Masa lalu Zoya

Zoya berusaha untuk menyembunyikan rasa gugupnya. Dengan terpaksa kakinya melangkah mendekati Ardian yang duduk di atas ranjang tidurnya. Sebisa mungkin Zoya menghindari kontak mata dengannya. Pergerakan Zoya tidak berhenti dari pantauan Ardian. Zoya berjongkok lalu mengeluarkan beberapa alat medis dari dalam tasnya, pertama yang dia lakukan adalah membersihkan luka Ardian.

"Permisi aku harus membersihkan lukanya, bisa kau berbalik?"

Ardian mengikuti semua perkataan Zoya tanpa membantah. Diam-diam pria itu memejamkan mata sebagai cara untuk menahan rasa sakitnya. Namun, tiba-tiba pergerakan Ardian mengejutkannya.

"Mau ngapain kamu?" Zoya kembali merasa takut saat Ardian hendak membuka seragamnya.

Ardian menoleh sekilas.

"Bagaimana kau bisa mengobati lukaku jika tidak membuka seragamku."

Penjelasan Ardian membuat Zoya gugup. Tangannya berkeringat yang menggenggam alat medisnya. Ardian tidak peduli, pria itu memunggungi Zoya lalu membuka seragamnya dengan santai.

"Lanjutkan," kata Ardian demikian.

Zoya, menghela nafas panjang lalu melanjutkan tugasnya. Setelah membersihkan luka sobek di bagian punggung dan bahu Ardian, Zoya harus duduk di hadapan pria itu agar mudah menjahit luka sobek di bahunya. Dengan telaten dan sabar, Zoya melakukannya.

"Sudah berapa lama kau menjadi Dokter?"

"Kenapa?" Zoya bertanya balik.

"Kamu terlihat gugup, wajahmu juga penuh dengan keringat seperti dokter yang baru praktek."

Ardian sepertinya meremehkan tetapi Zoya, dia tidak peduli. Tidak menjawab apalagi menatap wajah sang Letnan.

"Dokter ... Zoya."

"Kenapa kau terus menyebut namaku?" Zoya kesal karena Ardian terus menyebut namanya. Kali ini netranya menatap Ardian, mata elang itu mengingatkan kembali akan masa lalunya.

Zoya, masih ingat saat pria itu menatapnya, dan meraup bibir ranumnya yang seharusnya menjadi milik Radit kala itu. Walau Zoya berusaha keras mendorong tangan Ardian begitu sulit dilepas, dan bibirnya begitu rakus melahap bibirnya.

"Apa kita pernah bertemu?"

"Tidak!" tegas Zoya. "Kita sama sekali tidak mengenal bagaimana bisa bertemu," sambungnya.

Ardian terdiam lantas mengangguk. Mata Zoya mulai mengembun, sakit rasanya ketika tahu jika pria yang mengambil kehormatannya saat itu sama sekali tidak mengingat. Namun, Zoya bersyukur, setidaknya tidak akan ada yang mengambil Zayden dan Zayda darinya.

"Tugasku sudah selesai, aku harus pergi."

Zoya buru-buru membereskan alat medisnya. Dia bangkit yang segera pergi tapi tiba-tiba, dentuman keras kembali terdengar. Markas militer kembali di serang, Zoya yang terkejut langsung berjongkok sambil menutup telinganya. Ardian yang melihat itu langsung melindungi Zoya.

"Diamlah di sini, di luar sedang tidak aman."

Ardian menyarankan supaya Zoya tetap tinggal di camp-nya. Pria, itu langsung berdiri memakai kembali seragamnya lalu mengambil senjata apinya.

"Kau tidak bisa pergi, lukamu masih belum pulih." Zoya menghentikan.

Ardian berbalik menatapnya. "Tidak ada kata menunggu bagi seorang perwira. Tugas kami adalah berperang untuk melindungi orang yang harus kami selamatkan. Terima kasih sudah mencemaskanku."

"Apa mereka juga menyerang ...."

"Anak-anakmu pasti aman," sanggah Ardian yang tahu kemana arah tujuan pertanyaan Zoya. Saat ini Zoya pasti mencemaskan si kembar.

Ardian menghubungi salah satu bawahannya, untuk menanyakan keadaan warga yang di dekat markas. Dan ternyata semua prajurit sedang melakukan penyelamatan dan akan membawa semua warga sipil di kota itu menuju camp militer.

"Baiklah, tapi kalian harus menemukan dua orang anak bernama ....." Ardian melihat ke arah Zoya. "Berikan aku nama mereka."

"Zayden dan Zayda mereka bersama nenek bernama Sitto Aminah."

Ardian langsung memberitahukan anak buahnya untuk mencari mereka setelah itu menutup sambungan walkie-talkienya.

"Anakmu pasti aman, tunggu saja mereka pasti membawanya kepadamu."

Ardian langsung pergi meninggalkan campnya, Zoya menunggu dengan cemas. Namun, dia juga tidak bisa bersantai karena panggilan darurat sudah memanggilnya. Zoya, segera keluar membantu para medis lainnya, karena korban banyak berdatangan.

***

"Mama!" teriakan Zayden dan Zayda mengalihkan pandangan para medis, seketika wajah Zoya bersinar dia berlari ke arah anaknya yang dibawa para militer.

"Mama!"

Zoya, langsung memeluk mereka.

"Sayang, Mama sangat khawatir."

"Tidak usah khawati Mama, kami masih hidup mereka tidak berani memb*nuh kami," ujar Zayden dengan lantang. "Mama aku senang di bawa ke sini, di sini banyak dokter ada banyak perwira juga. Boleh aku bertemu pak Letnan?"

Zoya langsung menatapnya tajam. Zayden, pun langsung diam.

"Mama aku mau pergi kesana, apa ada yang perlu aku bantu." Kini giliran Zayda yang mendapat tatapan dari Zoya.

"Pergi ke camp pengungsian, dan jangan mengganggu dokter yang sedang bekerja apalagi menyentuh barang-barang disini pokoknya jangan pernah," ancam Zoya, karena dia tahu anaknya selalu membuat kekacauan.

"Aku dengar ada yang ingin bertemu denganku," ujar Ardian. Zayden langsung menoleh, bibirnya merekah melihat sosok pria di depannya.

"Halo pak Letnan." Sapanya sambil melambaikan tangan. Zayden langsung menghampiri Ardian. "Aku sangat mengagumimu itu sebabnya aku selalu memantaumu dari teropong. Aku sangat ingin jadi sepertimu. Tapi ...."

"Tapi apa?" Ardian menatap dengan curiga.

Zayden melambaikan tangan sebagai isyarat agar Ardian mendekat ke arahnya. Anehnya, Ardian mengikuti perintah anak kecil itu hingga rela berjongkok untuk mendengar suaranya. Tingkah Ardian yang seperti kucing itu mengejutkan bawahannya yang serempak tertawa.

"Sulit di percaya, Letnan Ardian menuruti perintah anak itu. Aku jadi curiga, apa hubungan mereka," canda mereka semua.

Ardian tercengang setelah mendengar bisikkan bocah itu.

"Husst .... Jangan bilang Mama ini rahasia." Entah, apa yang Zayden katakan. Bocah itu langsung pergi setelah dipanggil ibunya.

"Hei, pak Letnan ada apa? Apa yang kau bicarakan dengan anak itu?" tanya Sersan, Miko. Tatapannya tertuju ke arah Zayden yang dituntun Zoya.

"Zayden, dia lucu tapi sering bertingkah," sambung Sersan, Miko.

Ardian meliriknya. "Kau mengenal mereka?"

"Kenal, tapi tidak begitu dekat. Namanya Zoya, dia sukarelawan dari Indonesia, pertama datang dia menjadi seorang perawat hingga sekarang sudah menjadi dokter hebat. Aku sangat memujinya."

"Kenapa?" Ardian menatap dengan penasaran.

Miko meliriknya, dia tersenyum lalu bicara. "Dia sosok yang hebat, karena membesarkan dua bocah kecil sendirian. Dari mulai hamil sampai melahirkan, tidak ada satupun keluarganya yang menemani."

"Apa ayah mereka seorang perwira? Anak itu selalu saja datang ke camp kita."

Miko menatap Ardian, lalu kembali menatap punggung Zoya yang sudah menjauh. "Mereka tidak punya ayah."

Deg,

Ardian terpaku, dia melirik Miko sangat serius. "Maksudmu bagaimana?"

"Jangan katakan ini pada yang lain." Miko mewanti-wanti lebih dulu supaya Ardian bisa menjaga rahasia.

"Delapan tahun lalu dia dilecehkan sampai hamil, dia sempat depresi dan hampir bunuh diri tapi beruntung ada yang melihat dan mencegahnya. Sehingga ... dia menguatkan diri dan menerima anak itu dengan ikhlas." Miko menghela nafasnya panjang. "Jadi ... Jangan sampai dia mengingat kembali masa lalunya, kamu harus jaga rahasia ini." Kata Miko sambil menepuk pundak Ardian.

"Bagaimana kau yakin tidak ada yang mengetahuinya, lalu kau tahu dari mana tentang hal ini?" tanya Ardian, seakan bertanya siapa yang mencegah Zoya, waktu itu.

Miko menghela nafas, dia menghadap Ardian sambil memasukkan kedua telapak tangannya ke dalam saku celana. Miko pun berkata, "Masalah ini hanya aku dan Liodra yang tahu. Jadi ... Jika ada orang lain yang mengetahuinya itu darimu."

Ardian terdiam. Liodra, adalah tunangan Miko sekaligus teman dekat Zoya, yang juga orang yang telah membawa Zoya sampai ke negara ini.

...----------------...

Terpopuler

Comments

gee

gee

sersan gada segan2nya ke letnan.. gak salah pangkat nih? letkol itu udh tua loh,40an..letnan dua letnan satu iya masih 28-30..masa zoya sama aki2

2025-09-13

0

Mey-mey89

Mey-mey89

semangat thorrr,,

2025-08-13

1

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Ardian 🤔🤔

2025-07-03

1

lihat semua
Episodes
1 Pria Asing dalam Kamar
2 Zayden dan Zayda
3 Bertemu
4 Masa lalu Zoya
5 Cemburu
6 Pulang
7 Bertemu, dengan Masa Lalu
8 Penyelidikan Ardian
9 Kemungkinan yang Terjadi
10 Siapa ayah kalian?
11 Kau Menculik Anakku?
12 Bertemu Lagi
13 Perlakuan Hina dari Radit
14 Antara dua Ayah
15 Tes DNA
16 Tes DNA 2
17 Pergi Sekolah, di antar Pak Letnan
18 Kedatangan Laksmi
19 Hal yang tidak terduga
20 Antara Mengakui dan Tidak
21 Kabar Duka
22 Anak Haram
23 Saling Janji
24 Tim Relawan
25 Kecemasan Mika
26 Harapan
27 Pertemuan di Bukit Zarqam
28 Ancaman Radit
29 Kabar yang tak diharapkan
30 Keputusan yang mengejutkan
31 Pernikahan
32 Amarah Lusi
33 Dipo Cipto Maheswara
34 Seseorang dibalik Rencana Jahat
35 Pengorbanan dibayar Pengkhianatan
36 Antara Hidup dan Mati
37 Musuh dibalik Selimut
38 Antara takdir dan bukan
39 TIM- Z Beraksi
40 Pagi Yang Penuh Kejutan
41 Seseorang hanya melihatnya dari luar
42 Kabar Bahagia dan Kabar Buruk
43 Ruang ICU
44 Malam Pertama dalam. satu rumah
45 Suasana Pagi Yang Baru
46 Kabar Duka
47 Kejahatan yang Harus dibongkar
48 Minuman Seketika Memabukkan
49 Pesta Pernikahan
50 Maukah Kau Tidur Bersamaku?
51 Malam Pertama Bersama Bocil
52 Saran Honeymoon
53 Honeymoon Part 1
54 Awal Kebahagiaan atau Awal Penderitaan (Honeymoon Part2)
55 Saranghae ....! Untuk siapa?
56 Pertemuan Di Sekolah
57 Malam Perpisahan Sebelum Bertugas
58 Dibalik Pangkat Kehormatan
59 firasat
60 Misi Selesai Mengungkap Kebenaran Baru!
61 Hukuman yang setimpal
62 Rencana Peluncuran Naga Kecil Junior
63 program dedek bayi haha!
64 Pagi Yang Ribut
65 Pagi Yang Penuh Kejutan
66 Antara Menerima Dan Tidak!
67 Perang Baru dimulai
68 Perang dimuiai
69 Antara yang Hak dan Tidak!
70 Kegelisahan Andre
71 Musuh Dalam Selimut
72 Arga VS Ardian!
73 Arga vs Ardian
74 Kebongkar
75 Surat Wasiat Yang Tertelan.
76 Hasil Dari Surat Wasiat
77 Hari Penuh Kejutan dan Putusan
78 Menjenguk Lusi
79 Hari Eksekusi Untuk Cipto
80 Penyesalan Lusi
81 Papa, gimana caranya bikin adek?
82 Bukti Baru!
83 Rekaman CCTV
84 Panggilan Sayang
85 Kebenaran Dibalik Kematian Omar
86 Malam Yang Ribut
87 Sarapan Pagi -- Roti Phoni
88 Kecelakaan
89 Dibalik Kecelakaan Indra
90 Orang Misterius
91 Indahnya Bersama dan Berbaikan
92 Fadel
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pria Asing dalam Kamar
2
Zayden dan Zayda
3
Bertemu
4
Masa lalu Zoya
5
Cemburu
6
Pulang
7
Bertemu, dengan Masa Lalu
8
Penyelidikan Ardian
9
Kemungkinan yang Terjadi
10
Siapa ayah kalian?
11
Kau Menculik Anakku?
12
Bertemu Lagi
13
Perlakuan Hina dari Radit
14
Antara dua Ayah
15
Tes DNA
16
Tes DNA 2
17
Pergi Sekolah, di antar Pak Letnan
18
Kedatangan Laksmi
19
Hal yang tidak terduga
20
Antara Mengakui dan Tidak
21
Kabar Duka
22
Anak Haram
23
Saling Janji
24
Tim Relawan
25
Kecemasan Mika
26
Harapan
27
Pertemuan di Bukit Zarqam
28
Ancaman Radit
29
Kabar yang tak diharapkan
30
Keputusan yang mengejutkan
31
Pernikahan
32
Amarah Lusi
33
Dipo Cipto Maheswara
34
Seseorang dibalik Rencana Jahat
35
Pengorbanan dibayar Pengkhianatan
36
Antara Hidup dan Mati
37
Musuh dibalik Selimut
38
Antara takdir dan bukan
39
TIM- Z Beraksi
40
Pagi Yang Penuh Kejutan
41
Seseorang hanya melihatnya dari luar
42
Kabar Bahagia dan Kabar Buruk
43
Ruang ICU
44
Malam Pertama dalam. satu rumah
45
Suasana Pagi Yang Baru
46
Kabar Duka
47
Kejahatan yang Harus dibongkar
48
Minuman Seketika Memabukkan
49
Pesta Pernikahan
50
Maukah Kau Tidur Bersamaku?
51
Malam Pertama Bersama Bocil
52
Saran Honeymoon
53
Honeymoon Part 1
54
Awal Kebahagiaan atau Awal Penderitaan (Honeymoon Part2)
55
Saranghae ....! Untuk siapa?
56
Pertemuan Di Sekolah
57
Malam Perpisahan Sebelum Bertugas
58
Dibalik Pangkat Kehormatan
59
firasat
60
Misi Selesai Mengungkap Kebenaran Baru!
61
Hukuman yang setimpal
62
Rencana Peluncuran Naga Kecil Junior
63
program dedek bayi haha!
64
Pagi Yang Ribut
65
Pagi Yang Penuh Kejutan
66
Antara Menerima Dan Tidak!
67
Perang Baru dimulai
68
Perang dimuiai
69
Antara yang Hak dan Tidak!
70
Kegelisahan Andre
71
Musuh Dalam Selimut
72
Arga VS Ardian!
73
Arga vs Ardian
74
Kebongkar
75
Surat Wasiat Yang Tertelan.
76
Hasil Dari Surat Wasiat
77
Hari Penuh Kejutan dan Putusan
78
Menjenguk Lusi
79
Hari Eksekusi Untuk Cipto
80
Penyesalan Lusi
81
Papa, gimana caranya bikin adek?
82
Bukti Baru!
83
Rekaman CCTV
84
Panggilan Sayang
85
Kebenaran Dibalik Kematian Omar
86
Malam Yang Ribut
87
Sarapan Pagi -- Roti Phoni
88
Kecelakaan
89
Dibalik Kecelakaan Indra
90
Orang Misterius
91
Indahnya Bersama dan Berbaikan
92
Fadel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!