Bab 5

KEESOKAN HARI

DI RESTORAN BUBUR AYAM

Anisa datang lebih dulu dan duduk di salah satu kursi. Mengeluarkan hp dari dalam tasnya dan memainkannya untuk mengisi waktu menunggu. Tidak lama kemudian Arka datang dan langsung duduk di depan Anisa.

"Aku sangat bahagia ketika kamu mengirim pesan kemarin. Katakan apa yang ingin kamu bicarakan." Arka memandang Anisa sambil melipat tangannya di atas meja.

"Ka, aku ingin kerjasama denganmu." Anisa menghentikan perkataannya karena tiba-tiba merasa ragu dengan apa yang sedang dilakukannya.

"Kerjasama apa sayang? Buka toko baru?"

"Iya, jujur aku ga bisa menutup toko itu begitu saja. Aku ga tega sama karyawanku, aku mau berjuang sekali lagi," ungkap Anisa.

"Aku pasti membantumu, tapi aku ga mau kamu jaga jarak denganku. Maksudnya kita akan lebih sering bertemu setelah ini."

"Iya, aku tau soal itu, tapi aku mau menggunakan nama toko yang baru. Tapi aku belum punya gambaran yang tepat untuk tokoku yang baru nanti."

"Nanti kamu tunjuk aja satu orang temen atau saudaramu, nama dia yang akan kita gunakan untuk tokomu nanti."

"Iya, tapi siapa ya," ucap Anisa menggigit bibir bawahnya dan mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja.

"Terserah!!"

Pesanan Arka datang dan ia menyuruh Anisa makan terlebih dahulu. Setelah selesai melahap buburnya, Anisa punya ide untuk menggunakan salah satu nama teman sekolahnya dulu. Dan Arka menyetujui usulan Anisa.

Setelah selesai berdiskusi soal pemindahan toko rotinya, Anisa segera pulang ke rumahnya. Sampai di rumah Anisa memarkir mobilnya dan segera masuk. Saat Anisa masih berdiri di depan pintu, salah satu art-nya mendekatinya.

"Mbak, tadi mas Yusuf pesan ke saya. Kalau Mbak Anisa sudah pulang di suruh nyusul ke kantornya."

"Iya Mel, aku telfon dia dulu." Anisa mengeluarkan hpnya dari tas dan menelfon suaminya.

"Ada apa, Mas?"

"Kamu kesini sekarang."

"Ada apa? Kalau ga ada yang penting aku di rumah aja sama Hana."

"Anisa, kamu bisa nggak nurut aja. Ga usah bantah terus."

"Kantormu itu cukup jauh, Mas, aku capek kalau harus kesana. Lagian kenapa ga bilang dari tadi pagi kalau aku harus ikut kamu ke kantor." Anisa merasa kesal.

"Tadi pagi kamu kan buru-buru pergi. Trus tak telfon juga ga kamu angkat. Kemana kamu sebenarnya?"

Anisa gemetar mendengar suara suaminya yang sedikit meninggi. Karena bingung untuk menjawabnya, dengan berat hati akhirnya Anisa menuruti keinginan sang suami. Segera membuka suara sebelum Yusuf kembali bertanya padanya.

"Oke, aku kesana sekarang."

"Ya, tak tunggu!"

Anisa memutus sambungan telfonnya, bergegas ke kantor Yusuf. Di tengah perjalanan hpnya berbunyi dan melihat nama Arka di layar hpnya. Buru-buru Anisa mengangkat telfonnya menggunakan headset.

"Halo, ada apa, Ka?"

"Aku udah dapet tempatnya, kamu bisa lihat sekarang? Aku share lok ya."

"Aduh, aku ga bisa sekarang, Ka. Suamiku minta ketemu sekarang, besok aja ya. Aku takut dia curiga kalau aku ga segera sampai."

"Duh, padahal ada beberapa opsi buat pertimbangan nanti. Tapi ya sudah gapapa, aku share lok besok aja. Nanti kamu kabarin aku bisa datang jam berapa."

"Iya, aku janji besok datang. Udah dulu ya. Bye."

"Bye."

 

Anisa sampai di kantor Yusuf, keluar dari mobilnya dan segera ke ruang kerja suaminya. Di perjalanan Anisa di sapa oleh beberapa karyawan pabrik dan staff kantor. Sampai di depan pintu ruangan Yusuf, Anisa menarik napas dan menghembuskan napasnya perlahan.

ceklek

"Akhirnya sampai juga," sapa Yusuf tersenyum manis.

"Ada apa sayang?" tanya Anisa.

Yusuf menghampiri Anisa dan menggenggam tangannya. Membelai lembut kepalanya, mengajaknya duduk di sofa, setelah itu Yusuf memperlihatkan beberapa destinasi wisata pada sang istri. Anisa tertegun melihat berbagai foto tempat wisata yang di tunjukkan suaminya.

"Apa ini?" Anisa menggeser-geser spot-spot foto pemandangan indah dan gemerlapnya kota-kota besar dunia dari laptop suaminya.

"Aku mau kita liburan ke tempat itu."

"Kapan?"

"Malam ini kita berkemas, besok ada penerbangan pagi."

"Emm, aku ga bisa sayang. Untuk apa kita liburan? Aku juga udah memutuskan mau menutup saja tokoku. Jadi sekarang aku ga akan pusing mikirin toko lagi."

Yusuf menghela napas panjang, di satu sisi dia bahagia istrinya tidak akan lagi bersinggungan dengan Kania. Disisi lain kecewa karena batal bulan madu kedua. Dengan berat hati Yusuf menuruti keputusan istrinya.

"Gapapa, kan? Aku besok mau urus penutupannya. Dan sekarang maunya di rumah sama anak-anak. Trus nungguin kamu pulang deh... Hehe."

"Huft... padahal tadi aku udah bayangin kita jalan kemana aja, trus makan apa aja... eh, taunya kamu punya rencana sendiri. Tapi gapapa, yang penting kamu nggak banyak melamun kaya kemarin-kemarin."

"Maaf ya, Mas...."

"Iya, gapapa...." Yusuf tersenyum sambil memeluk istrinya dan juga mengecup keningnya.

 

DI RUMAH KELUARGA PAK HASAN

Pak Hasan baru saja pulang dari luar negeri. Keluar dari taksi online dan langsung membuka pintu rumahnya. Tidak ada tanda-tanda suara istrinya, Pak Hasan melangkahkan kakinya ke kamar. Saat masuk Bu Evelyn sedang duduk termangu di atas sofa.

"Ada apa kog melamun?" tanya Pak Hasan.

"Aku pusing Pa...."

"Ada apa lagi?" Pak Hasan duduk di samping Bu Evelyn.

"Yunus sepertinya berusaha mendekati Anisa."

"Ahh... Tidak mungkin, dia sendiri yang merestui hubungan Yusuf dan Anisa. Jangan buruk sangka gitu sama anakmu sendiri, sayang."

"Bukan buruk sangka, tapi aku udah tanya-tanya sama orang di sekitar toko rotinya Anisa, trus aku juga tanya sama karyawannya di cafe. Mereka bilang Yunus sering datang ke toko dan bawa Hana ke cafe."

"Dia pasti cuma mau main sama keponakannya. Kenapa kamu mikirnya malah ke Mamanya? Yunus kan belum punya anak, apalagi vonis dari dokter bilang Rahma bakal sulit punya anak setelah keguguran kemarin. Papa ga merasa ada yang aneh."

"Tapi kamu ga lupa kan tentang perasaan dan hubungan Yunus dan Anisa sebelum Yusuf menikahi Anisa?"

"Mana mungkin Papa lupa Ma, tapi kita jangan berpikir negatif dong. Papa yakin mereka bisa menjaga satu sama lain. Mama ga perlu mikir sesuatu yang sebenarnya tidak terjadi."

"Tapi kejadian seperti ini banyak terjadi Pa, dua bersaudara menyukai satu orang yang sama. Dan akhirnya kedua saudara ini bermusuhan, Papa tau sendiri Yusuf dan Yunus itu baru saja baikan. Mama takut mereka musuhan lagi gara-gara Anisa."

"Nggak Ma, itu ga akan terjadi. Percaya sama papa." Pak Hasan mengelus punggung Bu Evelyn supaya lebih tenang.

Percakapan keduanya terdengar samar-samar oleh Rahma dari balik pintu kamar, meskipun tidak mendengar secara utuh, tapi ia paham dengan inti percakapan mertuanya. Rahma menitikkan airmata dan segera mengusapnya sendiri.

"Jadi mas Yunus itu punya perasaan ke mbak Anisa. Pantes aja aku merasa janggal waktu melihat dia khawatir dan perhatian ke mbak Anisa," batin Rahma.

Rahma pergi menyusul Yunus di kamar untuk bertanya. Namun, saat itu Yunus ternyata sedang tertidur. Lalu Rahma duduk termenung menatap suaminya, membelai lembut kepalanya dan membuatnya terbangun.

"Rahma," ucap Yunus dengan suara parau. Lalu ia duduk dan mengucek matanya.

"Ma-maaf, Mas. Aku udah buat kamu bangun," jawab Rahma terbata.

"Kamu hari ini ada acara kemana?"

"Emm... ga ada." Rahma menggelengkan kepalanya.

"Ikut aku ke cafe, ini hari Sabtu biasanya ramai. Kita bantu-bantu disana."

"Oke, aku siap-siap dulu."

Beberapa menit kemudian Yunus dan Rahma berangkat ke Cafe. Setelah mobil Yunus meninggalkan halaman rumah Pak Hasan, sebuah mobil warna merah masuk. Seorang wanita keluar dari dalam mobil dan melangkah menuju teras rumah. Berdiri di depan pintu, mengibaskan rambutnya, memakai kacamata dan memencet bel rumah.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Gimana ya kalaj Yusuf tau Anisa ketemu si Arka besoknya...

2025-08-19

0

Dasyah🤍

Dasyah🤍

woyy bini orang woyy,asal manggil aja Lo

2025-08-16

0

Aquarius97 🕊️

Aquarius97 🕊️

woo karena kecewa ini juga, Yusuf nanti jadi mmbuka hati tuh sama mantannya... Anisa, kamu kenapa sih, tinggal berangkat aja loh

2025-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 TRAILER LANJUTAN
92 Hilang
93 Di Sembunyikan
94 Berusaha Kabur
95 Bertemu Tamu
96 Usaha Kabur ke 2
97 TIGA TAHUN KEMUDIAN
98 Bertemu Yusuf
99 Kebahagiaan Yang Kembali Setelah Lama Hilang
100 Sweet Moment
101 Kritis
102 Rumah Sakit dan Sedikit Respon
103 Untukmu Selamanya
104 Dikebumikan
105 HAPPY ENDING
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
TRAILER LANJUTAN
92
Hilang
93
Di Sembunyikan
94
Berusaha Kabur
95
Bertemu Tamu
96
Usaha Kabur ke 2
97
TIGA TAHUN KEMUDIAN
98
Bertemu Yusuf
99
Kebahagiaan Yang Kembali Setelah Lama Hilang
100
Sweet Moment
101
Kritis
102
Rumah Sakit dan Sedikit Respon
103
Untukmu Selamanya
104
Dikebumikan
105
HAPPY ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!