Anak tersayang

Aku segera mendekat ke samping mba Maya yang sedang berdiri di dekat rak sepatu.

"Mba Maya, itu kenapa di biarkan. Kasihan matanya ibu. Kan baru di operasi katarak," aku protes ke kakak iparku sambil melihat adegan Dito yang tampak senang mengarahkan pistol mainan berisi air ke arah mbah uti nya.

Tapi herannya tak ada satupun yang melarang termasuk mas Yoga dan mba Lita orangtuanya. Dan ibu mertuaku terlihat bahagia ketika cucu satu satunya menyemprotkan air ke wajahnya yang pasti kena mata.

"Biarin aja Na," jawab mba Maya dengan santai. " Kalau kita marahin Dito, nanti malah ibu ngambek."

Aku menghela nafas. Melihat kejadian yang tidak seharusnya di lakukan anak umur 7 tahun terhadap orang yang jauh lebih tua darinya membuatku muak menatap keluarga suami.

"Apa kabar Erina? Lama gak ketemu kita ya," sapa mba Lita istri mas Yoga

"Alhamdulillah baik mba. Mba gimana kabarnya," sahutku sambil menyalaminya.

"Alhamdulillah kabar baik."

"Silahkan makan mba," aku mempersilahkan mba Lita untuk segera makan siang karena kami sama sama sedang duduk di kursi makan.

"Iya na, kebetulan mba gak masak. Tadi sarapan mba beli cuma nasi uduk," jawab mba Lita terkesan cuek

Aku hanya mengangguk. Mba Maya menggeser kursinya mendekat ke sampingku.

"Dito...sini nak. Lihat ini ada udang besar2 kesukaan kamu," mba Lita teriak memanggil anaknya yang lagi asik menembakkan pistol mainan ke dinding ruang tamu

"Gak mau. Dito gak mau makan. Macakan mbah uti gak enak. Dito mau makan di mol!" Dito membalas teriakkan ibu nya sambil melempar sendal yang dia pakai ke arah ibunya.

Dengan sigap mba Lita menundukkan kepalanya menghindari lemparan sendal yang di lempar ke arahnya. Sendal Dito pun mendarat di atas mesin cuci. "Ya sudah, ibu aja yang makan." sahut mba Lita mengambil piring dan nasi serta lauk pauk yang sudah di siapkan di meja

Aku mencari cari mas Handi. Tak ku lihat batang hidungnya. Loh... Kemana dia? Tadi sebelum mas Yoga datang, dia lagi menikmati makan siangnya. Tiba-tiba sekarang dia sudah menghilang.

"Mmm... Mba Maya, mas Handi kemana ya? Tadi masih di sini. Kok sekarang udah gak ada." aku bertanya sambil melihat sekeliling ruangan

"Masa kamu gak ngerti Na? kebiasaan suamimu itu habis makan kalau gak ngerokok ya tidur," jawab mba Maya kesal.

"Masa sih mba? Waktu tinggal di rumah mamah kalau habis makan mas Handi biasanya duduk di teras depan ya sambil ngerokok tapi gak langsung tidur."

"Ya coba aja kamu lihat ke kamar. Pasti dia lagi molor."

Aku bergegas ke kamar. Ku buka pintu kamar dengan perlahan dan benar saja, mas Handi sudah pulas tertidur dengan kipas angin yang menyala.

Aku hanya bisa menghela nafas. Seperti inikah sifat asli suamiku. Berbeda jauh dari yang ku perkirakan. Pada saat pertama berkenalan.

"Erina, tolong bawakan MOU proyek Batam bulan kemarin ya.. Mau saya cek materialnya sudah komplit atau belum," pesan wa pak Raka dari dalam ruangannya.

"Baik pak. Saya bawakan," balasku via wa

Tok tok tok...

"Masuk Er,"

"Ini berkasnya pak Raka," ku serahkan map berwarna kuning yang di pinta bos ku, pak Raka

"Ok. Terima kasih Er. Oh iya, kenalin ini pak Handi dari PT Surya Utama rekanan perusahaan kita."

Aku menerima uluran tangan tamu bos ku sambil memperkenalkan diri dan segera keluar dari ruangan pak Raka.

Terpopuler

Comments

iza

iza

Aku merasa terhubung dengan setiap adegannya.

2025-06-12

1

lihat semua
Episodes
1 Menahan
2 Anak tersayang
3 Dilema
4 Semakin jelas
5 Kejadian hari ini
6 Keputusan
7 Keyakinan
8 Maafkan mamah...
9 Semoga baik-baik saja
10 Masalah baru
11 Berharap
12 Berusaha menerima
13 Tiada hari tanpa masalah
14 Ayo kita pergi
15 Loloskan dulu
16 Asal mula
17 Penampilan
18 Semangat Handi
19 Terlatih mandiri
20 Uang pertama untuk ibu
21 Menyapa asa
22 Hanya menyimak
23 Perlakuan
24 Akal-akalan
25 Strategi mas Yoga
26 Tekad Nekat
27 Jangan ragu
28 Berkunjung
29 Kita ikuti maunya ibu
30 Penjelasan
31 Sindiran
32 Masih ada harapan
33 Mau tak mau
34 Kenapa ini...
35 Kerja bakti
36 Terharu
37 Perubahan
38 Satu sama
39 Memulai Aktifitas
40 Kamu salah Erina...
41 Tak berdaya
42 Kost an gratis
43 Dengar cerita
44 Kacau
45 Ketemu
46 Tenangkan fikiran
47 PDKT
48 Pakai saja dulu
49 Saran bapak
50 Belanja bersama mamah
51 Gak masuk akal
52 Ritual awal
53 Luapkan emosi
54 Tak pulang semalam
55 Gak biasanya
56 Cepat jalan...
57 Di selesaikan bapak
58 Senangnya Lita
59 Tumbang juga
60 Keceplosan
61 Kebaikan bu Indah
62 Hari yang cerah
63 Kunjungan setelah pindah
64 Sindiran ibu
65 Mutasi kerja
66 Emosi Yoga
67 Bu Sumi merajuk
68 Alasan Handi
69 Ada yang aneh
70 Putusan Sumi
71 Pulang
72 Cari cara...
73 Dobrak kamar Yoga
74 Baru di mulai
75 Kurang tidur katanya....
76 Mengulur waktu
77 Tunggu aku kak...
78 Pertemuan terakhir
79 Perhatian mba Maya
80 Obrolan malam
81 Selamat jalan bapak...
82 Pick up buat Yoga
83 Aku tunggu mas
84 Sudah izin
85 Gangguan mental
86 Rencana bu Sumi
87 Handi makin menjadi
88 Kecurigaan sahabat Bibi
89 Putusan bu Sumi
90 Uang milik ku
91 Hari penuh haru
92 Rencana
93 Pulang lagi
94 Jalan-jalan sore
95 Seseorang yang di kenal
96 Lelaki itu memang suamiku
97 Demam
98 Saling berbohong...
99 Gagal total
100 Di terima....
101 Pengumuman Radi
102 Sepakat keluarga
103 Sarapan di tetangga
104 Sebungkus nasi uduk
105 Mata-mata
106 Masih bisa menghindar
107 Sah
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Menahan
2
Anak tersayang
3
Dilema
4
Semakin jelas
5
Kejadian hari ini
6
Keputusan
7
Keyakinan
8
Maafkan mamah...
9
Semoga baik-baik saja
10
Masalah baru
11
Berharap
12
Berusaha menerima
13
Tiada hari tanpa masalah
14
Ayo kita pergi
15
Loloskan dulu
16
Asal mula
17
Penampilan
18
Semangat Handi
19
Terlatih mandiri
20
Uang pertama untuk ibu
21
Menyapa asa
22
Hanya menyimak
23
Perlakuan
24
Akal-akalan
25
Strategi mas Yoga
26
Tekad Nekat
27
Jangan ragu
28
Berkunjung
29
Kita ikuti maunya ibu
30
Penjelasan
31
Sindiran
32
Masih ada harapan
33
Mau tak mau
34
Kenapa ini...
35
Kerja bakti
36
Terharu
37
Perubahan
38
Satu sama
39
Memulai Aktifitas
40
Kamu salah Erina...
41
Tak berdaya
42
Kost an gratis
43
Dengar cerita
44
Kacau
45
Ketemu
46
Tenangkan fikiran
47
PDKT
48
Pakai saja dulu
49
Saran bapak
50
Belanja bersama mamah
51
Gak masuk akal
52
Ritual awal
53
Luapkan emosi
54
Tak pulang semalam
55
Gak biasanya
56
Cepat jalan...
57
Di selesaikan bapak
58
Senangnya Lita
59
Tumbang juga
60
Keceplosan
61
Kebaikan bu Indah
62
Hari yang cerah
63
Kunjungan setelah pindah
64
Sindiran ibu
65
Mutasi kerja
66
Emosi Yoga
67
Bu Sumi merajuk
68
Alasan Handi
69
Ada yang aneh
70
Putusan Sumi
71
Pulang
72
Cari cara...
73
Dobrak kamar Yoga
74
Baru di mulai
75
Kurang tidur katanya....
76
Mengulur waktu
77
Tunggu aku kak...
78
Pertemuan terakhir
79
Perhatian mba Maya
80
Obrolan malam
81
Selamat jalan bapak...
82
Pick up buat Yoga
83
Aku tunggu mas
84
Sudah izin
85
Gangguan mental
86
Rencana bu Sumi
87
Handi makin menjadi
88
Kecurigaan sahabat Bibi
89
Putusan bu Sumi
90
Uang milik ku
91
Hari penuh haru
92
Rencana
93
Pulang lagi
94
Jalan-jalan sore
95
Seseorang yang di kenal
96
Lelaki itu memang suamiku
97
Demam
98
Saling berbohong...
99
Gagal total
100
Di terima....
101
Pengumuman Radi
102
Sepakat keluarga
103
Sarapan di tetangga
104
Sebungkus nasi uduk
105
Mata-mata
106
Masih bisa menghindar
107
Sah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!