihat tingkah sahabatnya.
"Lo kenapa? Ada masalah? " tanyanya.
"Nggak" jawabnya singkat.
Sesuai janji Almira kini sedang keliling sekolah yang ditemani oleh Yura. Saat melewati berberapa koridor sekolah tak sedikit orang yang memperhatikan Almira sambil berbisik-bisik.
"Eh dia siapa? "
"Gak tahu gue juga, cantik woyyy padahal matanya teduh banget itu"
"Jirrr bidadari dari mana ini cantik banget"
"Gila itu murid baru yang pagi tadi bukan si cantik banget"
"Iya pasti dia bakal jadi saingan Amora deh. Duh kasian takut kena bully"
Itulah beberapa desas desus yang terdengar oleh Almira dan Yura.
"Yura. Emang Amora suka bully orang yahhh? " Almira merasa cemas karena masalalu nya.
"Hemmm emang tapi lo gak akan kena bully kok kalo lo gak ada terlintas di depan matanya" mencoba untuk menenangkan meski dia juga takut Almira akan kena bully seperti korban lainnya.
"okeyy semoga gue gak ketemu tuh Amora Amora itu atau sampai punya masalah sama dia." batinnya.
Mereka pun melanjutkan perjalanannya. Di persimpangan koridor yang terdapat tangga menuju kelas XII, Almira tak sengaja menabrak tubuh seseorang yang mengakibatkan dirinya terjengkang ke belakang. Hampir menyentuh lantai, tapi dia merasakan terdapat tangan yang melingkar di pinggangnya.
Saat membuka mata dia terbelalak kaget karena seorang lelaki tengah memeluknya. Begitu juga Yura yang sudah linglung harus bagaimana.
Yura langsung menarik Almira dari pelukan Deril.
"Kak maaf yah, temen aku gak sengaja soalnya tadi lagi bicara sama aku jadi gak liat ada orang di depannya" Buru-buru Yura mengkonfirmasi sebelum amarah Deril meledak.
Sementara Deril sendiri tidak menanggapi ucapan Yura tapi dia malah menatap lekat Almira.
"Cantik banget, dilihat dari dekat gini" Gumamnya dalam hati.
Lamunannya buyar kala mendengar suara Almira.
"Kak maafin aku ya" lembut sesuai apa yang dia bayangkan.
"Hemmm gapapa" setelahnya dia pergi meninggalkan mereka yang kaget dengan reaksi Deril.
"What? Dia gak ngapa ngapain ni bocah? Padahal anti banget sama cewek tuh anak" celeneh Teo yang asal bicara itu.
"Karena tuh cewek cantik kali jadi gak papa" balas Alex.
"Tapi nih secantik-cantinya Amora aja dia tetep tendang dari hadapannya tapi ni cewek satu gak diapa apain sama dia anehh"
"Udah mending kita susul dia" Leo mengakhiri pembicaraan tersebut dan pergi meninggal kan 2 wanita yang memperhatikan.
"Emang yang tadi siapa Yura? " tanya Almira penasaran.
"Dia itu kak Deril yang gue suruh buat lo jauhi" balas Yura.
"oh yang itu, okeyyy aku akan hati-hati lain kali. Sekarang ke kelas aja yuk gue udah cape"
"ayok" sambil melangkah lebih dulu Yura mengiyakan ajakan Almira.
Ini pertemuan yang tak sengaja tapi menentukan kehidupan Almira kedepannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
rofik 1234
Ceritanya menghibur sekali.
2025-06-15
0