Bab 4

"Kenapa kalian berdua melotot?" Yunus berdiri di pintu serta menyilangkan tangannya di dada.

"Ya, gimana ga melotot? kamu munculnya tiba-tiba kaya jelangkung," sungut Anisa.

"Hei... ada Hana cantik, ayo Om gendong." Yunus mengulurkan tangannya dan disambut dengan riang oleh Hana.

Nayla merasa tidak enak berada di ruangan bersama Yunus dan Anisa, lalu minta ijin pamit keluar pada Anisa. Anisa berdiri dan mengambilkan air minum untuk Yunus. Sementara Hana berada di pangkuan Yunus memainkan hpnya.

"Ada apa kamu datang tiba-tiba kesini?" Anisa memberikan segelas air untuk Yunus.

"Aku ingin membahas tokomu ini, gimana kalau kamu pindah aja dari mall ini? Kita pindah ke tempat wisata, kemungkinan lebih ramai," usul Yunus.

"Terimakasih idenya, tapi aku mau minta tolong ke mas Yusuf aja."

"Tapi Anisa, kalau nunggu kak Yusuf bisa lama. Aku maunya kita eksekusi rencana pemindahan toko ini sekarang."

"Nggak!!" tolak Anisa.

Yunus menghela napas panjang, lalu berdiri dan membawa Hana berjalan keluar ruangan. Anisa segera menghentikan langkah Yunus sebelum keluar. Yunus berhenti dan menatap kakak iparnya.

"Mau kamu bawa kemana Hana?"

"Cuma jalan-jalan keliling Mall ini aja kog, nanti aku balikin."

"Oke, tapi jangan lama-lama."

Yunus mengangguk dan melanjutkan langkah kakinya keluar toko. Anisa ikut keluar dan menyaksikan sendiri keramaian toko roti sebelahnya. Meskipun sudah melakukan apa yang di sarankan oleh suaminya, namun tetap saja tokonya kalah saing di harga murah.

"Benar kata Nayla, aku ga bisa egois dan terus bertahan disini. Mungkin emang ga ada masalah dengan hidupku, tapi kasihan sama karyawan-karyawanku. Mereka butuh kerjaan untuk menyambung hidup. Aku harus segera cari tempat lain dan memindahkan semuanya termasuk karyawanku nanti yang mau ikut pindah ke tempat baru," gumam Anisa.

"Apa yang kamu lakukan disini?" sapa Yusuf dari belakang Anisa. Seketika Anisa membalik badannya berhadapan dengan suaminya.

"Aku lagi mikirin buat memindah tokoku sayang, kamu bisa bantu kan?" ujar Anisa menatap Yusuf penuh harap.

"Aku rasa ga perlu pindah sayang, disini saja. Kalau mereka menjual roti di bawah harga di tokomu, kamu juga bisa melakukannya. Jangan hitung untung ruginya," jawab Yusuf.

Anisa terkejut mendengar ucapan suaminya, dipikir Yusuf akan semangat membantunya seperti Arka maupun Yunus. Lalu Anisa berkata. "Apa kamu bilang? Tetap disini dan ga perlu ngitung untung rugi? Mas, aku ini usaha, bukan sedekah."

"Ya itu, sedekah saja. Kalau kamu pindah, belum tentu hasilnya akan sesuai harapanmu juga, kan?"

"Ya, seenggaknya aku usaha untuk mempertahankan usahaku. Kenapa Mas ga mengizinkan aku untuk pindah? Coba kasih aku alasan yang masuk akal, Mas," cecar Anisa.

"Sayang, pindah pun tidak ada gunanya. Aku yakin Kania akan mengejarmu dimanapun dan kapanpun. Maafkan aku tidak bisa jujur padamu." batin Yusuf.

Melihat suaminya diam seribu bahasa membuat Anisa geram. Anisa terus menerus memaksa Yusuf untuk memberi alasan penolakannya. Yusuf merasa kesal dan akhirnya tidak bisa menahan emosinya.

"Sekali aku bilang nggak ya nggak, jangan memaksa Anisa. Lagipula toko ini belum terlalu besar, jadi ga masalah kalau tutup. Toh... hidupmu juga ga kekurangan," bentak Yusuf.

"Oke...." Anisa berkata lirih dan menundukkan kepalanya.

Yunus berjalan perlahan mendekati Yusuf dan Anisa sambil menggendong Hana. Dalam hatinya mengutuk Yusuf karena kesal mendengarnya membentak Anisa. Dengan menahan sedikit amarahnya, Yunus menegur kakaknya.

"Kak, jangan bicara sekadar itu dong," ucap Yunus.

Yusuf menoleh dan menatap tajam Yunus. Lalu mengambil paksa Hana dari gendongan adiknya. Setelah itu membawa putri kecilnya masuk ke toko.

Sementara Anisa masih membeku di tempatnya berdiri. Dalam benaknya sama sekali tidak menyangka Yusuf akan membentaknya dan menolak mentah-mentah keinginannya. Yunus merasa iba melihat wajah Anisa.

"Jangan sedih, kalau kamu emang benar-benar mau mindahin toko ini. Aku aja yang membantumu."

"Nggak, makasih." Anisa pergi meninggalkan Yunus begitu saja.

Anisa masuk ke toko dan pergi ke dapur. Lalu menghampiri Nayla yang tengah membuat adonan roti. Nayla menghentikan sementara aktifitasnya dan menghadap Anisa.

"Ada apa, Nisa?"

"Mas Yusuf menolak membantuku memindahkan toko ini. Kayanya aku lebih baik minta tolong Arka aja ya Nay. Kalau Yunus takut ada masalah ke belakangnya," bisik Anisa.

"Sebenarnya resiko semua sih Nis, tapi kalau emang keputusan pak Yusuf gitu, sebaiknya kamu ganti nama aja toko rotinya. Biar dia ga tau sekalian."

 

DI RUANG KERJA ANISA

TOK TOK TOK

ceklek

Yunus menghampiri kakaknya yang sedang bercanda dengan Hana. Berdiri di depannya sambil berkacak pinggang. Menatapnya tajam dan merasa ingin menghajarnya.

"Kak, kenapa Kakak menolak permintaan Anisa? Aku pikir ga terlalu sulit buatmu memindah toko ini."

"Tolong jangan ikut campur rumah tanggaku, aku lebih tau apa yang terbaik untuk istriku," jawab Yusuf ketus.

"Tapi Kak...."

"DIAM!!!" bentak Yusuf penuh emosi, Yusuf menatap tajam Yunus yang berdiri di hadapannya.

Yunus mendengus kesal dan meninggalkan kakaknya keluar dari ruangan Anisa. Nayla dan Anisa melihat Yunus yang menekuk wajahnya saat keluar dari ruangannya. Lalu Nayla berbisik di telinga Anisa.

"Dia kenapa ya Nis?"

"Ga tau Nay, mungkin ada masalah sama Mas Yusuf." Anisa mengendikkan bahunya.

 

DI RUMAH KELUARGA PAK HASAN

"Assalamualaikum.... "

Yunus masuk mengucapkan salam, namun ternyata rumahnya kosong. Lalu lanjut pergi ke halaman belakang. Disana tetap tidak ada mama ataupun istrinya, lalu Yunus menghampiri salah satu art-nya.

"Rahma sama mama dimana, Mbak?" tanya Yunus.

"Ibu sama mbak Rahma keluar ke mall beli bahan dapur yang habis Mas, paling sebentar lagi pulang."

"Mall mana?" tanya Yunus mengerutkan dahinya.

"Itu loo, Mall yang ada toko rotinya mbak Anisa, katanya pengen beli roti kesana."

"Oke, makasih...." Yunus berlalu meninggalkan Art-nya ke halaman depan.

"Tadi aku juga disana, tapi kog ga lihat mereka berdua ya." gumam Yunus.

 

Bu Evelyn dan Rahma keluar dari mobil setelah berbelanja. Bu Evelyn memerintahkan Rahma segera ke kamar, karena ingin bicara empat mata dengan Yunus. Bu Evelyn bertanya pada art-nya dimana Yunus, lalu Bu Evelyn diberitahu Yunus ada di ruang keluarga.

DI RUANG KELUARGA

Yunus duduk di sofa sambil menonton tv. Melihat Bu Evelyn menghampirinya, langsung mematikan tv. Bu Evelyn duduk di samping putranya.

"Ma, udah pulang...." sapa Yunus.

"Mama tadi melihatmu menggendong Hana, trus Mama dan Rahma ngikutin kamu sampai toko Anisa."

Glugg...

Yunus terkejut hingga kesusahan menelan salivanya. Jantungnya mendadak berdegup kencang, ada rasa takut mamanya curiga dengan apa yang dilakukannya. Yunus tersenyum lebar dan berusaha meyakinkan Bu Evelyn kalau dirinya sebatas lewat saja.

"Kebetulan tadi aku lihat Hana disana, aku juga udah lama ga lihat Hana, Ma." Yunus berkata terbata.

"Lama? Bukannya kamu sering datang kesana?" ujar Bu Evelyn mengerutkan dahinya.

"Iya Ma, tadi ada kakak juga disana. Em... kakak sekarang jadi galak sama Anisa, tadi aku melihatnya di bentak-bentak."

"Buat apa kamu mengoreksi rumah tangga kakakmu, Nak? Mama minta tolong hari ini yang terakhir ya. Biarkan dia dan istrinya menyelesaikan masalahnya sendiri."

"Tapi Ma, ga bisa gitu dong... Alasan kakak marah sama Anisa juga ga jelas," kilah Yunus.

"Mama minta tolong Yunus, lupakan perasaanmu ke Anisa. Kamu sekarang sudah punya istri, ga pantes kamu masih memendam perasaan itu di hatimu, Nak."

Yunus terdiam dan hanya memandang bu Evelyn. Lalu beranjak dari tempat duduknya, namun sebelum melangkah bu Evelyn menggenggam tangan Yunus. Lalu Yunus menoleh dan memandang bu Evelyn.

"Jangan dekati Anisa lagi Yunus!!"

Yunus menghela napas panjang dan melepaskan genggaman mamanya. Bu Evelyn berusaha menggenggam erat karena banyak yang masih ingin di sampaikan. Namun, Yunus tidak ingin mendengar apapun yang dikatakan mamanya.

 

DI TOKO ROTI ANISA

Anisa berjalan mondar-mandir di luar toko dan tengah berpikir merangkai kata untuk dikirimkan pada Arka. Setelah berpikir sejenak segera mengeluarkan hpnya dari saku dan mulai mengetik. Anisa mengetik dengan cepat dan segera mengirimkannya. Lalu segera menghapusnya dari pesan.

"Arka, apakah kamu mau bertemu denganku? Ada yang ingin aku bicarakan denganmu."

Beberapa saat kemudian Arka membalas pesan Anisa.

"Tentu saja manisku, katakan saja mau ketemu dimana. Aku pasti akan datang menemuimu."

Anisa mulai memikirkan tempat yang tepat untuknya bertemu dengan Arka, lalu mengirim pesan balasannya.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Sorry, yusuf sama Yunus hampir sama😂😂 sebaiknya lebih baik nhomong sama Yusuf aja, hati² sama Yunus😁

2025-08-18

0

🌈 Bunga_Ros¹²⁴⁷

🌈 Bunga_Ros¹²⁴⁷

hubungan antara ipar² ini benar-benar sangat rumit.../Facepalm/

2025-10-09

0

Lonafx

Lonafx

wkwk apa gak bikin Yusuf panass nihhh nantinyaa kalau bininya minta bantuan cowok lain😅 lagian, jd suami kagak mau ngebantu😫

2025-09-24

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 TRAILER LANJUTAN
92 Hilang
93 Di Sembunyikan
94 Berusaha Kabur
95 Bertemu Tamu
96 Usaha Kabur ke 2
97 TIGA TAHUN KEMUDIAN
98 Bertemu Yusuf
99 Kebahagiaan Yang Kembali Setelah Lama Hilang
100 Sweet Moment
101 Kritis
102 Rumah Sakit dan Sedikit Respon
103 Untukmu Selamanya
104 Dikebumikan
105 HAPPY ENDING
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
TRAILER LANJUTAN
92
Hilang
93
Di Sembunyikan
94
Berusaha Kabur
95
Bertemu Tamu
96
Usaha Kabur ke 2
97
TIGA TAHUN KEMUDIAN
98
Bertemu Yusuf
99
Kebahagiaan Yang Kembali Setelah Lama Hilang
100
Sweet Moment
101
Kritis
102
Rumah Sakit dan Sedikit Respon
103
Untukmu Selamanya
104
Dikebumikan
105
HAPPY ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!