Jadi apa? Kalian ga mau bahas sekarang? Yaudah, besok aja. Tunggu kepala kalian dingin.
Farel pun berjalan pergi begitu saja, ia sudah malas melihat Gilang. Lagian jam segini perutnya sudah keroncongan. Ingin pulang dan makan masakan mamanya.
Ketiga siswi itu hanya bisa menatap Farel pergi tanpa bisa menghentikannya lagi.
Gilang
Gimana kalau kita taruhan?
Gilang tiba-tiba bersorak dengan penawaran aneh. Farel sontak berhenti ditempat dan berbalik.
Farel
Taruhan? Lo ngajak gue buat taruhan?
Gilang
Iya, lo takut?
Ya sudah lah, Farel ladeni lagi si Gilang kali ini. Ide gila apa kali ini yang direncanakannya.
Citra
Apa, sih, Gilang? Jangan aneh-aneh, deh. Bukannya baikan malah ujung-ujungnya makin berantem kalian. Kalian ga mau temenan lagi? Mau musuhan terus? Udah gede juga!
Gilang
Lo jangan ikut campur, Cit. Ini urusan gue sama Farel!
Citra berdecak kesal, ia ditarik oleh Alya dan Febi agar menjauh dari kedua badboy yang sedang panas itu.
Farel
Oke. Taruhan apa?
Gilang
Yang berhasil jadiin si cupu Sasya sebagai pacarnya, dia yang bakal jadi ketua tim basket!
Sungguh... Farel dengan ketiga siswi itu menganga tak percaya mendengar pertaruhan ngaco Gilang. Apa-apaan ini?
Ternyata benar dugaan Farel, Gilang terobsesi dengan jabatan ketua tim basket.
Tapi apa-apaan ini? Kenapa taruhannya harus menjadikan Sasya sebagai pacar? Apa kata dunia????
Citra
Lo gila, ya, Lang?
Citra tentu protes. Ia tidak terima. Membayangkannya saja sudah jijik. Ia tidak mau melihat Farel mengejar-ngejar Sasya si cupu. Citra sudah berusaha keras untuk mendapatkan hati Farel, masa ia harus ikhlas melihat Farel merayu Sasya untuk menjadi pacarnya?!
Citra
Gue ga setuju! Lo pulang aja, Rel. Emang si Gilang ini udah gila. Lupain aja ajakan taruhan ga jelas ini!
Farel
Oke, gue setuju. Dalam waktu 2 bulan ini di mulai dari sekarang. Kalau lo gagal jadiin Sasya cewek lo, basket tetep gue yang pegang. Kalau lo berhasil, gue serahin jabatan gue.
Jawaban Farel sungguh tak terduga. Farel terpaksa karena ia juga menginginkan posisi ketua basket. Ia sudah bersusah payah membangun citra diri dan basket dengan baik. Kepemimpinannya lebih bagus dari pada waktu Gilang dulu menjabat.
Kali ini Farel benar-benar ingin menang supaya Gilang tau rasa dan sadar diri dengan kemampuannya... pikir Farel.
Akhirnya Farel benar-benar cabut pulang.
Citra sangat kesal. Ia pun ikut pergi disusul Alya dan Febi.
Comments