Hujan deras. Petir menyambar sesekali, menerangi halaman luas rumah El. Di dalam, semua lampu sudah dimatikan, kecuali lampu kamar El yang remang-remang.
El baru pulang dari persiapan lomba dance bareng sahabatnya, tubuhnya capek. Tapi sesampainya di rumah, suasana terasa aneh. Biasanya harimau kesayangannya, Varka, akan datang menyambut tapi kali ini... tak ada suara.
Langkah El pelan menuju tangga.
Tiba-tiba —
BRUK!
Seseorang menarik paksa lengan El dari balik lorong gelap. El tak sempat berteriak. Mulutnya ditutup. Dia berontak, tapi tubuhnya lemah.
Tok! Tok! Tok!
Suara sepatu tumit seseorang dari lantai atas.
Selena Anindya Pradipta
Clarissa? Sayang, kamu udah pulang?
Itu suara Selena bibik El. Tapi tak ada jawaban.
El diseret ke ruang bawah tanah ruang kosong yang tak terpakai. Seseorang mendorongnya ke dinding. Tangannya diikat. El memaksa menatap pelaku, meski ruangan minim cahaya.
Tapi dia sempat lihat wajahnya…
Wajah seseorang yang ia kenal.
Beberapa Jam Kemudian – Pagi Hari
Kaela, Selena, Rayven, dan para sahabat El berkumpul di ruang utama. Salah satu bodyguard lari masuk dengan wajah pucat.
"NONA VIORA... ADA DI BAWAH! CEPAT!"
Semua panik. Saat mereka sampai di ruang bawah tanah, El tergeletak di lantai dingin. Penuh luka lebam di tangan dan bahunya, darah mengering di pelipisnya. Pakaian sekolahnya robek sebagian.
Varka, harimau itu, meraung keras di halaman seperti ikut marah.
Kaela langsung jongkok, mengguncang tubuh El.
El perlahan membuka matanya, bibirnya pecah, suara serak.
Keysha semua terdiam, mata mereka membelalak penuh rasa ngeri. Ini bukan cuma luka fisik. Ini luka dalam ada seseorang yang mengincar El.
Dan itu orang dalam.
Comments