Kamala terkejut saat seseorang menahannya, dan sosok itu memojokkan Kamala dengan dinding di ruangan, Kamala melihat sesosok lelaki dengan pakaian yang kemeja dan jas hitam yang sama, hanya saja matanya berwarna biru cerah, lelaki itu sekilas tersenyum menyeringai, dengan kedua tangannya menahan tangan Kamala dan tubuhnya seakan sedang mengurung Kamala dengan dinding.
“Si.. Siapa kau ?? Lepaskan aku !! Aku ingin bertemu anak-anakku ?!” Ujar Kamala sedikit takut, tetapi dirinya berusaha untuk membentak dan berteriak kepada lelaki itu, bukannya merasa takut atau apa, lelaki itu malah terkekeh perlahan.
“Kau terlihat semakin lucu, Kamala sayang~”
“Ba.. Bagaimana kau tahu namaku ??”
“Hmmm~ insting.” Ujarnya dengan senyuman menyeringai disana.
Tidak lama pintu ruangan terbuka, terlihat sesosok yang menggunakan jas hitam lainnya muncul disana. Sosok itu menutup pintunya kembali, tanpa berbicara apapun melewati Kamala dan sosok lelaki lainnya itu. Sosok itu kemudian menekan sebuah saklar yang menunjukkan wajah dari kedua lelaki itu dengan jelas. Sekilas kedua lelaki itu memiliki wajah hampir mirip, mungkinkah mereka berdua kembar ?? Karena anak dari Kamala juga dua lelaki kembar.
Salah satu lelaki itu melihat kedua anak yang berada di dalam kotak itu, matanya menelisik kedua anak di dalam kotak tidur itu, sembari menyeringai disana.
“A.. Aku mohon jangan sakiti anak-anakku, hanya mereka yang aku miliki saat ini..” Ujar Kamala dengan sedikit bergetar disana.
“Jangan khawatir sayang, bukan anakmu yang kami incar, tapi kau.” Ujar lelaki di depannya sembari tersenyum licik dan matanya menatap wajah cantik Kamala dengan tatapan menginginkan.
“A.. Apa maksud kalian ??”
“Caio dan Caius... Nama yang unik, kau cukup pintar memberikan nama anak-anak kita, sayang~” Ujar lelaki yang berdiri di depan kotak itu sembari menyeringai dengan licik disana. Kamala terkejut saat sosok lelaki itu menyebutkan kata ‘anak-anak kita'.
“A.. Apa maksudmu ?! Mereka adalah anak-anakku !!”
“Dan sebentar lagi akan menjadi anak-anak kita juga sayang~”
“Apa sebenarnya mau kalian ?! Aku tidak memiliki apapun untuk kuberikan..”
“Kau punya.”
“Apa ??”
“Tubuhmu.”
Perkataan lelaki yang menahannya justru membuat Kamala tidak lagi takut, tetapi malah merasa kesal dan marah. Siapa wanita yang tidak kesal dengan godaan mesum nan nakal dari lelaki yang tidak dia kenal, bahkan bagi Kamala godaan itu terdengar sangat menjijikan, apalagi bagi perempuan yang sudah menjadi ibu sepertinya.
“Dasar lelaki mesum !! Jika ingin mencari perempuan seperti itu, sana pergi ke klub malam !!” Ujar Kamala dengan kesalnya, tetapi justru hal itu membuat lelaki yang menahan dan menggenggamnya terlihat semakin tertarik kepadanya.
“Dia benar-benar sangat menarik, Kak Archer..” Ujar lelaki yang menahan Kamala dengan dinding sembari tersenyum miring disana.
“Jangan khawatir Ardern, secepatnya kita akan segera menarik perhatiannya.”
Kamala mendengarkan sebuah suara seperti senjata yang dimasuki peluru, di depannya terlihat Archer mengeluarkan pistolnya dan mengarah kepada kedua bayi di dalam box itu.
“A... Apa yang kalian lakukan ?! Jangan sakiti kedua putraku !!”
“Bukan itu kalimat yang ingin kami dengar, cantik~” Ujar Ardern sembari menyeringai licik disana melihat wajah ketakutan dari Kamala.
“A.. Aku akan melakukan apapun, asal jangan sakiti aku atau putraku..”
“Apapun ??” Ujar lelaki yang dipanggil dengan nama Ardern itu menaikkan satu alisnya.
Kamala menganggukkan kepalanya, Archer kemudian menurunkan senjatanya dan memasukkan kembali ke dalam sakunya.
“Kalau begitu, ikutlah dengan kami, dan turuti setiap perkataan kami, bagaimana ??”
Mau tidak mau Kamala hanya bisa menganggukkan kepalanya, dirinya sudah tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini, terlebih dengan posisi yang begitu jauh dari kedua anaknya, dan di depan kedua anaknya, lelaki bernama Archer itu memiliki senjata api yang bisa membunuh kedua putranya kapanpun.
“Good Girl~” Ujar Ardern menyeringai dengan licik.
~ ~ ~
Kamala tidak tahu, kemana dan dimana dia akan dibawa, karena saat ini dirinya berada di dalam mobil dan duduk di belakang sendiri, dengan menggendong kedua anaknya.
Kondisi sebenarnya sangat tidak stabil, tetapi kedua anaknya menangis dan merengek seakan lapar. Jadilah Kamala mau tidak mau menyusui kedua anaknya di dalam mobil, dengan memberikan tatapan penuh waspada karena di depannya terlihat kedua lelaki yang duduk di bagian tengah mobil. Dirinya harus berjaga-jaga, agar kedua lelaki itu tidak menolehkan wajah mereka ke belakang.
Entah kemana mobil itu membawanya, Kamala hanya bisa pasrah dan berharap kedua lelaki itu menepati janjinya untuk tidak menyakiti dirinya ataupun anak-anaknya. Tidak lama, Caio dan Caius tertidur setelah merasa kenyang, dan Kamala menggendong keduanya. Kamala sudah terbiasa menggendong kedua putranya sendirian tanpa ditemani oleh siapapun, apalagi suaminya, Oliver enggan menggendong kedua putranya atau sekedar membantu Kamala yang kerepotan mengasuh kedua bayi itu. Jadilah Kamala terbiasa merawat dan mengasuh kedua putranya sendirian.
Setelah itu, Kamala sempat menaruh salah satu bayinya di atas kursi mobil, dan memperbaiki pakaiannya, kemudian kembali menggendong putranya itu, sembari menyandarkan tubuhnya yang merasa sangat pegal. Tidak lama, matanya menangkap sebuah mansion megah dengan lampu yang menyorot ke arah mansion itu. Apalagi lokasinya yang berada jauh dari jalanan, dan terlihat tersembunyi dari keramaian. Mungkinkah mansion itu rumah kedua lelaki kembar itu ??
Ah iya, Kamala mulai menyadari jika kedua lelaki itu, adalah lelaki kembar. Terlihat dari wajah keduanya yang hampir mirip, hanya berbeda di warna mata saja, satu memiliki warna mata biru cerah, dan satunya berwarna merah kecoklatan.
“Kita sudah sampai.”
“Hmm~”
Kamala mencoba keluar dari mobil, meskipun kesulitan. Apalagi dirinya mendapatkan kursi paling belakang, dan lagi dirinya menggendong kedua anaknya di tangannya. Kamala berhasil keluar dari kursi belakang ke kursi ditengah mobil, saat hendak keluar, dirinya merasa sedikit kesulitan dan kewalahan, hingga..
“Kyaa !!”
Kamala terkejut saat salah satu dari mereka, Ardern menggendongnya turun dari mobil, Kamala kemudian mengeratkan gendongan kedua putranya, khawatir jika kedua putranya terusik dengan teriakan dan posisi mereka yang tidak nyaman.
“Apa yang kau lakukan ?!” Ujar Kamala dengan penuh penekanan, tetapi nadanya pelan, seakan enggan menganggu kedua putranya tertidur.
“Kau terlalu lama, ada banyak hal yang harus kita jelaskan sayang~ Dan lagi, bawa kedua putramu di atas kasur yang sudah aku siapkan, apa kau tidak kasihan jika kedua putramu tertidur dengan posisi tidak enak ??” Bisik Ardern dengan nada perlahan di telinga Kamala, membuat wanita itu memandang tidak suka ke arah Ardern.
“Tidak usah sok peduli dengan anak-anakku !!”
“Mereka akan menjadi anak-anakku juga sayang~ Bersabarlah.” Lanjut Ardern dengan menyeringai disana, sementara Archer sendiri mempersiapkan diri, berbicara dengan salah satu anak buahnya di dekatnya, matanya memandang ke arah Kamala yang digendong saudaranya untuk masuk ke rumah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments