"gw harus kemana lagi tuhan,gara gara sialan itu hidup gw susah,kenapa lu gak mati ajah sih sampai gw mati gw bakal cari lu dan bunuh lu sialan!"batin abhaya sambil memukul tank motor di hadapanya
"Disini rupanya lu" kata seseorang dari dalam mobil membuat abhaya menengok ke arah mobil mengusap wajahnya dan menghembuskan nafas panjang.
"ikut gw"ucap seseorang itu sambil mengendarai mobil melaju yang di ikuti oleh abhaya.
Namun di pertengahan jalan entah dari mana gerombolan preman bermotor dengan senjata menghadang jalan abhaya membuat abhaya memberhentikan motornya.
"apa ini sudah saatnya"batin abhaya sambil mengepalkan tangannya
"tapi di depan masih ada zishya sorry shya tapi ini personal tentang masalah gw dan gw gak mau lu ikut terlalu jauh ini terlalu bahaya buat lu"
Abhaya memainkan gas motornya dan memutar motornya menjauhi keramaian di kejar oleh gerombolan yang menghadang jalannya,zishya yang sendari tadi mengamati di dalam mobil ikut cemas dan takut akan terjadi sesuatu oleh abhaya memutuskan untuk memutar mobil dan mengikuti arah motor di hadapannya.
Abhaya terus mengendarai motornya dengan kecepatan tinggi dengan emosi yang sudah meluap di dadanya dan hati yang geram namun sepandai dan secepat apapun abhaya kabur dari segerombolan Preman yang mengejarnya ia tetap kalah dan terkepung.
"ABHAYA ABHAYA MAU LARI KEMANA SIH" teriak salah satu pria dengan rambut panjang sambil tertawa kecil di ikutin yang lain
"Mau apa kalian"
"Mau kita satu..." jawab pria dengan rambut botak dan berlari ke arah abhaya.
Perkelahian di mulai 10 orang pria melawan 1 wanita perkelahian sengit mulai terasa lawan terus berganti membuat abhaya kelelahan dan luka di badan dan wajah abhaya mulai terlihat hingga salah satunya mengambil balok kayu dan mengangkat tinggi tinggi ke arah kepala abhaya.
Brukkkkk.
"POLISI TOLONG POLISI ADA PENGEROYOKAN"teriak zishya membuat para preman pergi meninggalkan abhaya
"tata"
"shya pergi shya mereka bisa datang kapan ajah gw gak apa apa shya tinggalin gw"
"lu gila ya nyuruh gw tinggalin lu sendirian gw lebih baik ikut mati sama lu daripada gw tinggalin lu gak usah gila deh,sekarang pikirin gimana lu harus bertahan" kata zishya sembari mengangkat badan abhaya menuju mobilnya.
zishya melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi membawa abhaya ke rumah sakit terdekat agar abhaya segera dapat penanganan dari rumah sakit.
"tata gw mohon lu bertahan gw mohon"
"baik, mohon di tunggu ya dek biar temen ade kami tangani terlebih dahulu"ucap dokter yang berhenti di depan ruangan icu membuat zishya menganggu dan berdiri berlalu lalang tak tenang.
"tata apapun masalah lu yang gak pernah gw tau dan apapun perkerjaan lu itu yang gak pernah gw tau gw harap cuman satu lu bisa hidup jauh lebih baik nantinya gw gak mau lu kenapa kenapa lu cuman satu satunya sahabat gw gw harap lu bisa bertahan"batin zishya sembari tangisnya yang pecah.
hampir satu jam zishya menunggu di depan pintu icu yang sama sekali tak terbuka pikiran yang tak karuan membuat zishya kesal dan emosi di buatnya zishya hanya bisa bolak balik maju mundur menangis dan menggigit ibu jarinya.
"gimana dok? Temen saya gimana"tanya zishya panik dan segera menghadang dokter yang keluar dari pintu icu
"apa ade yang bernama zishya?"
"iyaa saya zishya kenapa dok?"tanya zishya dengan rasa panik dan berusaha untuk menyakinkan bahwa tidak terjadi apa apa oleh abhaya
"mari ikut saya masuk"
Zishya ikut masuk kedalam ruangan icu dan melihat sahabatnya berbaring di atas tempat tidur rumah sakit badan yang penuh alat bantuan rumah sakit membuatnya semakin tersedu dalam tangisannya. Sahabatnya yang dari dulu menjadi tameng dirinya sekarang berbaring lemah dan lemas seperti di hadapannya membuat zishya menangis dan jatuh lemas.
"shya"panggil abhaya dengan nada yang begitu lemas dan kecil membuat zishya mengangguk dan terpaksa tersenyum
"maaff to-lo-ng ma af in gw ya, ja ng an se d i h ja ng an ca ca ri ta tau apa papun ten tentang gw da dan ma s sal lah i ini, su suatu sa saat lu bakal tau" sambung abhaya terbata bata dan perlahan menghapus airmata zishya dan mengembangkan senyumnya.
"its oke lu gak usah cerita kok gak papa sekarang fokus kesehatan lu ya biar kita bisa jalan jalan bisa main lagi curhat lagi ya gw tau kok lu kuat tata kuat jadi lu harus janji sembuh yaa"kata zishya sambil mencium tangan abhaya yang mulai terasa dingin dan pucat.
"gw ngantuk shya gw mau tidur"
"iyaa lu istirahat yaa yang nyaman tidurnya nanti harus janji kalo lu bangun lu harus cari gw ya gw sayang sama lu abhaya lu adek sekaligus sahabat gw"
Abhaya menganggu paham dan tersenyum perlahan abhaya memejamkan matanya zishya menangis sekencang mungkin bersamaan dengan monitor rumah sakit yang berbunyi dan suara dokter menyatakan bahwa abhaya meninggal membuat zishya menangis dan menggenggam erat tangan abhaya.
"lu jahat ta jahat" ucap zishya sebelum dirinya tak sadarkan diri.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Setelah pulang sekolah gaura memilih untuk berjalan kaki menuju halte bus. Gaura tersenyum sepanjang perjalanan menatap jalan yang sepi dan tersenyum kepada setiap orang yang melihat dirinya dan berpapasan dengannya
"seperti mau meninggalkan dunia selama lamanya saja aku"kata gaura tersenyum kecil dan mulai menyebrang
"ini saatnya" ucap seseorang dari dalam mobil dan melajukan gas tinggi ke arah gaura. Gaura yang tak tau apa apa melihat mobil yang melaju kencang di hadapannya membuat dia terkejut dan terpental berlumuran darah mengalir membuat sekelilingnya terkejut dan segera menghubungi ambulans dan polisi.
Gaura di larikan ke rumah sakit oleh salah satu warga dan berusaha untuk menghubungi keluarga gaura namun sayang ibu gaura tak dapat di hubungi hanya nomer yang tak di save yang menghubunginya beberapa kali yang mengangkat telepon dari warga.
Gaura masuk di ruangan operasi ada beberapa cedera dan patah yang di akibatkan benturan kencang dari mobil yang harus dirinya alami mengakibatkan gaura harus di operasi.
"permisi pak saya pandita orang tua pasien bernama gaura"ucap pandita sambil cemas dan nafas terengah engah
"syukur lah pak bapak datang"hembusan nafas bisa terdengar dari mulut warga yang nampaknya cukup cemas dan membuat pandita mengerutkan keningnya.
"anak bapak mengalami koma dan kemungkinan dia akan kehilangan semua memorinya dokter baru saja selesai mengoperasi gaura"sambungnya sambil menepuk pundak pandita
"terimakasih pak atas kebaikannya menolong anak saya"
"sama sama gaura anak yang baik saya sering di tolong olehnya saya sudah anggap gaura seperti cucu saya,kalau begitu saya pamit dulu lusa atau nanti saya akan kembali"jawab pria itu sambil pergi meninggalkan pandita.
"adek, sesakit apa yang kamu rasakan saat ini bagian mana yang kamu rasa sakit apa yang perlu ayah bantu obati,ema ayah mohon bertahan untuk banyak hal ema ayah janji ayah akan bawa kamu tinggal bersama ayah,ema putri kesayangan ayah harus kuat ya,ayah gak masalah setelah pulih kamu melupakan siapa ayah kita bisa buat kenangan bersama sebelum terlambat."batin pandita sambil menatap kaca kamar gaura.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments