2

"Berikan aku waktu seminggu,hanya seminggu saja hiks setelah itu aku akan menandatangani surat cerai kita. Ku mohon"ucap Livian.

"untuk apa??"ucap Alaric sambil mengangkat sebelah alisnya.

"untuk menerima semua ini"ucap Livian sambil tersenyum hambar.

Alaric menatap Livian sejenak lalu kemudian mengangguk kan kepalanya.

"baiklah,hanya seminggu"ucap Alaric lalu pergi menuju kamarnya, ya kamarnya,ia hanya akan tidur satu ruangan dengan livian saat ada orang tuanya datang berkunjung jika mereka pergi Alaric akan tidur di kamar lain.

Dan malam itu Livian hanya bisa menangis dalam diam,dalam keheningan kamarnya yang remang-remang di atas kasur dimana seharusnya ia dan suaminya berbagi tempat selama mommy Amelia ada mansion itu.

hati Livian remuk,dadanya sesak, kesedihan melanda dirinya.

"hiks mama,papa Livi merindukan kalian hiks,kenapa Livi kala itu gk ikut kalian saja hiks.kalau begini livi hanya seorang diri saja huhuhu livi harus bagaimana mana papa,mama"ucap Livian.

setahun yang berlalu orang tua livian mengalami kecelakaan lalu lintas yang menewaskan keduanya ditempat kejadian itu.

"hiks AL hiks dia tidak mencintai ku tapi aku mencintainya hiks sungguh miris huhu"

"Tuhan,cobaan apa yang kau berikan pada ku hiks kenapa sangat berat sekali di pundak ku hiks, sanggup kah aku mengangkatnya di kesendirian ku??"ucap Livian.

Setelah mencurahkan isi hatinya dan menangisi dirinya setengah malam akhirnya di tengah kesedihannya timbul sebuah tekad.

Kalau Alaric bisa begitu cepat melupakan dan meninggalkan nya berarti dia juga bisa belajar untuk merelakan dan memberikan Alaric kebebasan.

"baiklah kalau memang ini takdir ku,maka aku harus mengambil itu untuk menemani ku selama masa hidup ku"gumam Livian sambil menghapus sisa air matanya.

Ya, Livian bertekad menerima semua itu tetapi ia harus mengambil sesuatu yang menjadi pengikat dan tanda bahwa ia pernah mencintai pria itu selamanya.

"aku akan menemui Clara besok,aku yakin dia bisa membantu ku"gumam Livian.

-

-

-

Keesokan harinya Alaric bangun dan setelah bersiap-siap ia turun ke lantai bawah dan melihat Livian sedang menyiapkan sarapan seperti biasa.

dan Edgar sudah bertengger di sana siap menyantap makanan.

"aahh AL selamat pagi,mari sarapan"ucap Livian dengan senyum manis di wajahnya.

Alaric yang melihat itu mengetahui di balik senyuman itu ia tau ada kesedihan di dalam,namun Alaric berpikir itu hanya senyuman perpisahan saja.

"tidak perlu,Edgar ayo pergi"ucap Alaric.

"yaelah AL makan dikit apa,kasihan bini mu udah susah-susah masak.lagian aku lapar hehe"ucap Edgar sambil nyinyir.

"kau atau aku bosnya??"ucap Alaric sambil berjalan pergi dari sana.

"ck,dasar pria tak berperasaan,ku sumpahin kau galau 7 taun"ucap Edgar sambil mengambil roti dan memasukkan nya ke dalam mulutnya dan mengambil satunya lagi.

"Liv, thanks yah.Udah gk usah di pikirin pria itu emang rada-rada dia"ucap Edgar.

"haha tidak apa-apa,pergilah"ucap Livian dengan senyuman di wajahnya.

Setelah Edgar pergi setetes air mata luruh namun cepat-cepat di hapus oleh Livian,setelah menghela napas Livian naik ke kamarnya dan bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit.

sesampainya di kantor Alaric menyuruh Edgar untuk memesan sarapan untuk mereka.

"cih, mentang-mentang banyak duit, bisa kan hemat dengan makan masakan istri mu"gumam Edgar.

"Edgar aku bisa sekali memotong seluruh gaji mu selama 7 turunan"ucap Alaric sambil menunggu pintu lift terbuka menuju ke ruangannya.

"huff,AL kamu kenapa sih tega gitu sama Livian,kasihan loh.dia itu istri mu,dia wanita dan kamu tau bahwa wanita juga butuh di cintai bukan di anggurin"ucap Edgar menasehati sepupunya itu.

"seminggu lagi kami sepakat untuk berpisah"ucap Alaric yang sukses membuat Edgar terkejut.

"hey apa yang kau lakukan bro,lalu bagaimana kalau tante,om dan clara tau??dan kau tau kan kalau Livian tidak punya siapa-siapa di dunia ini kecuali kamu dan keluarga mu"ucap Edgar.

"huff percuma Edgar,aku tidak mencintainya meskipun aku berusaha,rasa kesal ku mengalahkan semua perjuangan ku.

semakin lama aku mempertahankan hubungan ini semakin terluka dia,dan aku tidak tega melihat dia terluka,ya hanya rasa kasihan antar sahabat saja.Lagipula aku ingin menemui gadis kecil yang dulu pernah menyelamatkanku"ucap Alaric.

18 tahun yang lalu ia diselamatkan oleh seorang gadis kecil saat hampir tertimpa lampu gantung di pesta,sayangnya gadis itu terluka dan di bawa pergi oleh orang agar cepat di tangani. Alaric hanya mengingat wajahnya namun ia hingga kini tak menemukan siapa gadis itu.

"bro kamu yakin??jangan sampai kau menyesal karena keputusan mu"ucap Edgar sambil menepuk pundak sepupu nya itu

pintu lift terbuka dan Alaric keluar dari sana dan masuk ke dalam ruangannya.

"huff,AL kapan kamu mau berubah AL,Livi sangat mencintai mu,hufff kasihan sekali Livi"gumam Edgar sambil menghela napas lalu pergi ke ruangannya menyiapkan berkas-berkas yang harus ia selesaikan.

******

Seorang dokter wanita sedang membaca berkas riwayat pasiennya sampai ketukan pintu membuat ia mengangkat wajahnya dan membiarkan orang itu masuk.

"hello Ca,apa aku menganggu??"ucap seorang wanita yang memunculkan kepalanya dari balik pintu.

"aaaaa kakak ipar!!"seru dokter yang bernama Clara itu lalu langsung menghampiri wanita itu yang tak lain adalah Livian.

Clara menarik sang kakak untuk masuk lalu memeluk Livian bagaikan koala yang menempel pada Livian.

Begitulah hubungan livian dan clara, adik Alaric.

"cup,cup uummm kangen banget aku sama kakak"ucap Clara sambil mencium bertubi-tubi wajah Livian.

Hal tersebut menandakan betapa akrab dan sayangnya Clara pada kakak iparnya.

"Ca,bisa kau turun dulu??tulang ku bisa patah mengendong bayi besar seperti mu"ucap Livian.

"hehe,maaf bayi besar mu ini terlalu kangen"ucap Clara sambil turun.

"ckck aku heran dengan mu Ca,kamu ini seorang dokter wanita yang cantik tapi diam-diam menyimpan kodam monyet"ucap Livian.

"hahaha,aman aja kak,selama orang lain gak tau tabiat asli ku gk bakalan malu-maluin"ucap Clara.

"jadi kenapa kakak ke tempat ku??apakah ada yang spesial??"ucap Clara.

"aahh begini Ca,kakak mau meminta bantuan dari mu"ucap Livian.

"katakan,aku siap membantu"ucap Clara.

Lalu Livian membisikkan sesuatu pada Clara yang membuat Clara membulatkan matanya dan langsung berteriak heboh.

"aaiiiss diam napa,malu loh di dengar sama orang lain"ucap Livian sambil menutup mulut adik iparnya.

"hehe baik-baik,jangan khawatir kak,akan ku bantu bahkan adik ipar mu ini akan membuat kalian Abang begitu mengelora,lagipula aku juga tidak sabar memiliki sesuatu yang ku ajak main hahah"ucap Clara.

"sini ku ajarkan tips dan juga tak lupa resep ajaibnya, pokoknya kalian akan berhenti semalaman"ucap clara yang membuat Livian merona malu.

TBC

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!