Bab 3

"Ternyata kamu suka sama ikan gurame bakar ya, besok aku kirim ke rumahmu yang banyak. Biar kamu bisa makan sepuasnya." Isi pesan Arka.

Anisa menghela napas panjang dan memegang keningnya sambil menatap layar hpnya. Jantungnya berdegup kencang seperti sehabis lari maraton. Anisa kesal, bingung dan takut setelah membaca pesan masuk di hpnya.

Bingung karena tidak tau bagaimana caranya menghentikan apa yang dilakukan oleh Arka. Dan takut jika suaminya mengetahui tentang Arka, apalagi kalau sampai terjadi salah paham. Sesekali Anisa melirik suaminya yang duduk di sampingnya.

Sebelum Yusuf penasaran dengannya, Anisa segera memasukkan hpnya ke dalam tas. Dan segera menyelesaikan suapan terakhirnya dan meminta pulang. Sementara Yusuf merasa gelagat Anisa seperti menyimpan sesuatu darinya.

DI RUMAH YUSUF

Sampai di rumah Anisa masih saja diam. Keluar dari mobil berjalan cepat tanpa menoleh dan berbicara dengan Alif ataupun Ryan. Yusuf mengikuti langkahnya dan menegurnya.

"Sayang, kenapa kamu kelihatan panik begitu?"

"Hah...? Enggak kog sayang, aku biasa aja... tadi aku ga enak sama kalian yang udah selesai duluan, Hehe." Anisa menggaruk kepalanya.

"Kamu beneran ga bohong, kan?" ucap Yusuf memicingkan matanya.

Anisa menyambar tangan Yusuf dan menariknya menuju ke kamar. Yusuf terus bertanya, tapi Anisa hanya tersenyum dan tetap menggandengnya. Yusuf akhirnya memilih pasrah dan mengikuti keinginan istrinya.

Setelah di dalam kamar Anisa memeluk erat suaminya. Keduanya larut dalam suasana romantis dan berlanjut ke hubungan suami istri. Setelah selesai berhubungan keduanya berpelukan dan Anisa tertidur di dekapan sang suami.

Drrrtt....

Yusuf segera meraih hpnya di atas nakas dan mengangkat telfon dari salah satu teman SMA-nya, "*Halo*...."

"*Suf, aku sudah dapatkan nomer hp Kania yang baru. Aku juga sudah kirimkan ke hpmu*."

"*Oke, terimakasih, Dim*."

Yusuf menggeser tubuhnya perlahan supaya Anisa tidak terbangun. Kemudian segera memakai pakaiannya dan keluar dari kamar. Yusuf masuk ke ruang kerja dan menguncinya dari dalam.

"*Halo, kamu siapa*?" ucap Kania dari seberang.

"*Ini aku, Yusuf*." Yusuf menjawab sembari menghela napas panjang.

"*Mas, darimana kamu dapatkan nomer hpku*?" jawab Kania terbata, karena masih mengenali suara mantan suaminya.

"*Tidak penting aku dapat nomermu darimana, aku menelfonmu karena ingin memastikan apakah benar kamu adalah pemilik toko roti oishii*?"

"*Ya, itu benar. Karena aku mau tunjukkan padamu kalau aku bisa jauh lebih baik dari Anisa*."

"*Apa yang kamu lakukan itu tidak benar, seharusnya kamu gunakan kreatifitasmu sendiri. Jangan meniru apapun yang sudah ada di toko Anisa*."

"*Haha... banyak kog yang jualannya sama tapi ga resek kaya istrimu. Dengarkan aku baik-baik sayang. Aku tidak akan biarkan dia bahagia setelah merebutmu dariku, hubungan kita yang puluhan tahun kandas begitu saja saat dia datang*."

"*Gila kamu, perpisahan kita murni kesalahanmu. Seandainya kamu tidak mencelakainya berulang kali, aku tidak akan menceraikanmu. Bahkan Anisa tidak pernah mengejarku, aku yang menginginkan dia. Jangan macam-macam Kania, aku tidak akan biarkan kamu menyakitinya*."

"*Aku ga peduli, Anisa harus menderita bagaimanapun caranya. Dan aku sama sekali ga takut dengan ancamanmu*."

Tuuttt....

Kania memutus sambungan telfonnya begitu saja. Yusuf merasa kesal setelah berbicara dengan Kania, membanting hpnya ke meja. Yusuf berdiri dan keluar dari ruangannya.

 

DI KAMAR

Anisa membuka mata dan menguceknya. Lalu bangun dan segera mandi, selesai mandi Anisa membuka hpnya. Anisa memblokir nomer yang membuatnya takut sejak tadi.

"Semoga setelah memblokir nomernya, aku tidak akan di ganggu lagi," batin Anisa.

TRING...

Anisa menatap layar hpnya kembali dan ia sangat terkejut setelah membuka pesan dari nomer baru. Anisa merasa tertekan dan takut. Kemudian ia memutuskan untuk melakukan panggilan pada nomer baru tersebut.

"*Kenapa? Kamu memblokir nomerku? Jangan takut, aku ga gigit kog. Haha*," sapa Arka dari seberang.

"*Kenapa kamu menerorku? Tolong hentikan, Kalau kamu butuh roti, datang saja ke toko, Ka*," jawab Anisa gemetar.

"*Aku tidak menerormu Anisa, aku hanya tidak ingin lost contact lagi denganmu. Santai saja, kalau kamu panik malah akan membuat masalah antara kamu dan Yusuf*."

"*Ka, aku mohon sama kamu Jangan kirim apapun ke rumahku besok. Aku ga akan menerimanya*." Anisa ketakutan dan matanya tidak lepas ke arah pintu.

"*Lalu kamu maunya apa sayang*?"

"*Jangan ganggu aku Arka*." Anisa gemetaran karena emosi.

Ceklek

Tutttt...

Anisa memutus sambungan telfon begitu saja saat Yusuf masuk ke kamar, mengatur napasnya yang tersengal dan minum air yang tinggal sedikit di dekatnya. Yusuf berjalan sambil menatap Anisa yang terlihat gugup.

"Kamu kenapa sayang?" Yusuf mengusap lembut kepala Anisa.

"Tidak, aku baik-baik aja kog." Anisa tersenyum untuk menyembunyikan kegelisahannya dari Yusuf.

"Jangan pikirkan tokomu itu lagi, kalau emang udah ga bisa dipertahankan tutup aja. Nanti kamu malah enak bisa santai, kalau bosen di rumah bisa jalan-jalan."

"Nggak Mas, aku belum mau menyerah. Aku dan Nayla pasti bisa mengatasi semuanya."

"Ya sudah terserah kalian, lalu kenapa kamu terlihat ketakutan?"

"Aku baru aja bangun tidur, aku gapapa kog, Mas."

Yusuf mengangguk dan mengajak Anisa mengobrol ringan untuk mencairkan suasana. Sesekali ia melemparkan guyonan supaya bisa melihat senyum dan tawa sang istri. Lelah berbincang hingga malam, Anisa dan Yusuf memutuskan untuk tidur.

 

KEESOKAN HARI

TOK TOK TOK

"Masuk," teriak Anisa dari dalam kamarnya.

Ceklek

"Bu, di bawah ada kiriman gurame bakar jumlahnya banyak. Mereka minta tanda tangan ibu," jawab Mela.

Anisa bangkit dari sofa dan melangkahkan kakinya keluar dari kamar. Sampai di bawah, ia melihat banyak sekali bungkusan yang berisi gurame bakar dari restoran yang kemarin di kunjunginya bersama suami dan kedua anaknya. Anisa berjalan mendekati petugas delivery dengan perasaan geram.

"Keterlaluan kamu, Ka." Anisa bergumam.

"Aku tanda tangani, tapi bawa kembali makanan-makanan ini," ucapnya pada petugas delivery.

"Tapi Bu, ini jumlahnya sangat banyak. Nanti saya bisa di marahi sama atasan."

"Kalau begitu bagikan ke orang-orang di jalan."

"Baik, Bu."

Setelah menyelesaikan urusannya dengan restoran ikan gurame. Anisa pergi ke kamarnya untuk mengambil tas. Selanjutnya memutuskan pergi ke toko bersama Hana.

 

DI TOKO ROTI

Anisa merasa kesal melihat toko roti sebelahnya lebih ramai. Bahkan di tokonya hanya ada 3 orang pembeli. Ia masuk dengan wajah lesu dan malas.

"Anisa!!!" panggil Nayla.

Anisa menghentikan langkah dan menunggu sahabatnya itu berjalan ke arahnya. Lalu Nayla mengajak Anisa keluar dari toko dan berhenti di dekat tangga eskalator. Anisa mengunci stroller Hana supaya rodanya tidak menggelinding.

"Ada apa, Nay?"

"Kalau gini terus kita bisa rugi Anisa, pendapatan bulan kemarin aja tipis banget. Belum lagi kita harus gaji karyawan dan lain-lain."

"Itu juga yang lagi aku pikirin Nay, apa kita pindah aja ke tempat lain?"

"Iya tapi butuh modal besar kalau mau pindah."

"Aku bisa membantumu mendapatkan tempat yang bagus Anisa," sahut Arka yang tiba-tiba muncul dari belakang keduanya. Anisa dan Nayla menoleh ke arah Arka.

"Membantu kami?" ujar Nayla mengerutkan dahinya.

"Ya, aku mau membantu kalian berdua. Kalau bersedia kalian tinggal terima beres aja."

"Ga perlu, suamiku bisa membantuku, Ka. Sebelumnya terimakasih tawarannya, tapi aku sama sekali ga tertarik."

"Haha, secara financial aku tau kalau Yusuf mampu membantumu. Tapi mencari tempat yang strategis dan bagus belum tentu dia bisa mendapatkannya," jawab Arka pongah.

Anisa tidak merespon ucapan Arka, ia memilih pergi dan masuk ke tokonya. Saat Nayla akan melangkah mengikuti Anisa, Arka mencengkeram tangan Nayla dan menghentikannya.

"Katakan sama temanmu, dia tidak bisa menolakku."

Nayla hanya memandang Arka dan tidak menjawabnya. Setelah genggaman Arka terlepas, ia segera masuk ke toko. Dan menghampiri Anisa di ruang kerjanya.

TOK TOK TOK

"Masuk!!!" teriak Anisa dari dalam ruangannya.

Ceklek

"Anisa, aku takut sama Pak Arka. Dia kayanya terobsesi sama kamu," ucap Nayla cemas.

"Aku tau apa yang kamu rasakan Nay, cuma aku juga ga tau apa yang harus aku lakukan. Aku bingung Nay, bahkan dia dari kemarin menerorku," jawab Anisa.

"Siapa yang menerormu?"

Anisa dan Nayla terkejut ada yang menyahut perkataan Anisa. Setelah menoleh dan melihat sosok tersebut yang berdiri di pintu, keduanya membelalakkan matanya.

Terpopuler

Comments

Lonafx

Lonafx

the real huru hara mantan😆 terang-terangan bangett ganggunyaa.. pegangan yang kuat Yusuf dan Anisa, kapal kalian mau dibikin oleng

2025-09-23

0

🌹Widianingsih,💐♥️

🌹Widianingsih,💐♥️

ohhhh pemilik toko kue yang di depan itu ternyata milik mantan istrinya Yusuf.
Kenapa ramai... jangan -jangan ditokonya lagi ada diskon besar,jadi pembelinya pindah ke toko itu .

2025-10-06

0

Aquarius97 🕊️

Aquarius97 🕊️

widih-widih si Arka langsung tancap gas nih, gak bahaya tuh.?

2025-08-15

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 TRAILER LANJUTAN
92 Hilang
93 Di Sembunyikan
94 Berusaha Kabur
95 Bertemu Tamu
96 Usaha Kabur ke 2
97 TIGA TAHUN KEMUDIAN
98 Bertemu Yusuf
99 Kebahagiaan Yang Kembali Setelah Lama Hilang
100 Sweet Moment
101 Kritis
102 Rumah Sakit dan Sedikit Respon
103 Untukmu Selamanya
104 Dikebumikan
105 HAPPY ENDING
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
TRAILER LANJUTAN
92
Hilang
93
Di Sembunyikan
94
Berusaha Kabur
95
Bertemu Tamu
96
Usaha Kabur ke 2
97
TIGA TAHUN KEMUDIAN
98
Bertemu Yusuf
99
Kebahagiaan Yang Kembali Setelah Lama Hilang
100
Sweet Moment
101
Kritis
102
Rumah Sakit dan Sedikit Respon
103
Untukmu Selamanya
104
Dikebumikan
105
HAPPY ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!