BAB 5. DENDAM KU BERMULA

Hujan yang turun bertambah deras, seakan semesta tau apa yang dirasakan Casanova saat ini. Keterpurukan yang sangat mendalam. Luka luka dan lebam pada tubuhnya terasa begitu pedih karena diguyur air hujan. Darah darah pun mulai mengalir dari luka luka itu.

Dengan bersusah payah ia mencoba untuk bangkit. Kini dirinya telah kotor. Kesucian yang ia jaga telah hilang dalam sekejap. Marah sedih benci bercampur satu dalam benaknya. Tak dapat lagi menyimpan senyuman yang indah dalam wajahnya.

Yah... Senyum ceria itu telah lenyap. Bukan hanya menghilang, tapi tercabik dan terbuang entah ke mana, digantikan oleh kabut pekat yang bernama amarah dan dendam. Cassanova terbaring dalam diam, tubuhnya gemetar menahan luka yang tak hanya menghunjam raga, tapi jauh lebih dalam menusuk jiwa.

Nafasnya terengah, bukan karena kelelahan semata, melainkan karena jiwanya sedang mencari pegangan, sesuatu yang bisa ia genggam agar tak sepenuhnya tenggelam dalam kegelapan.

Jemarinya ,meraba-raba tanah yang basah di sekeliling nya, mencari tongkat yang biasa menemaninya menapaki dunia tanpa cahaya. Namun yang ia temukan adalah sehelai kain kecil lembut namun terasa asing.

Kain itu dingin, berbau samar-samar mungkin parfum murahan atau peluh laki-laki yang tak dikenalnya. Tapi Cassanova tahu. Ia tahu betul bahwa kain kecil itu adalah sapu tangan yang digunakan untuk membungkam mulutnya, meredam jeritan dan perlawanan ketika ia diseret paksa oleh tangan-tangan kasar.

Diujung sapu tangan Casanova juga mencium bau anyir darah tapi Cassanova tak peduli. Dalam benaknya yang berkecamuk, satu hal saja yang kini memadat kain itu adalah milik salah satu pemuda yang telah menghancurkan dunianya.

Ia menggenggam sapu tangan itu dengan erat, seolah itu adalah kunci untuk membuka pintu masa depan yang baru, masa depan yang gelap, penuh bara, dan tak lagi mengenal belas kasih.

Sakit di sekujur tubuhnya,memar di tangannya, goresan di kakinya, bahkan luka yang tak bisa disebutkan, semuanya tak sebanding dengan rasa sakit di hatinya. Ada sesuatu yang tercerabut dari dalam dirinya. Harapan. Cahaya. Cassanova merasa jiwanya telah retak, dan tak ada yang bisa menyatukannya kembali.

Dunia yang ia kenal telah runtuh. Cassanova yang dulu, gadis buta yang selalu tersenyum meski tak pernah melihat pelangi, yang menyapa setiap orang meski tak tahu wajah mereka, yang mengandalkan suara dan kehangatan untuk mengenali dunia, kini gadis itu telah mati.

Di tempatnya kini berdiri sosok baru, masih dengan tubuh yang sama, tapi jiwa yang berbeda. Hatinya mengeras, matanya meski buta menatap ke dalam kegelapan dengan ketegasan yang belum pernah ada sebelumnya.

Ia bukan lagi Cassanova yang ramah. Ia bukan lagi gadis yang bisa dimaafkan karena kelembutannya. Kini, ia adalah bara yang menyala dalam diam. Ia adalah senyap yang menyimpan badai. Di balik tubuh ringkih itu tersimpan tekad yang tak bisa dihancurkan yaitu dendam.

Akan datang waktunya, pikir Cassanova. Akan tiba hari di mana ia akan membalas semuanya. Satu per satu, para pemuda durjana itu akan merasakan perih yang lebih dalam daripada yang ia rasakan malam ini.

Bukan hanya luka di tubuh, tapi juga kehancuran di hati. Cassanova tak akan membiarkan mereka berjalan bebas. Tidak... setelah apa yang telah mereka lakukan padanya.

Dan malam ini, di antara tanah basah, luka yang masih menganga, dan kain kecil yang kini menjadi simbol luka terdalamnya, Cassanova menguburkan dirinya yang lama. Ia bangkit bukan sebagai korban, tapi sebagai pemburu.

Dan ia bersumpah dalam hati, dengan bisikan yang tak bisa didengar siapa pun, ia akan menjadi mimpi buruk bagi mereka. Bahkan mimpi buruk itu akan lebih mengerikan. Kemusnahan mereka akan dimulai.

Hujan masih mengguyur desa itu tanpa henti, mencurahkan ribuan tetes air dari langit yang kelam dan penuh murka. Angin menderu dari segala arah, menghempas dedaunan dan menggoyangkan pepohonan hingga mereka menjerit dalam bisu.

Di antara rumah-rumah tua yang berdiri berjajar dengan dinding kayu yang mulai lapuk dimakan waktu, tampak sebuah rumah sederhana beratapkan genteng tanah liat yang telah ditumbuhi lumut. Di dalamnya, seorang wanita paruh baya duduk diam di kursi kayu reyot, tubuhnya berguncang lembut seiring detak cemas yang menguasai hatinya.

Ia adalah Bu Rahmi yang sedang duduk menghadap jendela kamar yang kusam, disinari cahaya lampu minyak yang redup memantul di wajahnya yang dipenuhi guratan usia dan kerisauan. Matanya menatap keluar, penuh harap dan ketakutan.

Sesekali, tangannya yang mulai keriput menarik gorden tua yang mulai sobek di sana-sini, mengintip keluar seakan-akan bisa melihat lebih jelas dalam gelap dan derasnya hujan. Ia menanti. Menanti dua sosok yang sangat dicintainya, dua anak yang belum juga kembali sejak sore menjelang.

Angin malam semakin menggila, menusuk masuk lewat celah dinding, membawa hawa dingin dan kegelisahan. Suara petir mengguntur bertubi-tubi, menyalak dari langit yang muram dan menyambar begitu dekat hingga kaca jendela itu bergetar hebat.

Hati Bu Rahmi pun tak tenang, berdegup tak karuan. Dalam diam, ia berdoa, bibirnya bergetar lirih menyebut nama-nama anaknya.

“Ya Allah... jaga mereka... lindungi Kayano dan Cassanova” ucapnya dengan suara yang hampir tak terdengar, diselingi tarikan napas panjang yang berat.

Petir kembali menyambar, menggetarkan atap rumah. Perempuan tua itu menggenggam kain selendang yang melingkari pundaknya, mencoba menghangatkan tubuh dan hatinya.

Kecemasan telah menjadi teman akrab malam itu. Di sudut matanya, ada air yang mulai menggenang, tetapi ia tahan. Ia tidak boleh lemah. Ia harus tetap menunggu sampai anak-anaknya pulang. Tiba-tiba, sebuah suara mengguncang kesunyian rumah.

"BRUK!

Suara benda jatuh dari luar membuatnya tersentak. Jantungnya berdegup lebih cepat. Dengan langkah tergesa namun tertahan oleh usia, ia menyingkap gorden dan menatap ke luar. Samar-samar di tengah guyuran hujan, tampak sosok anak laki-lakinya.

Kayano berdiri tergopoh, memungut sesuatu di tanah. Ternyata sepeda tuanya yang tergelincir. Tubuh Kayano basah kuyup, menggigil oleh dingin dan hujan yang mengguyur dari ujung rambut hingga ke ujung kaki.

“Ibu, aku pulang!” serunya, napasnya terengah dan suaranya terdengar parau, terbata-bata oleh hawa dingin dan kelelahan. Air menetes dari rambutnya, meresap ke lantai rumah yang terbuat dari papan.

Wajah sang ibu seketika berubah. Ada air mata yang kini jatuh bebas dari matanya, bukan lagi karena takut, melainkan kelegaan. Namun kecemasan belum hilang sepenuhnya.

“Dari mana saja kamu nak? " tanya Bu Rahmi dengan cemas.

"Ibu sangat khawatir dengan mu. Mbak mu juga sampai sekarang pun belum pulang lagi. Tadi pamitnya mau pergi kesurau, tapi sampai sekarang lagi belum pulang. "ujar ibunya menambahkan.

"Kemana ya...Cassanova mbak mu? Ibunya sangat takut terjadi apa apa denganya. Diluar pun hujan sangat deras. Cassanova... cepat pulang nak. "lirih nya dengan penuh kekhawatiran.

BERSAMBUNG...

Terpopuler

Comments

Nalira🌻

Nalira🌻

Kan buta ini, kok bisa tahu ada noda darah atau tanah di sapu tangan dan casanova gak perduli? mulai gak konsisten, narasinya panjang dan bertele-tele.

Terlalu banyak perumpamaan2 yang memperlambat alur cerita, narasi batin kompleks tapi berlebihan babget, sampe bab 5 cuma nyeritain Casanova yang di perkosa.

Alurnya kaya jalan di tempat. Dari premis dan konflik gadis buta yang balas dendam udah menarik, tapi penulisanya bisa direvisi lagi di kemudian hari. 👍

2025-08-10

2

Afriyeni Official

Afriyeni Official

Ada noda kecil di ujungnya, entah darah atau tanah. Author menggambarkan seperti itu harusnya dari sudut pandang Casanova. bukan sudut pandang author sayang, karena author tidak ada dalam situasi yg terjadi pada Casanova.

Harusnya author memakai kalimat ungkapan dari sisi Casanova.

Seperti mengungkapkan bau parfum yang menyengat. Itu sudah tepat. Casanova juga bisa memakai penciumannya kembali utk membedakan bau darah dan tanah.
Lalu gunakan juga insting pendengaran dan sentuhan.

ini contoh kalimat singkat yang di gunakan Author menggunakan sudut pandang dari MC wanita.

Di ujung sapu tangan, Casanova juga mencium bau anyir darah yang menyengat, menyatu dengan aroma parfum murahan.

2025-08-13

2

lihat semua
Episodes
1 BAB 1. GELAP MALAM YANG ANEH
2 BAB 2 PARA PEMUDA YANG DURJANA
3 BAB 3. CASANOVA TERNODAI
4 BAB 4 SAKIT LUAR DALAM
5 BAB 5. DENDAM KU BERMULA
6 BAB 6. KEKHAWATIRAN SANG IBU
7 BAB 7 CASSANOVA PULANG
8 BAB 8. HATI YANG TERIRIS
9 BAB 9. DESAS-DESUS TETANGGA
10 BAB 10 MULUT MULUT CELAKA
11 BAB 11 MENCARI KEADILAN
12 BAB 12 INGIN MEMBALAS JALAN SESAT
13 BAB 13 TEKAD BU RAHMI
14 BAB 14 MINTA TOLONG PAK KADES
15 BAB 15 HINAAN DAN EJEKAN
16 BAB 16 HATI YANG TERLUKA
17 BAB 17 TERTANGKAP BASAH
18 BAB 18 HILANG NYA KAYANO
19 BAB 19 KABAR DUKA
20 BAB 20 DENDAM CASANOVA
21 BAB 21 MENOLAK PAK KADES
22 Bab 22 KEDATANGAN RAMPOK
23 Bab 23 ASUMSI TETANGGA
24 Bab 24 BU RAHMI MENDADAK SAKIT
25 Bab 25 SAKIT KIRIMAN
26 Bab 26 KOTAK KERAMAT NENEK
27 Bab 27 AROMA BUSUK DAN BERNANAH
28 Bab 28 BU RAHMI KRITIS
29 Bab 29 BU RAHMI MENINGGAL
30 Bab 30 BISIKAN GHOIB
31 Bab 31 AWAL KEBANGKITAN
32 Bab 32 ILMU SESAT (NYI LENGGINI)
33 Bab 33 BERITA HILANGNYA CASANOVA
34 Bab 34 PEMBALASAN DENDAM DIMULAI
35 Bab 35 CASANOVA KEMBALI
36 Bab 36 MEMBURU EMPAT PRIA DURJANA
37 Bab 37 RITUAL MEMANGGIL NYI LENGGINI
38 Bab 38 KORBAN PERTAMA
39 Ba 39 KENCAN DIPOHON PISANG (21+++)
40 Bab 40 KORBAN PERTAMA SELESAI
41 Bab 41 PENEMUAN MAYAT
42 Bab 42 SELLY MENJADI TERSANGKA
43 Bab 43 TERTAWA PUAS
44 Bab 44 KORBAN SELANJUTNYA
45 Bab 45 PERINGATAN UNTUK TIKA
46 Bab 46 ARWAH RIKO TAK TENANG
47 Bab 47 MERAYAP RAYAP DIDINDING
48 Bab 48 SELLY KERASUKAN
49 Bab 49 TEROR AYAM MATI TANPA KEPALA
50 Bab 50 TEROR MULAI BERDATANGAN
51 Bab 51 RENCANA PENGASINGAN SELLY
52 Bab 52 TEROR SETAN DIPUKESMAS
53 Bab 53 MINTA TOLONG MBAH WIRO
54 Bab 54 MELAMAR CASANOVA
55 Bab 55 MULAI MERASA KETAKUTAN
56 Bab 56 TEROR SAWAH HABIS TERBAKAR
57 Bab 57 PAK RT TERKEJUT
58 Bab 58. KEMARAHAN BU KADES
59 Bab 59 FIRASAT TAK BAIK
60 Bab 60 DESIS NYI LENGGINI
61 Bab 61 KORBAN KEDUA
62 Bab 62 KETAKUTAN RENDI
63 Bab 63 MINTA BANTUAN KI KUSUMO
64 Bab 64 MENCARI SELLY DAN ANDI
65 Bab 65 KETAKUTAN CITRA
66 Bab 66. GANGGUAN MAHKLUK TAK KASAT MATA
67 Bab 67 KORBAN KEDUA SELESAI
68 Bab 68 JANGAN IKUT CAMPUR
69 Bab 69 RENCANA LICIK RENDI
70 Bab 70 TAUBATLAH CASANOVA
71 Bab 71 RAKHA ANAK PAK KADES PULANG
72 Bab 72 SIAPA WANITA BERKEBAYA ITU
73 Bab 73 DOSA TERINDAH
74 Bab 74 SELLY TERUS TERSIKSA
75 Bab 75 GANCET
76 Bab 76 KORBAN KETIGA SELESAI
77 Bab 77. PAK KADES MURKA
78 Bab 78 KELUAR BELATUNG HIDUP DIKEMALUAN
79 Bab 79 CASANOVA DATANG MELAYAT
80 Bab 80 ADA KEJANGGALAN.
81 Bab 81 TIDAK DITERIMA BUMI
82 Bab 82 RINTANGAN MENUJU KOTA
83 Bab 83 BOCAH INI SUDAH DITANDAI
84 Bab 84 RENCANA LICIK BU KADES
85 Bab 85 PENEMUAN MAYAT LAGI
86 Bab 86 RAKHA BERTEMU CASANOVA
87 Bab 87 MENGANTAR CASANOVA PULANG
88 Bab 88 HASRAT RENDI YANG MEMBARA
89 Bab 89 JERAT NYI LENGGINI
90 Bab 90 KESAKSIAN BU RT
91 Bab 91 BOCAH TENGIK ITU DALANGNYA
92 Bab 92 PENGAKUAN CITRA
93 Bab 93 CITRA MEMINTA MAAF
94 Bab 94 PENYIKSAAN KEJAM
95 Bab 95 PERSIAPAN PERNIKAHAN
96 Bab 96 RENDI PULANG
97 Bab 97 BOLA BOLA API KIRIMAN
98 Bab 98 KEMARAHAN MBAH WIRO
99 Ba 99 PERTEMPURAN SENGIT
100 Bab 100 PETAKA DIRUMAH PAK KADES
101 Bab 101 MEMANGGIL USTADZ ZAENAL DAN DUKUN
102 Bab 102 TERPAKSA SELLY DIKORBANKAN
103 Bab 103 BU KADES KRITIS
104 Bab 104 CURIGA PADA CASANOVA
105 Bab 105 RAKHA BERTEMU NYI LENGGINI
106 Bab 106 ILMU GENDAM
107 Bab 107 KEMATIAN BU KADES
Episodes

Updated 107 Episodes

1
BAB 1. GELAP MALAM YANG ANEH
2
BAB 2 PARA PEMUDA YANG DURJANA
3
BAB 3. CASANOVA TERNODAI
4
BAB 4 SAKIT LUAR DALAM
5
BAB 5. DENDAM KU BERMULA
6
BAB 6. KEKHAWATIRAN SANG IBU
7
BAB 7 CASSANOVA PULANG
8
BAB 8. HATI YANG TERIRIS
9
BAB 9. DESAS-DESUS TETANGGA
10
BAB 10 MULUT MULUT CELAKA
11
BAB 11 MENCARI KEADILAN
12
BAB 12 INGIN MEMBALAS JALAN SESAT
13
BAB 13 TEKAD BU RAHMI
14
BAB 14 MINTA TOLONG PAK KADES
15
BAB 15 HINAAN DAN EJEKAN
16
BAB 16 HATI YANG TERLUKA
17
BAB 17 TERTANGKAP BASAH
18
BAB 18 HILANG NYA KAYANO
19
BAB 19 KABAR DUKA
20
BAB 20 DENDAM CASANOVA
21
BAB 21 MENOLAK PAK KADES
22
Bab 22 KEDATANGAN RAMPOK
23
Bab 23 ASUMSI TETANGGA
24
Bab 24 BU RAHMI MENDADAK SAKIT
25
Bab 25 SAKIT KIRIMAN
26
Bab 26 KOTAK KERAMAT NENEK
27
Bab 27 AROMA BUSUK DAN BERNANAH
28
Bab 28 BU RAHMI KRITIS
29
Bab 29 BU RAHMI MENINGGAL
30
Bab 30 BISIKAN GHOIB
31
Bab 31 AWAL KEBANGKITAN
32
Bab 32 ILMU SESAT (NYI LENGGINI)
33
Bab 33 BERITA HILANGNYA CASANOVA
34
Bab 34 PEMBALASAN DENDAM DIMULAI
35
Bab 35 CASANOVA KEMBALI
36
Bab 36 MEMBURU EMPAT PRIA DURJANA
37
Bab 37 RITUAL MEMANGGIL NYI LENGGINI
38
Bab 38 KORBAN PERTAMA
39
Ba 39 KENCAN DIPOHON PISANG (21+++)
40
Bab 40 KORBAN PERTAMA SELESAI
41
Bab 41 PENEMUAN MAYAT
42
Bab 42 SELLY MENJADI TERSANGKA
43
Bab 43 TERTAWA PUAS
44
Bab 44 KORBAN SELANJUTNYA
45
Bab 45 PERINGATAN UNTUK TIKA
46
Bab 46 ARWAH RIKO TAK TENANG
47
Bab 47 MERAYAP RAYAP DIDINDING
48
Bab 48 SELLY KERASUKAN
49
Bab 49 TEROR AYAM MATI TANPA KEPALA
50
Bab 50 TEROR MULAI BERDATANGAN
51
Bab 51 RENCANA PENGASINGAN SELLY
52
Bab 52 TEROR SETAN DIPUKESMAS
53
Bab 53 MINTA TOLONG MBAH WIRO
54
Bab 54 MELAMAR CASANOVA
55
Bab 55 MULAI MERASA KETAKUTAN
56
Bab 56 TEROR SAWAH HABIS TERBAKAR
57
Bab 57 PAK RT TERKEJUT
58
Bab 58. KEMARAHAN BU KADES
59
Bab 59 FIRASAT TAK BAIK
60
Bab 60 DESIS NYI LENGGINI
61
Bab 61 KORBAN KEDUA
62
Bab 62 KETAKUTAN RENDI
63
Bab 63 MINTA BANTUAN KI KUSUMO
64
Bab 64 MENCARI SELLY DAN ANDI
65
Bab 65 KETAKUTAN CITRA
66
Bab 66. GANGGUAN MAHKLUK TAK KASAT MATA
67
Bab 67 KORBAN KEDUA SELESAI
68
Bab 68 JANGAN IKUT CAMPUR
69
Bab 69 RENCANA LICIK RENDI
70
Bab 70 TAUBATLAH CASANOVA
71
Bab 71 RAKHA ANAK PAK KADES PULANG
72
Bab 72 SIAPA WANITA BERKEBAYA ITU
73
Bab 73 DOSA TERINDAH
74
Bab 74 SELLY TERUS TERSIKSA
75
Bab 75 GANCET
76
Bab 76 KORBAN KETIGA SELESAI
77
Bab 77. PAK KADES MURKA
78
Bab 78 KELUAR BELATUNG HIDUP DIKEMALUAN
79
Bab 79 CASANOVA DATANG MELAYAT
80
Bab 80 ADA KEJANGGALAN.
81
Bab 81 TIDAK DITERIMA BUMI
82
Bab 82 RINTANGAN MENUJU KOTA
83
Bab 83 BOCAH INI SUDAH DITANDAI
84
Bab 84 RENCANA LICIK BU KADES
85
Bab 85 PENEMUAN MAYAT LAGI
86
Bab 86 RAKHA BERTEMU CASANOVA
87
Bab 87 MENGANTAR CASANOVA PULANG
88
Bab 88 HASRAT RENDI YANG MEMBARA
89
Bab 89 JERAT NYI LENGGINI
90
Bab 90 KESAKSIAN BU RT
91
Bab 91 BOCAH TENGIK ITU DALANGNYA
92
Bab 92 PENGAKUAN CITRA
93
Bab 93 CITRA MEMINTA MAAF
94
Bab 94 PENYIKSAAN KEJAM
95
Bab 95 PERSIAPAN PERNIKAHAN
96
Bab 96 RENDI PULANG
97
Bab 97 BOLA BOLA API KIRIMAN
98
Bab 98 KEMARAHAN MBAH WIRO
99
Ba 99 PERTEMPURAN SENGIT
100
Bab 100 PETAKA DIRUMAH PAK KADES
101
Bab 101 MEMANGGIL USTADZ ZAENAL DAN DUKUN
102
Bab 102 TERPAKSA SELLY DIKORBANKAN
103
Bab 103 BU KADES KRITIS
104
Bab 104 CURIGA PADA CASANOVA
105
Bab 105 RAKHA BERTEMU NYI LENGGINI
106
Bab 106 ILMU GENDAM
107
Bab 107 KEMATIAN BU KADES

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!