MOVE 03

Pemakaman abhaya telah selesai zishya menangis tersedu sedu di atas tanah merah rumah baru abhaya.

"ta, sekarang penat lu udah selesai tapi dunia hancur ta gw gak tau gw gak tau harus pulang kemana selain ke lu kenapa"

"KENAPAA LU TINGGALIN GW KENAPAAA" teriak zishya dengan nafas tak teratur dan menangis sejadi jadinya

"percuma lu nangisin tanah yang gak akan pernah denger suara lu"ucap seseorang yang membuat zishya terdiam dan menatap ke arah pria yang berdiri di belakang zishya

"siapa lu? Mau apa?" tanya zishya dengan nada yang emosi dan membuang muka menghapus airmatanya

"siapa gw lu gk perlu tau,zishya nama lu?" jawab pria itu sambil menatap tajam ke arah zishya

"to the point deh gak usah basa basi"

"ishan maheswara"

Nama tersebut membuat zishya terkejut dan membulatkan matanya Maheswara bukan sembarang nama pasti orang orang yang menggunakan nama Maheswara pasti orang orang terpandang dan orang misterius tapi kenapa salah satu keluarga Maheswara bisa datang ke pemakaman abhaya??

"aa aadda apa kemari"tanya zishya dengan gugup dan menatap wajah ishan

"tapi di liat liat wajah ishan ini mirip sama wajah abhaya,hanya berbeda di mata dan hidung"batin zishya sembari mengamati wajah ishan

"ikut saya"ucap ishan sambil berjalan meninggalkan zishya.

Zishya mengikuti ishan dari belakang sembari mengamati gerak gerik ishan dan sekitarnya takut jika akan terjadi apa apa dengan dirinyaa.

"masuk"

Zishya masuk kedalam mobil pribadi keluarga Maheswara membuat zishya memegang jantungnya yang kini sudah mulai berdetak kencang

"langsung saja apa yang kamu tau selama ini tentang abhaya agrata balini Maheswara" tanya ishan dengan nada yang datar dan menatap ke arah zishya.

"Abhaya Agrata Balini Maheswara??"tanya zishya dengan mata yang melotot dan terkejut iya dia baru tau kalo sahabatnya punya gelar nama maheswara.

"ya dia adalah salah satu bagian dari kami,jadi jawab pertanyaan saya" jawab ishan

"yang saya tau soal tata dia itu anak yang mandiri anak yang kuat dan dia itu kerja juga tapi saya gak tau dia kerja apa tapi setelah ada panggilan kerjaan itu pasti dia bakal lama dan datang datang mukanya yang berantakan"kata zishya sambil dengan nangis mengingat wajah zishya

FLASHBACK

"tata kenapaa kamu lama banget sih"kata zishya sambil mengembungkan pipi dan memonyongkan bibirnya

"macet"jawab abhaya dengan senyum di wajahnya

"macet macet ini kenapa,pipi, mulut,jidat luka luka semua kenapaa?"tanya zishya sambil mengerutkan keningnya dan mendekat ke arah wajah abhaya

"ouh ini tadi gw jatoh dari motor biasalah anak muda"kata abhaya sambil mendorong wajah zishya menjauh

"ouh iya kah aku tidak percaya,ini kayanya baru ikut aku kita ke ruang periksa"kata zishya dan menarik tangan abhaya

"gw gak papa shya uda"

"gak ada udah udah ikut gw,dasar anak nakal masuk telat pulang telat untung sekolah ini punya nenek gw coba kalo bukan"kata zishya sambil memutar bola matanya.

Zishya menarik abhaya ke dalam ruang kesehatan dan mengobati luka di wajah abhaya. Abhaya hanya pasrah dan duduk membiarkan zishya mengobati luka lukanya.

"tapi percuma juga sih aku ngobatin luka kamu pasti besok juga bakal luka lagi kan kamu. Sebenernya kamu tuh kenapa sih?? Gak mungkin luka"

"hust gw ngantuk capek mending kita masuk kelas ajah ayo"ajak abhaya sambil menarik tangan zishya untuk pergi dari ruang kesehatan.

...----------------...

ishan yang tak tega melihat seorang wanita menangis segera memberikan zishya tisu dan membiarkan zishya menangis hingga tenang.

"maaf"satu kata yang di katakan zishya setelah menarik nafas dan mengatur nafasnya

"its oke"jawab ishan singkat dan menatap wajah zishya

"jadi selama ini abhaya kerja sama kalian?"tanya zishya sambil mengatur nafas nya dan menghapus sisa sisa air matanya.

"not important"jawab ishan datar sambil melirik zishya.

"dasar tua seandainya aku ini orang terpandang daripada dirimu sudah ku unyeng unyeng kamu hari ini juga" batin zishya sambil menganggukkan kepala.

"dimana rumah mu,biar saya antar"ucap ishan dengan nada yang datar

"komplek cendrawasih 4"jawab zishya dengan di akhiri senyum di wajahnya

Sepanjang perjalanan hening tak ada ucapan satu sama sekali zishya yang memilih diam dan menatap ke luar jendela mobil sambil mengingat wajah abhaya yang menjengkelkan untuk dirinya dan memikirkan siapa sebenernya sahabatnya itu. Sedangkan Ishana lebih memilih untuk tetap fokus ke depan dan memikirkan jalan ke depannya untuk mengetahui informasi lebih jauh dari zishya.

Sesampainya di depan rumah zishya turun dan tersenyum ke arah Ishana tak lupa mengucapkan terimakasih yang terdalam karena telah mengantarkan dirinya pulang.

"terimakasih sebelumnya pak Ishana sudah mengantarkan saya pulang"kata zishya sambil tersenyum

"ya saya pamit "ucap ishana sambil menutup kaca mobil perlahan mobil maju dan meninggalkan perkarangan rumah zishya.

"dasar orang sombong awas ajah ya kalo ketemu lagi ku injak injak,tingkahnya sama seperti abhaya tengil jengkel deh"kata zishya kesal dan menghentakan kakinya sebelum masuk kedalam rumah

...----------------...

Hampir satu bulan gaura tak kunjung sadar pandita yang cemas dan khawatir putrinya kenapa kenapa hanya bisa terus menjaga putrinya dan mengelus lengan putrinya berharap keajaiban dari tuhan

"sayang bangun nak,ini ayah kamu mau ikut ayah kan ayo sayang ayah jemput tinggal bersama ayah dan abang,bangun ema ema sayang ayah kan? Sama ayah juga sayang lebih dari apapun sama ema"

"ema tau kakak kamu hari ini akan kembali dari eropa dia bela belain untuk stop perkerjaannya di sana dan pindah ke Indonesia untuk kita sama sama lagi,emaa tolong jangan tinggalkan ayah"sambung pandita hingga meneteskan air matanya.

Di sisi lain abhaya yang tersesat entah dimana dirinya berada saat ini abhaya hanya bisa terus berjalan dan berlari mencari jalan.

"gw dimana si argkk kenapa semua putih kaya gini kenapa"teriak abhaya sambil menangis

"tata"panggil seseorang lirih membuat abhaya menengok dan berdiri menghampiri perempuan paruh bayah dengan pakaian serba putihnya.

"nenek,ini nenek"kata abhaya bangkit dan berlari memeluk sang nenek yang sudah lama meninggalkannya

"cucu nenek sudah tambah dewasa cantik seperti ibumu"kata nenek abhaya sambil tersenyum dan menghapus airmata abhaya

"nenek tata kangen sama nenek ayo kita pulang nenek kita pulang"kata abhaya menarik tangan sang nenek dan berusaha berjalan namun sang nenek hanya diam dan tersenyum.

"tidak sayang,nenek tidak bisa ikut dengan kamu,kamu segera kembali banyak yang merindukan mu di dunia sana"

"tapi nek dunia terlalu jahat buat tata,aku gak bisa apa apa tanpa nenek ku mohon ayo ikut tata pulang nek aku masih perlu pelukan dan nasihat nenek"

"abhaya kembalilah kita akan bertemu di lain waktu"kata sang nenek dan mendorong tubuh abhaya

"nenek"kata abhaya lirih dan membuka mata secara tiba tiba

Alat monitor rumah sakit mulai berbunyi Pandita yang mengetahui putrinya sudah sadar segera memencet bel dan membiarkan dokter datang dan memeriksa keadaan gaura.

"gimana keadaan putri saya dok?"tanya pandita

"syukur Alhamdulillah anak bapak keadaannya mulai stabil tapi dia masih harus banyak istirahat karena keadaannya belom pulih dan seperti saya katakan dirinya mengalami amnesia"ucap dokter membuat pandita mengembuskan nafas lega dan menghapus airmatanya

"boleh saya temui anak saya dok"tanya pandita

"silahkan pak,kalau begitu saya pamit ya"kata dokter dan meninggalkan pandita

Pandita masuk kedalam dan berjalan ke arah gaura mata yang coklat dan bulu mata yang lentik kini sudah kembali terbuka membuat pandita tersenyum dan berjalan mengelus rambut coklat gaura.

"maafin ayah maafin ayah nak,selama ini udah buat kamu sakit atas kelakuan mamah kamu maafin ayah"

"ayah janji ayah akan bawa kamu pulang ke rumah"sambung pandita dengan nada yang tak teratur dan meneteskan airmatanya di kening gaura

"siapa dia? perasaan bokap gw gak gini penampakannya? Dia siapa? Salah orang kah? Sejak kapan bokap gw manggil gw sayang?? Nak?? Sejak kapan?? Ini ada apa??"batin abhaya yang bingung

Bisik bisik terdengar suara memanggil nama abhaya membuat abhaya memegang kepalanya dan memejamkan matanya.

"abhaya tolong bantu aku,ini tubuh aku aku gaura kamu tersesat di tubuh aku,aku tidak punya banyak waktu aku akan memberikan kamu sedikit memori tentang kehidupan aku supaya kamu paham maksud aku, terimakasih abhaya "ucap gaura tepat setelah perkataan itu kepala abhaya terasa sakit dan pusing memori tentang gaura mulai dari kecil hingga besar yang selalu di aniaya oleh ibunya sendiri dan saudara tirinya membuat abhaya merasa sakit dan segera membuka matanya dan menatap pandita

"ingatan macam apa itu? Dia manusia? tapi seperti binatang yang berkerja tanpa henti, sebenernya ini kenapa gw bisa kesesatan di tubuh manusia ini. But dengan tubuh ini gw bisa balas dendam dengan baik dengan orang orang sialan itu"batin abhaya

"ema"panggil seseorang membuat pandita dan gaura menatap ke arah pintu bersamaan.

bersambung...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!