Camilan gratis

Farel
Farel
"Gimana pun juga itu bola basket. Berat, besar dan lemparannya kuat ke mukanya. Coba kalian bayangin gimana nasib gue kalau si cupu itu geger otak... saluran otaknya mampet terus meninggal? Gimana nasib masa depan gue? Gila aja!" Farel tentu kekeuh membela diri.
Farel Pratama adalah ketua tim basket di SMA PPB. Sedangkan Gilang Bramanto adalah ketua tim basket tahun lalu. Mereka sama-sama terkenal di sekolah bahkan di sekolah lain.
Baik Farel maupun Gilang merupakan tipe idaman para siswi. Mereka dijuluki badboy tampan di sekolah.
Gilang
Gilang
Halah, bilang aja lo kasihan, kan, sama si cupu? Kita semua di sini sering jahilin dia, cuman elo yang engga.
Farel
Farel
"Gue juga, kok! Gue sering isengin dia sama si Citra. Iya, kan, Cit?" ujarnya mencari pembenaran pada Citra.
Citra
Citra
Iya, bener apa kata si Farel, Lang.
Citra baru bersuara karena diajak Farel. Sebelumnya ia hanya tertawa saja mendengar percakapan mereka.
Gilang
Gilang
Halah... lo belain Farel karena naksir Farel aja, Cit.
Memang benar. Diantara Citra, Alya dan Febi... Citra memang suka dengan Farel dari dulu. Tapi ia belum pernah confess. Hanya sikap dan perlakuannya saja yang menunjukkan kalau ia suka pada Farel.
Semua orang tau itu. Bahkan banyak dari mereka yang mengira kalau Farel dan Citra sudah berpacaran.
Namun Farel acuh saja, hanya menganggap Citra sebagai teman bahkan dari bagaimana perlakuannya pada Citra.
Citra
Citra
Apaan, sih, lo, Lang!
Citra jadi malu karena perasaannya malah diumbar oleh Gilang. Lalu melirik pada Farel, melihat bagaimana reaksi laki-laki itu setelah mendengarnya. Agak ngarep dikit.
Alya
Alya
Iya, nih. Lama-lama lo kok jadi nyolot gitu!
Farel
Farel
Udah ah. Gue cabut!
Farel memperbaiki posisi sandangan tasnya dan berlalu. Jelas sekali moodnya jadi jelek.
Citra
Citra
"Eh Farel tungguin!" seru Citra, bergegas mengikuti Farel.
Sayangnya Farel tidak mau. Ia ingin sendiri. Citra jelas kecewa sekaligus kesal pada Gilang.
Farel menunggu antrian di parkiran, karena sekarang sudah jam pulang jadi para siswa siswi berebut pulang mengeluarkan kendaraan mereka.
Entah mengapa karena membahas tentang si cupu tadi dengan temannya, Farel jadi kepikiran. Bukan membahas, sih, tapi membully secara tidak langsung.
Farel tidak tau bagaimana keadaan Sasya sama sekali setelah terkena lemparan bola basket. Bagaimana kalau ketakutan yang dia pikirkan tadi terjadi sungguhan? Bisa kacau, Farel bisa masuk penjara dan masa depannya sudah pasti akan kelam.
Farel
Farel
'Ah, biarin lah. Kalau gue tiba-tiba nongol di UKS setelah insiden tadi dan ada yang mergokin pasti pada bakal cengin. Jatuh, dong, harga diri gue,' ujar Farel membatin.
Farel melaju motornya setelah menyelesaikan antrian di parkiran. Ia melirik-lirik ke samping kiri dan mendapati matanya menangkap sebuah minimarket. Akhirnya ia berbelok ke situ.
Beberapa waktu berlalu Farel kembali lagi ke sekolah. Ia mengendap-ngendap menuju UKS sembari menyembunyikan sesuatu dibalik jaketnya.
Ternyata Farel tidak bisa tenang kalau tidak melihat keadaan Sasya karena terus kepikiran kemungkinan terburuknya.
Farel
Farel
Sial! Kenapa gue jadi beneran kesini, sih? Bisa besar kepala, tuh, si cupu ntar.
Farel berjalan bak maling yang ingin melancarkan aksinya. Beberapa kali laki-laki tampan itu bersembunyi dibalik tembok saat melihat beberapa siswa siswi lewat.
Belum sampai di depan pintu UKS, masih di dekat jendela Farel mengintip. Mengedarkan pandangan mencari sosok Sasya.
Bu Suci
Bu Suci
Eh, kamu ngapain disitu ngintip-ngintip?
Farel terlonjak kaget karena di pergoki oleh perawat UKS... Bu Suci.
Farel pun berdiri tegap dan salah tingkah. Bingung harus menjawab apa.
Bu Suci
Bu Suci
"Loh, Farel ternyata." Sorot matanya langsung berbinar.
Melihat sosok Farel dengan ketampanannya. Bukannya gimana-gimana, Bu Suci masih muda. Ia fresh graduate keperawatan dan mendapat kerjaan di sekolah ini. Mungkin sambil nunggu info loker di rumah sakit sungguhan, itung-itung nambah pengalaman dan uang jajan. Tidak mungkin Bu Suci tidak tertarik dengan salah satu badboy sekolahan ini, apalagi brondong baginya.
Farel
Farel
Sstttt....
Farel refleks menempelkan jari telunjuknya di bibir Bu Suci agar diam. Ia panik dan segera mengintip lagi ke dalam UKS. Manik matanya langsung membola saat ia melihat Sasya. Entahlah apa Sasya juga melihatnya atau tidak, Farel tidak tau.
Farel langsung memberikan camilan yang ia sembunyikan tadi dengan buru-buru pada Bu Suci, lalu langsung kabur.
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!