Kejadian hari ini

"Kita duduk di sana yuk, di jejeran kursi paling depan" ajak mba Lita

Kami berempat setuju. Sekitar 30 menit kemudian...

"Mba Sumi...." sapa seorang ibu yang datang menghampiri ibu mertua

"Iya... panjenengan de Darti bukan ya?" balas ibu sambil tersenyum

"Iya mba Sumi. Aku Darti. Mba gimana kabarnya"

Mereka bersalaman sambil cipika cipiki

"Alhamdulillah baik de. Duduk sini.." ibu menepuk kursi kosong di sebelahnya

"Gimana mas Handi. Dengar kabar sudah menikah ya mba"

"Iya de, ini istrinya" ibu memperkenalkanku sambil memundurkan badannya

"oalah... Ayune. Siapa namanya mba?"

"Erina" jawabku singkat

Tiba-tiba seorang perempuan datang menghampiri kami

"Ibu, tak cariin ndak taunya duduk di sini" bisiknya

"Ibu panggil kamu tadi ndak dengar. O iya nduk, ini bude Radi. Masih inget ndak?

Perempuan itu mengangguk sambil tersenyum

"Ini Yayuk ya?" tanya ibu

"Nggih bude. Kulo Yayuk" jawabnya tersipu malu

"Ayune.." terdengar pujian dari mulut ibu mertua. "Sayang banget ndak jadi menantuku. Klu jadi menantu sudah tak boyong ke Jakarta kamu"

HAH! Menantu? Maksudnya apa? Calon istri mas Yoga atau mas Handi? Aneh banget ibu mertua ini.

"Bude bisa aja" wajah Yayuk tampak tersipu

"Beneran nduk. Sekarang kamu gimana. Apa kegiatanmu"

"Saya kerja bude. Sambil les akuntansi"

"Nah... Begitu harusnya. Jadi perempuan harus pintar, harus sekolah. Jangan kebelet kepengen buru-buru nikah" sindir ibu mertua melirik ke arahku

Aaarrrggghhhh... Kalau gak ingat dosa, kalau saja yang bicara barusan bukan orang tua, sudah ku tampar mulutnya. Pasti ini efek kejadian waktu di rumah makan kemarin. Rupanya bu Sumi masih tidak terima cucu kesayangannya terusik

******

"Pagi Erina" sapa pak Raka

"Selamat pagi pak Raka"

"Nanti jam 10 ikut saya ke Surya Utama. Ada berkas baru yang harus di tandatangani. Dari Surya Utama kita ke kantor pusat. Kamu ambil pc baru di sana"

"Baik pak"

Erina bergegas menyelesaikan susunan hasil rapat kemarin sore. Bekerja sebagai sekertaris junior cukup membuatnya sibuk sendiri. Apalagi posisi bendahara di perusahaan sedang kosong. Otomatis Erina harus menghandle semuanya.

"Selamat pagi. Selamat datang di PT Surya Utama pak Raka dan mba Erina"

"Selamat pagi. Terima kasih pak Handi"

"Mari silahkan pak Raka, kita langsung ke ruang rapat"

"Pak Raka, saya tunggu di lobby saja. Barusan pak Toni wa, saya harus kirim laporan keuangan minggu ini. Jadi nanti kita ke kantor pusat sekalian bisa langsung ambil uang operasional untuk minggu depan" bisik Erina

"Oke. Kamu kalau mau pesan makanan wa pak Darmin ya. Biar nanti dia yang belikan. Jaga-jaga rapatnya lama"

Erina mengangguk dan bergegas ke arah lobby mencari posisi yang nyaman untuk tetap bekerja. Laptop sudah tersambung dengan kantor pusat. Erina segera mengirim data laporan keuangan minggu kemarin.

"Sudah" gumamnya pelan

"Maaf mba Erina"

"Ya?"

Erina menoleh ke arah suara yang memanggil namanya.

"Oo pak Handi" basa basi Erina balas menyapa

"Gak ikut rapat mba?"

"Gak pak. Kebetulan ada laporan yang harus di kirim ke kantor pusat sekarang"

"Boleh saya duduk di sini?"

"Iya, silahkan"

"Mau apa sih ni orang. Ganggu orang lagi kerja aja" ucap Erina dalam hati

"Mmm...maaf mba. Aku ganggu gak kalau aku ajak ngobrol"

"Oo.. enggak kok pak Handi. Tapi maaf, saya sambil rekap laporan ya pak. Silahkan"

"O..iya mba. Mba Erina sudah lama kerja di perusahaan pak Raka?"

kepo bener sih ni laki, klu gak ada yang penting masalah kerjaan ngapain juga di obrolin. Ngabisin waktu gue aja

"Lumayan pak. Sudah 4 tahunan" Erina menjawab dengan singkat

"Wah..lama juga ya. Sudah sampai 4 tahun. Betah di sana mba? Pak Raka baik banget ya orangnya"

"Iya pak. Alhamdulillah. Iya, pak Raka baik banget. Perhatian sama karyawannya juga. Makanya pada betah di sana. Ada apa ya?"

"Alhamdulillah... Gak ada apa-apa kok mba. Kalau saya baru setahun kerja di sini mba. Alhamdulillah sudah di percaya pegang beberapa proyek salah satunya kerjasama dengan pak Raka"

Dih...siapa juga yang nanya situ. SKSD. Sok penting bener ni laki. Klu bukan karena kerja gw udh tinggal pergi ni orang..

Erina mengangguk sambil tetap menatap layar laptop

"Mba Erina rumahnya jauh dari kantor?" tanyanya lagi

"Jauh pak. Pake banget. Daerah rumah saya dekat sama sarang preman. Gak ada yang berani ke sana" jawab Erina mengasal

"Oo gak apa mba. Kebetulan teman saya ada yang jadi preman. Jadi saya sudah terbiasa berhadapan sama orang yang kayak gitu"

Erina hanya mengangguk untuk menghargai lawan bicaranya. Berharap pak Raka segera selesai rapat dan mereka bisa secepatnya ke kantor pusat

Terpopuler

Comments

Bông xinh

Bông xinh

Gak bisa berhenti!

2025-06-14

1

lihat semua
Episodes
1 Menahan
2 Anak tersayang
3 Dilema
4 Semakin jelas
5 Kejadian hari ini
6 Keputusan
7 Keyakinan
8 Maafkan mamah...
9 Semoga baik-baik saja
10 Masalah baru
11 Berharap
12 Berusaha menerima
13 Tiada hari tanpa masalah
14 Ayo kita pergi
15 Loloskan dulu
16 Asal mula
17 Penampilan
18 Semangat Handi
19 Terlatih mandiri
20 Uang pertama untuk ibu
21 Menyapa asa
22 Hanya menyimak
23 Perlakuan
24 Akal-akalan
25 Strategi mas Yoga
26 Tekad Nekat
27 Jangan ragu
28 Berkunjung
29 Kita ikuti maunya ibu
30 Penjelasan
31 Sindiran
32 Masih ada harapan
33 Mau tak mau
34 Kenapa ini...
35 Kerja bakti
36 Terharu
37 Perubahan
38 Satu sama
39 Memulai Aktifitas
40 Kamu salah Erina...
41 Tak berdaya
42 Kost an gratis
43 Dengar cerita
44 Kacau
45 Ketemu
46 Tenangkan fikiran
47 PDKT
48 Pakai saja dulu
49 Saran bapak
50 Belanja bersama mamah
51 Gak masuk akal
52 Ritual awal
53 Luapkan emosi
54 Tak pulang semalam
55 Gak biasanya
56 Cepat jalan...
57 Di selesaikan bapak
58 Senangnya Lita
59 Tumbang juga
60 Keceplosan
61 Kebaikan bu Indah
62 Hari yang cerah
63 Kunjungan setelah pindah
64 Sindiran ibu
65 Mutasi kerja
66 Emosi Yoga
67 Bu Sumi merajuk
68 Alasan Handi
69 Ada yang aneh
70 Putusan Sumi
71 Pulang
72 Cari cara...
73 Dobrak kamar Yoga
74 Baru di mulai
75 Kurang tidur katanya....
76 Mengulur waktu
77 Tunggu aku kak...
78 Pertemuan terakhir
79 Perhatian mba Maya
80 Obrolan malam
81 Selamat jalan bapak...
82 Pick up buat Yoga
83 Aku tunggu mas
84 Sudah izin
85 Gangguan mental
86 Rencana bu Sumi
87 Handi makin menjadi
88 Kecurigaan sahabat Bibi
89 Putusan bu Sumi
90 Uang milik ku
91 Hari penuh haru
92 Rencana
93 Pulang lagi
94 Jalan-jalan sore
95 Seseorang yang di kenal
96 Lelaki itu memang suamiku
97 Demam
98 Saling berbohong...
99 Gagal total
100 Di terima....
101 Pengumuman Radi
102 Sepakat keluarga
103 Sarapan di tetangga
104 Sebungkus nasi uduk
105 Mata-mata
106 Masih bisa menghindar
107 Sah
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Menahan
2
Anak tersayang
3
Dilema
4
Semakin jelas
5
Kejadian hari ini
6
Keputusan
7
Keyakinan
8
Maafkan mamah...
9
Semoga baik-baik saja
10
Masalah baru
11
Berharap
12
Berusaha menerima
13
Tiada hari tanpa masalah
14
Ayo kita pergi
15
Loloskan dulu
16
Asal mula
17
Penampilan
18
Semangat Handi
19
Terlatih mandiri
20
Uang pertama untuk ibu
21
Menyapa asa
22
Hanya menyimak
23
Perlakuan
24
Akal-akalan
25
Strategi mas Yoga
26
Tekad Nekat
27
Jangan ragu
28
Berkunjung
29
Kita ikuti maunya ibu
30
Penjelasan
31
Sindiran
32
Masih ada harapan
33
Mau tak mau
34
Kenapa ini...
35
Kerja bakti
36
Terharu
37
Perubahan
38
Satu sama
39
Memulai Aktifitas
40
Kamu salah Erina...
41
Tak berdaya
42
Kost an gratis
43
Dengar cerita
44
Kacau
45
Ketemu
46
Tenangkan fikiran
47
PDKT
48
Pakai saja dulu
49
Saran bapak
50
Belanja bersama mamah
51
Gak masuk akal
52
Ritual awal
53
Luapkan emosi
54
Tak pulang semalam
55
Gak biasanya
56
Cepat jalan...
57
Di selesaikan bapak
58
Senangnya Lita
59
Tumbang juga
60
Keceplosan
61
Kebaikan bu Indah
62
Hari yang cerah
63
Kunjungan setelah pindah
64
Sindiran ibu
65
Mutasi kerja
66
Emosi Yoga
67
Bu Sumi merajuk
68
Alasan Handi
69
Ada yang aneh
70
Putusan Sumi
71
Pulang
72
Cari cara...
73
Dobrak kamar Yoga
74
Baru di mulai
75
Kurang tidur katanya....
76
Mengulur waktu
77
Tunggu aku kak...
78
Pertemuan terakhir
79
Perhatian mba Maya
80
Obrolan malam
81
Selamat jalan bapak...
82
Pick up buat Yoga
83
Aku tunggu mas
84
Sudah izin
85
Gangguan mental
86
Rencana bu Sumi
87
Handi makin menjadi
88
Kecurigaan sahabat Bibi
89
Putusan bu Sumi
90
Uang milik ku
91
Hari penuh haru
92
Rencana
93
Pulang lagi
94
Jalan-jalan sore
95
Seseorang yang di kenal
96
Lelaki itu memang suamiku
97
Demam
98
Saling berbohong...
99
Gagal total
100
Di terima....
101
Pengumuman Radi
102
Sepakat keluarga
103
Sarapan di tetangga
104
Sebungkus nasi uduk
105
Mata-mata
106
Masih bisa menghindar
107
Sah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!