Zayden dan Zayda

"SATU ... DUA ... SATU ... DUA!"

Seruan tegas dari para pasukan perwira sudah menjadi bahan tontonan setiap hari bagi si kecil Zayden dan Zayda. Hal pertama yang dilihatnya adalah para prajurit yang berlatih kebugaran di pagi hari. Mereka akan duduk di atas balkon kamarnya, sambil mengunyah roti panggangnya.

"Zayda, coba kamu perhatikan apa ada yang mirip denganku di antara mereka?" Perintah Zayden, dengan mulut bergoyang.

"Sebentar aku sedang mengamatinya," balas Zayda, si gadis kecil berambut ikal yang selalu mengawasi para prajurit dengan seteropong kecilnya.

Besar di lingkungan keras yang penuh dengan tantangan membuat mereka melakukan semua tingkah para prajurit yang sedang berlatih. Seteropong salah satunya untuk melihat musuh dari kejauhan.

"Berikan padaku! Kau sangat lamban." Zayden merampas paksa benda kecil itu dari tangan adiknya.

"Hei, itu milikku!" protes Zayda, dengan mimik wajah ngambeknya.

Zayden tidak peduli yang terus memperhatikan beberapa prajurit di bawah sana. Siapa sangka seteropong kecilnya menangkap satu sosok perwira tampan, dengan tubuh tegak, yang berdiri seolah sedang menatapnya. Matanya menatap tajam, diikuti jari telunjuk yang menunjuk ke arahnya.

Zayden merasa terancam.

"Zayden ada apa denganmu?" tanya Zayda pada Zayden yang tiba-tiba menurunkan seteropongnya. "Kau melihat sesuatu?" Zayda ingin mengambil alih seteropong tapi ditahan Zayden.

"Jangan! Kita terancam, musuh menyadari keberadaan kita." Ocehan Zayden si bocah yang baru berusia 7 tahun.

"Lebih baik kita masuk, ayo!" ajak Zayden, menarik tangan sang adik untuk memasuki kamarnya.

Sementara di bawah sana, seorang perwira berpangkat Letnan Kolonel menggeleng, lalu berbalik ke arah prajurit yang sedang menertawainya.

"Kita dimatai anak kecil? Apa dia mata-mata?" tanya salah satu dari mereka.

"Dia hanya anak kecil, bukan musuh. Mungkin dia mengagumi salah satu di antara kita," ujar Letnan Kolonel Ardian, seketika bawahannya tertawa.

"Apa ada yang menghamili seorang gadis di sini? Sehingga mereka mencari ayahnya."

Celotehan lucu membuat mata sang Letnan melotot, seketika tawa renyah mereka pun hilang.

"Maaf, Letnan."

"Bercanda kalian tidak lucu. Cepat pergi dan bersiap-siaplah untuk latihan," tegas Ardian.

"SIAP LAKSANAKAN!" Serempak semua prajurit diiringi gerakan hormat. Seketika barisan pun bubar.

Ardian termenung, dia berbalik menatap ke atas balkon tempat anak-anak tadi. Seketika, wajahnya menjadi serius seolah sedang memikirkan hal lain. Nafasnya berhembus berat, Ardian langsung meninggalkan lapangan.

***

"Assalamu'alaikum! Selamat pagi anak-anak Mama pulang!"

"Mama!"

Zayden dan Zayda berlari menghambur ke arah ibu mereka yang baru pulang dinas. Seorang Dokter muda dari tanah air yang rela tinggal sendiri di negeri orang yang penuh dengan konflik.

Dialah Keysha Qiana Zoya. Zoya, yang dulu seorang perawat kini menjadi dokter hebat di negara orang setelah mengasingkan diri delapan tahun lalu. Tragedi malam itu menyisakan trauma yang mendalam, kehilangan kehormatan dan kehilangan kepercayaan membuat Zoya harus pergi ke tempat dimana dunia tidak mengenalnya. Beruntung saat itu, seseorang membawanya pergi ke tanah timur sebagai relawan medis yang membantu para korban perang pada masanya.

Setelah mencoba untuk damai dengan masa yang sulit Zoya, harus mendengar kabar pahit dari seorang dokter bahwa dirinya tengah hamil saat itu. Bukannya melupakan, Zoya malah semakin terikat dengan pria asing yang baru m*m*rkosanya waktu itu. Kenapa Tuhan menumbuhkan janin dalam rahimnya, apa harus dia hidup sendirian membesarkan anak yang dikandung tanpa tahu siapa ayahnya.

Sulit bagi Zoya memilih antara mempertahankan dan menggugurkan. Hidupnya semakin kacau, bahkan Zoya hampir hilang akal untuk melakukan bunuh diri. Tapi Tuhan berkehendak lain, orang-orang yang hadir di sekelilingnya saat itu adalah orang-orang hebat, yang sayang dan mendukungnya sehingga Zoya punya kekuatan untuk membesarkan kedua anak kembarnya.

"Mama kemarilah!" Zayden menarik tangan Zoya menuju meja makan.

"Ada apa? Apa kalian melakukan penyelidikan lagi?" tanya Zoya dibumbui dengan sedikit candaan.

Zoya, tahu apa yang dilakukan kedua anaknya, Zayden sangat terinspirasi pada prajurit hingga membuatnya selalu melakukan hal baru_mengikuti cara mereka. Namun, Zoya tidak pernah melarang, bahkan saking geniusnya mereka pernah melakukan eksperimen konyol, yang mengakses sistem rumah sakit secara ilegal_termasuk alasan Zoya yang tidak pernah lagi mengajak kedua anaknya ke rumah sakit.

"Mama, minumlah dulu." Zayda memberikan segelas air putih pada ibunya. Zoya, menerima yang langsung meneguknya.

"Mama, aku menyerah! Sebaiknya katakan sekarang apa ada ayah kita di antara mereka?"

"Uhuk!"

Sontak, Zoya tersedak. Dia terbelalak menatap Zayden. Sedangkan Zayda gadis itu hanya menepuk jidatnya sambil menggeleng.

"Zayden sudah Mama katakan jangan mencari papa."

"Sampai kapan Mama?"

"Pokoknya jangan pernah MENCARInya!" tegas Zoya, seketika suasana menjadi hening.

Zoya, seakan menekankan kepada Zayden untuk tidak mencari ayahnya lagi. Tapi Zayden, bersikeras bahkan bentakan barusan tidak membuatnya diam.

"Mama ... ucapkanlah dengan pelan, aku dan Zayda akan mengerti." Zayden melembutkan perkataannya kali ini. "Apa papa sedang melakukan misi rahasia dan dia khawatir pada kita sehingga merahasiakan keberadaannya," lirih Zayden sedikit berbisik.

Zayda jadi penasaran, yang siap menajamkan pendengarannya dengan benar.

"Mama apa yang Zayden katakan itu benar?" lirihnya hampir tak terdengar.

Zoya menghela nafas lantas bicara. "Ini untuk terakhir kalinya kalian bertanya hal yang sama dan aku akan bertanya juga jadi jawablah dengan cepat. APA KALIAN TIDAK BAHAGIA HANYA TINGGAL DENGAN SEORANG IBU SAJA?"

"K-kami ... Tentu kami bahagia."

"Ok. Kalau begitu, jangan pernah menanyakan hal itu lagi karena kalian hanya punya ibu."

Zoya, langsung pergi menuju kamarnya meninggalkan kedua anaknya yang masih terdiam mencerna ucapannya. Zayda dan Zayden saling menatap.

"Sudah aku bilang jangan terburu-buru. Mama jadi marah, kan." Kata Zayda dengan amarah.

"Tapi sampai kapan? Padahal aku sudah menduga jika perwira tadi adalah ayah kita," lirih Zayden dengan mimik wajah sedihnya.

"Perwira yang mana?" tanya Zayda penasaran.

"Sudahlah, aku tidak ingin membahasnya. Lebih baik aku keluar dan bertemu dengannya." Zayden berjalan dengan ekspresi yang murung.

"Hei, kau mau bertemu siapa?" tanya Zayda, yang diam sejenak seolah berpikir siapa yang akan Zayden temui. Sektika bola matanya membulat, "MAMA!"

***

Lagi-lagi Zayden pergi ke markas militer, bocah itu duduk manis di atas tembok pembatas yang dikelilingi kawat. Entah, bagaimana cara dia naik. Kedua tangan bersidekap dengan sepasang mata yang fokus menatap ke arah Ardian yang sedang melatih para perwira.

"ISTIRAHAT DI TEMPAT GERAK!" Serempak para prajurit menyimpan kedua tangan mereka di belakang punggungnya.

"BUBAR JALAN!" tegas Ardian, membubarkan barisan.

Ardian ternyata menyadari tatapan Zayden, sehingga menghentikan latihannya. Ardian melirik dengan mata elangnya, lantas berjalan ke arah Zayden, bocah kecil yang duduk dengan tenang sambil mengunyah permen karetnya.

"Kamu mengagumi kami?" tanya Ardian setelah mendekat, Zayden hanya menggeleng.

"Siapa namamu? Kenapa kau ada di sini dan selalu memperhatikan kami."

"Aku punya mata terserah aku mau menatap siapa." Jawaban yang tidak pernah Ardian duga.

Ardian tersenyum kecut. "Bocah ini pintar juga," lirihnya.

"Hai, bocah bagaimana cara kau sampai di dinding pembatas? Kau tidak tahu banyak ranjau di sini dan kau bisa saja mati karena menginjaknya," ujar Ardian kesal.

"Astaga ... Kenapa aku mengatakan hal yang tidak akan dimengerti olehnya," lirih Ardian.

"Siapa bilang, aku tahu maksud perkataanmu." Zayden mempertegas jika dia bukan bocah sembarangan.

Zayden berdiri sambil berkacak pinggang. "Aku bukan bocah, namaku Zayden!" tegasnya membuat Ardian terkekeh.

"Aku disini untuk mencari ayahku!"

"Ayah?" Ardian mengerutkan kening. "Siapa nama ayahmu?"

"Namanya Hm ....." Zayden kebingungan, jari telunjuknya terus mengetuk-ngetuk bawah dagu sambil melirik sekitar.

"Zayden!" Tiba-tiba suara Zoya terdengar, Zayden langsung berbalik ke arah ibu dan adiknya.

"Mama ...," lirihnya menggerakkan sepasang mata Ardian untuk melihat ibu bocah itu.

...----------------...

TBC .....

Terpopuler

Comments

Mey-mey89

Mey-mey89

semangat thorrr..

2025-08-13

1

Bundanya Pandu Pharamadina

Bundanya Pandu Pharamadina

Zayden Zayda anak - anak yg cerdas
❤❤❤❤

2025-07-03

2

lihat semua
Episodes
1 Pria Asing dalam Kamar
2 Zayden dan Zayda
3 Bertemu
4 Masa lalu Zoya
5 Cemburu
6 Pulang
7 Bertemu, dengan Masa Lalu
8 Penyelidikan Ardian
9 Kemungkinan yang Terjadi
10 Siapa ayah kalian?
11 Kau Menculik Anakku?
12 Bertemu Lagi
13 Perlakuan Hina dari Radit
14 Antara dua Ayah
15 Tes DNA
16 Tes DNA 2
17 Pergi Sekolah, di antar Pak Letnan
18 Kedatangan Laksmi
19 Hal yang tidak terduga
20 Antara Mengakui dan Tidak
21 Kabar Duka
22 Anak Haram
23 Saling Janji
24 Tim Relawan
25 Kecemasan Mika
26 Harapan
27 Pertemuan di Bukit Zarqam
28 Ancaman Radit
29 Kabar yang tak diharapkan
30 Keputusan yang mengejutkan
31 Pernikahan
32 Amarah Lusi
33 Dipo Cipto Maheswara
34 Seseorang dibalik Rencana Jahat
35 Pengorbanan dibayar Pengkhianatan
36 Antara Hidup dan Mati
37 Musuh dibalik Selimut
38 Antara takdir dan bukan
39 TIM- Z Beraksi
40 Pagi Yang Penuh Kejutan
41 Seseorang hanya melihatnya dari luar
42 Kabar Bahagia dan Kabar Buruk
43 Ruang ICU
44 Malam Pertama dalam. satu rumah
45 Suasana Pagi Yang Baru
46 Kabar Duka
47 Kejahatan yang Harus dibongkar
48 Minuman Seketika Memabukkan
49 Pesta Pernikahan
50 Maukah Kau Tidur Bersamaku?
51 Malam Pertama Bersama Bocil
52 Saran Honeymoon
53 Honeymoon Part 1
54 Awal Kebahagiaan atau Awal Penderitaan (Honeymoon Part2)
55 Saranghae ....! Untuk siapa?
56 Pertemuan Di Sekolah
57 Malam Perpisahan Sebelum Bertugas
58 Dibalik Pangkat Kehormatan
59 firasat
60 Misi Selesai Mengungkap Kebenaran Baru!
61 Hukuman yang setimpal
62 Rencana Peluncuran Naga Kecil Junior
63 program dedek bayi haha!
64 Pagi Yang Ribut
65 Pagi Yang Penuh Kejutan
66 Antara Menerima Dan Tidak!
67 Perang Baru dimulai
68 Perang dimuiai
69 Antara yang Hak dan Tidak!
70 Kegelisahan Andre
71 Musuh Dalam Selimut
72 Arga VS Ardian!
73 Arga vs Ardian
74 Kebongkar
75 Surat Wasiat Yang Tertelan.
76 Hasil Dari Surat Wasiat
77 Hari Penuh Kejutan dan Putusan
78 Menjenguk Lusi
79 Hari Eksekusi Untuk Cipto
80 Penyesalan Lusi
81 Papa, gimana caranya bikin adek?
82 Bukti Baru!
83 Rekaman CCTV
84 Panggilan Sayang
85 Kebenaran Dibalik Kematian Omar
86 Malam Yang Ribut
87 Sarapan Pagi -- Roti Phoni
88 Kecelakaan
89 Dibalik Kecelakaan Indra
90 Orang Misterius
91 Indahnya Bersama dan Berbaikan
92 Fadel
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Pria Asing dalam Kamar
2
Zayden dan Zayda
3
Bertemu
4
Masa lalu Zoya
5
Cemburu
6
Pulang
7
Bertemu, dengan Masa Lalu
8
Penyelidikan Ardian
9
Kemungkinan yang Terjadi
10
Siapa ayah kalian?
11
Kau Menculik Anakku?
12
Bertemu Lagi
13
Perlakuan Hina dari Radit
14
Antara dua Ayah
15
Tes DNA
16
Tes DNA 2
17
Pergi Sekolah, di antar Pak Letnan
18
Kedatangan Laksmi
19
Hal yang tidak terduga
20
Antara Mengakui dan Tidak
21
Kabar Duka
22
Anak Haram
23
Saling Janji
24
Tim Relawan
25
Kecemasan Mika
26
Harapan
27
Pertemuan di Bukit Zarqam
28
Ancaman Radit
29
Kabar yang tak diharapkan
30
Keputusan yang mengejutkan
31
Pernikahan
32
Amarah Lusi
33
Dipo Cipto Maheswara
34
Seseorang dibalik Rencana Jahat
35
Pengorbanan dibayar Pengkhianatan
36
Antara Hidup dan Mati
37
Musuh dibalik Selimut
38
Antara takdir dan bukan
39
TIM- Z Beraksi
40
Pagi Yang Penuh Kejutan
41
Seseorang hanya melihatnya dari luar
42
Kabar Bahagia dan Kabar Buruk
43
Ruang ICU
44
Malam Pertama dalam. satu rumah
45
Suasana Pagi Yang Baru
46
Kabar Duka
47
Kejahatan yang Harus dibongkar
48
Minuman Seketika Memabukkan
49
Pesta Pernikahan
50
Maukah Kau Tidur Bersamaku?
51
Malam Pertama Bersama Bocil
52
Saran Honeymoon
53
Honeymoon Part 1
54
Awal Kebahagiaan atau Awal Penderitaan (Honeymoon Part2)
55
Saranghae ....! Untuk siapa?
56
Pertemuan Di Sekolah
57
Malam Perpisahan Sebelum Bertugas
58
Dibalik Pangkat Kehormatan
59
firasat
60
Misi Selesai Mengungkap Kebenaran Baru!
61
Hukuman yang setimpal
62
Rencana Peluncuran Naga Kecil Junior
63
program dedek bayi haha!
64
Pagi Yang Ribut
65
Pagi Yang Penuh Kejutan
66
Antara Menerima Dan Tidak!
67
Perang Baru dimulai
68
Perang dimuiai
69
Antara yang Hak dan Tidak!
70
Kegelisahan Andre
71
Musuh Dalam Selimut
72
Arga VS Ardian!
73
Arga vs Ardian
74
Kebongkar
75
Surat Wasiat Yang Tertelan.
76
Hasil Dari Surat Wasiat
77
Hari Penuh Kejutan dan Putusan
78
Menjenguk Lusi
79
Hari Eksekusi Untuk Cipto
80
Penyesalan Lusi
81
Papa, gimana caranya bikin adek?
82
Bukti Baru!
83
Rekaman CCTV
84
Panggilan Sayang
85
Kebenaran Dibalik Kematian Omar
86
Malam Yang Ribut
87
Sarapan Pagi -- Roti Phoni
88
Kecelakaan
89
Dibalik Kecelakaan Indra
90
Orang Misterius
91
Indahnya Bersama dan Berbaikan
92
Fadel

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!