199 Days With Skala

NovelToon
"Gimana caranya buat bertahan lebih lama lagi?"
–199 Days With Skala–
.
.
Brak!
Lavanya yang tengah menulis terkejut, menatap sosok Harry yang berdiri ambang pintu dengan tatapan yang menyorotnya dengan tajam.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
(Apalagi kali ini?)
Harry Maganta
Harry Maganta
Hari ini kamu pulang sama siapa?
Nada dingin dan penuh intimidasi. Rasanya begitu menusuk, jauh berbeda ketika sang ayah berbicara dengan Maudy.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Sama temen yah.
Harry Maganta
Harry Maganta
Temen? Temen cowok?
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Iya.
Plak!
Lavanya terkejut. Tak menyangka jika ayahnya akan menamparnya tiba-tiba.
Harry Maganta
Harry Maganta
Bodoh kamu!
Harry Maganta
Harry Maganta
Kamu udah pacar kan? Kenapa masih jalan sama cowok lain?!
Harry Maganta
Harry Maganta
Mau buat ayah malu?!
Harry Maganta
Harry Maganta
Udah berapa kali ayah bilang Lavanya?! Seharusnya kamu tahu diri!
Harry Maganta
Harry Maganta
Dasar nggak tau di untung!
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Cukup yah.
Lavanya menatap Harry penuh kekecewaan.
Tidak ada tatapan cinta kali ini.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Ayah sama sekali nggak mikirin perasaan aku?
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Raga juga jalan sama cewek lain yah! Dia ngingkarin janjinya sama aku!
Lavanya Sea
Lavanya Sea
AKU JUGA CAPEK YAH! CAPEK!
Lavanya tertawa miris.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Ngejalanin hubungan sama cowok yang bahkan nggak pernah prioritasin aku, jalanin hubungan berdasarkan karena ayah punya hutang budi
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Capek banget yah.. Kenapa ayah nggak pernah ngerti?!
Harry tak menjawab, tatapan tajamnya berubah melunak.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Harus gimana lagi aku buat ayah bahagia?
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Semua! semua aku turutin yah!
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Ayah masih nganggep aku yang buat oma meninggal? Iya? Oke, aku Terima.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Ayah perlakuin aku beda dari Maudy? Aku terima
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Ayah suruh aku pacaran sama Raga supaya perusahaan ayah membaik, aku lakuin.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
aku harus gimana lagi yah? Harus apa? Gantiin posisi oma? Ayah kau aku mati?
Harry Maganta
Harry Maganta
LAVANYA!
Lavanya Sea
Lavanya Sea
APA YAH?
Lavanya Sea
Lavanya Sea
ITU YANG AYAH MAU KAN?!
Air mata tak dapat di bendung lagi, Lavanya menangis tanpa suara di hadapan ayahnya.
Pria yang pertama kali menorehkan luka di hatinya. pria yang harusnya menjadi cinta pertamanya.
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Ini ada apa? Kenapa ribut-ribut? Kedengeran sampe kamar loh.
Nilam datang dan memperhatikan suami dan putri pertamanya. Melihat Lavanya menangis, hatinya tergerak untuk memeluk gadis itu.
Namun kedatangan Maudy membuatnya mengurungkan niatnya tadi.
Maudy Keynara
Maudy Keynara
Ada apa sih? Ribut banget? Aku lagi belajar loh.
Maudy Keynara
Maudy Keynara
Ke ganggu sama kalian.
Harry mengucap puncak kepala Maudy dan tersenyum singkat.
Harry Maganta
Harry Maganta
Cuma masalah kecil.
Harry Maganta
Harry Maganta
Maafin ayah yah karena ganggu kamu.
Maudy Keynara
Maudy Keynara
Emangnya ada apa sih?
Maudy Keynara
Maudy Keynara
Kenapa kakak sampe nangis gini?
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Udahkan?
Lavanya menatap Harry datar.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Aku minta maaf, besok aku bakalan minta maaf sama Raga.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Itu yang ayah mau kan?
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Ayah tenang aja, perusahaan ayah bakal tetap baik-baik aja.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Dan–Terima kasih untuk tamparannya.
Wajah Maudy dan Nilam tampak terkejut setelah Lavanya mengatakan itu.
nilam menatap tak percaya pada sang suami yang selama ini tak pernah main tangan.
Blam
Lavanya memilih masuk dan menutup pintu kamarnya. Meninggalkan Harry yang menatap pintu putri sulungnya dengan rasa bersalah.
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Kamu nampar Anya mas?
Harry Maganta
Harry Maganta
Aku nggak sengaja.
Harry Maganta
Harry Maganta
Aku kelapasan.
Harry berkata pelan, membuat nilam menghela nafas.
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Maudy balik ke kamar, bunda mau ngomong sama ayah.
Maudy Keynara
Maudy Keynara
Iya bun.
Sepeninggal Maudy ke kamarnya, Nilam menarik tangan Harry menuju kamar mereka pula.
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Kenapa kamu bisa nampar Lavanya Mas?
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Selama ini kamu nggak pernah main tangan sama aku atau Maudy.
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Dia anak kita mas, putri sulung kamu.
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Putri yang dulu kamu harapkan kehadirannya.
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Selama ini aku selalu nurut sama kamu buat nggak peduli sama Anya.
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
aku kasar sama dia, aku nggak peduli, sampe aku sendiri nggak tau apa-apa tentang putriku sendiri.
Harry Maganta
Harry Maganta
Tapi semua itu karena kesalahan dia Nilam. Gara-gara dia mama harus meregang nyawa di depan mata aku sendiri.
Harry Maganta
Harry Maganta
Gara-gara dia aku harus kehilangannya mama.
Harry Maganta
Harry Maganta
Karena mama nyelamatin dia, aku harus kehilangan mama.
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Iya aku tau, tapi apa harus sampe kaya gini?
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Kita udah terlalu jauh sama Anya mas.
Nilam Ayudia
Nilam Ayudia
Bahkan untuk sekedar ngomong sama dia, aku ngerasa canggung.
Nilam meneteskan air matanya. di balik ia selalu tidak peduli pada Lavanya, ia akan selalu merasa bersalah pada putri sulungnya itu.
Namun lagi dan lagi ego berhasil membuatnya kalah, Nilam tak pernah atau sekedar meminta maaf pada putrinya itu.
Sama halnya dengan Harry, selagi ia melihat Lavanya tampak baik dan menjaga hubungannya dengan Raga, Harry merasa semuanya baik-baik saja.
.
.
"Lo baik?"
Lavanya menatap bubble chat dari orang yang baru menjadi temannya itu–Skala.
"Baik Skala, aku baik-baik aja."
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Sampe kapan harus jalanin hubungan toxic kaya gini?
Lavanya meletakkan HP nya di atas meja.
Membuka sampul bewarna baby blue itu dan mulai menorehkan tinta di sana.
Day 2
"Hari ini...Lagi dan lagi ayah marah. Dan kali ini–untuk pertama kalinya ayah nampar aku."
"Tapi aku juga seneng, hari ini aku punya teman baru. Namanya Skala."
"Orangnya lucu, terus juga puitis, dan ....Dia peduli sama aku."
"Hari ini terasa sedikit lebih ringan, dan itu karena dia–Skala."
"Terima kasih, untuk bahagianya hari ini."
Tap
Lavanya menutup bukunya, meletakkannya kembali ke di tempatnya.
Tangannya terulur membuka laci dan mengambil secarik kertas. Ia menghela nafas, memberanikan diri untuk membuka kertas itu.
"Leukimia stadium tiga"
Kata yang tertera di sana.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Apa kali ini mereka akan peduli?
Seminggu yang lalu, Lavanya memberanikan diri ke rumah sakit.
Saat itu ia selalu merasa kelelahan berlebihan, sering mimisan, bahkan mudah memar pada beberapa bagian tubuhnya.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Oma ...aku kuat kan?
Gumamnya.
"Semua karena kamu! Karena kamu saya kehilangan ibu saya!"
"Kamu itu ngerepotin nya! Bisakan nggak usah kaya anak kecil! Aku sama Gea cuma temen!"
"Nggak usah lebay deh kak!"
"Hati ini bunda mau nemenin adik kamu, jadi nggak bisa nemenin kamu."
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Kamu bisa Anya!
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Kamu terbiasa sendiri, seharusnya kamu bisa.
Lavanya Sea
Lavanya Sea
Masih ada mereka yang peduli sama kamu.
Mungkin memang benar, tapi siapa yang tak ingin orang tuanya ada di saat kondisinya seperti ini?
Tapi Lavanya–kehilangan semuanya.
.
.
Terpopuler

Comments

it's me nevy 👾🍵

it's me nevy 👾🍵

ini nih ,aku orng nya gampang baperan tapi kepo setelah baca aku langsung sakit hati ,Lavanya kamu kuat ,kamu bisa,anak pertama emang selalu begini kan nasib nya hahaha kita sama kok,btw author sayang semangat ya 🫵🫰🥰

2025-06-19

1

LisaBP XBoy

LisaBP XBoy

bisa gak Thor update nya setiap hari atau enggak update nya 2x, gue nangis loh thor bacanya tapi pas sampai ujung gak kerasa air mata gue ngegantung jadinya 😅

2025-06-20

1

Ririn Kaanubun

Ririn Kaanubun

lavanya semangatya kadang dunia memang gak adil untuk kita yang ya begitulah dunia

2025-06-22

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!