Bab 2

DI KANTOR YUSUF

Yusuf segera melangkah ke ruangan asistennya. Menanyakan tentang tugas yang di berikannya saat bersama Anisa. Tanpa mengetuk pintu Yusuf masuk dan berdiri di hadapan Kevin yang sedang mengerjakan tugas kantor dengan laptop di meja. Kevin menghentikan aktifitasnya dan menatap bosnya.

"Vin, kamu sudah lakukan perintahku?"

"Sudah Pak, tapi pemilik toko itu tidak tinggal di Surabaya. Jadi toko itu di pegang oleh pengelola yang disini."

"Cari tau sampai dapat dan peringatkan untuk tidak meniru produk istriku."

"Baik, Pak."

Setelah Yusuf keluar dari ruangannya, Kevin segera mengambil hp di sakunya karena berbunyi. Nomer tak dikenal terpampang di layar hpnya. Dan Kevin segera mengangkat telfon tersebut.

"Halo, saya Dimas dari toko oishii. Apa Bapak ingin bekerjasama dengan toko kami?"

"Betul, saya di perintahkan oleh bos saya untuk bekerjasama dengan toko anda. Tapi beliau ingin bertemu langsung dengan pemilik tokonya. Apakah bisa?"

"Maaf, pemilik dari toko kami tidak ada disini. Mungkin bersedia bertemu dengan saya?"

"Maaf, kalau boleh tau siapa nama pemilik toko oishi?

"Bu Kania Larasati. Bagaimana dengan kelanjutan kerjasamanya, Pak?"

"Apakah Bu Kania berasal dari Surabaya dan alumni UNESA?"

"Iya betul, apa Bapak mengenal Bu Kania?"

"Bisa minta nomer hpnya? Untuk saya berikan pada Bos saya."

"Baiklah, saya kirim lewat pesan di nomer ini, Pak."

"Baiklah, saya tunggu."

Setelah mendapat nomer hp Kania, Kevin pergi dari ruangannya menuju ruangan Yusuf. Lalu mengetuk pintu dan masuk, berdiri di hadapan Yusuf yang sedang sibuk dengan kerjaannya di depan laptop. Yusuf menutup laptopnya dan mempersilakan Kevin bicara.

"Ini nomer Bu Kania. Saya sudah mencoba memasukkan nomernya di hp saya dan fotonya Bu Kania, mantan istri anda."

"Baiklah, terimakasih." Yusuf menerima secarik kertas bertuliskan nomer hp.

Mengetahui Kania yang sudah mengganggu istrinya, Yusuf mencoba menelfonnya. Namun saat Yusuf menelfonnya, nomer hp Kania sudah tidak aktif. Lalu Yusuf meminta tolong teman sekolahnya yang paling dekat dengan Kania untuk membantu mencari tau nomer hp baru mantan istrinya.

"Aku tau kamu tidak akan tinggal diam, tapi caramu ini tidak benar Kania. Pasti saat ini kamu tau aku sedang berusaha mencarimu, makanya kamu segera mengganti nomermu," batin Yusuf.

DI TOKO ROTI

Seorang pria tampan, tinggi, putih dan nyaris sempurna masuk ke toko roti Anisa. Memutari rak yang berjejer berisikan produk-produk roti Anisa. Tidak menemukan apa yang dicarinya, pria tersebut ke kasir menanyakan roti yang diinginkannya.

"Mbak, ada roti abon ga disini?"

"Ada Pak, kebetulan baru matang. Yang di rak memang sudah habis. Bapak mau pesan berapa?" ucap karyawan toko roti Anisa.

"Ga banyak kog, cuma 20 biji saja. Kalau gitu tak tunggu sekarang, cepetan ya!!!"

"Baik Pak, tunggu sebentar akan saya ambilkan ke belakang."

Karyawan toko tersebut masuk ke dapur dan mengambil roti abon yang sudah di kemas. Kemudian menghitung sesuai pesanan dari pria tersebut. Anisa dan Nayla baru saja menyelesaikan pembukuan mingguan keluar dari ruangan. Anisa dan pria yang baru saja memesan roti abon saling tatap beberapa saat.

"Anisa... kamu masih inget aku ga?" ucap pria itu sambil tersenyum lebar.

"Em... Eh iya, kamu Arka bukan?" Anisa melangkah ke pria yang masih berdiri di samping meja kasir.

"Yaa, betul banget, aku kira kamu sudah melupakanku." Arka tersenyum lebar.

"Ya nggak lah Ka, kita kan dulu sering main bareng. Apa kabarmu? Sudah keliling kemana aja nih?" tanya Anisa.

"Gak kemana-mana, cuma dari Jerman aja, disana aku kerja sambil kuliah. Kebetulan aku di ajari usaha oleh bosku, dan alhamdulillah sekarang hasilnya sudah lumayan."

"Hem, jangan merendah gitu lah, ini pesananmu, Ka?" Anisa menyerahkan bungkusan yang sudah di persiapkan karyawannya.

"Oke, thank you... jujur aku kangen banget sama roti abon. Tadi nyari di toko sebelah kebetulan habis. Tapi sekarang aku pasti beli disini aja, karena toko ini punya kamu, kan?" tanya Arka.

"Iya, oh iya... Ini aku tambahin lagi, Ka. Fresh baru angkat dari oven, semoga kamu cocok ya sama rasanya." Anisa mengulurkan bingkisan lagi yang diberikan Nayla pada Arka.

"Ga perlu Anisa, ini udah cukup kog. Kan yang makan cuma aku."

"Ya buat keluargamu Ka, istri dan anakmu atau temenmu juga bisa," ujar Anisa sambil tersenyum manis di hadapan Arka.

"Keluargaku kan ga ada yang disini, aku tinggal sendirian. Aku juga belum menikah dan ga punya pacar juga Anisa, hehe...."

"Oh, jadi kamu belum menikah. Maaf ya Ka, aku ga tau. Kamu pasti sibuk kerja sampai ga punya waktu cari pasangan, kan?"

"Ga juga Anisa, semua karena cintaku habis di kamu... udah ya, aku pulang dulu. Kalau habis rotinya, aku kesini lagi." Arka pergi sambil tersenyum.

Jantung Anisa seketika berdegup kencang, ia takut kalau ada yang mendengar dan melaporkan pada Yusuf. Anisa celingukan memastikan tidak ada yang mendengar ucapan Arka. Sementara Nayla yang juga mendengarkan ucapan Arka terkejut dan menggelengkan kepalanya.

"Anisa!!" Nayla meletakkan tangannya di pundak Anisa. Anisa masih sibuk mengedarkan pandangan ke sekeliling tokonya.

"Anisa!!" Nayla mengulangi memanggil Anisa.

Anisa menoleh dan mengelus keningnya. Ia dan Nayla saling tatap beberapa saat. Lalu Nayla berkata. "Ngeri banget temenmu Nis, Arka itu temen apa mantan pacarmu sih Nis? Kog ngomongnya gitu? Semoga dia cuma ngomong aja ya."

"Nay, tadi ada orang selain kita ga waktu Arka bilang gitu?"

"Tenang saja... Pas dia bilang tadi cuma ada aku di dekatmu. Kebetulan tadi aku suruh yang jaga kasir ke belakang ambil tas."

Anisa menghela napas panjang dan melangkahkan kakinya menuju ruangannya. Lalu menghempaskan tubuhnya di atas sofa, mengambil buku resep dan membacanya. Sementara Nayla kembali ke dapur untuk membuat roti yang stoknya menipis.

TRING ...

Hp Anisa berbunyi menerima pesan baru dari nomer tidak dikenal. Tanpa membuka aplikasinya, Anisa membaca pesan lewat notifikasi. Kemudian ia meletakkan kembali hpnya dan menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.

"Ya Allah, apalagi ini? Pagi ini Yunus dan sekarang Arka yang mengetahui nomer hpku," gumam Anisa.

TOK TOK TOK

Ceklek

Anisa tersentak kaget saat pintunya terbuka. Namun semuanya buyar ketika yang masuk adalah kedua anaknya. Lalu Yusuf berjalan di belakang keduanya.

"Mama!!!" teriak Ryan dan Alif berlari menghampiri Anisa.

Keduanya memeluk Anisa, sementara Yusuf menatap anak dan istrinya dengan perasaan bahagia. Setelah pelukan kedua putranya terlepas, Anisa menatap Yusuf dan menghampirinya.

"Kog tumben kamu yang jemput, Mas? Biasanya sama supir."

"Aku lagi ga sibuk, jadi pengen kumpul sama kalian. Sebenarnya ya tetep kurang, karena ga ada Hana disini. Cuma kalau aku pulang dulu ya kejauhan. Udah makan siang belum?"

"Iya sih, aku juga udah selesai kerjaannya disini. Gimana kalau kita pulang aja dan makan di rumah?"

"Nggak, kita makan di resto deket sini aja. Kalau pulang duluan keburu kelaparan aku sayang, Hehe."

"Oke."

Anisa mengambil hp dan tasnya, ikut keluar toko bersama suami dan anaknya. Sepanjang perjalanan ia memikirkan tentang Arka yang tiba-tiba mengetahui nomer hpnya. Yusuf yang memperhatikan Anisa merasakan ada yang janggal dengan istrinya.

"Apa yang ada di pikiran kamu sayang." Yusuf mengelus kepala istrinya sambil menyetir mobil.

"Em, A-aku lagi mikirin apa yang harus aku buat lagi di toko," jawab Anisa gugup.

"Bukannya tadi kamu bilang Nayla sudah bikin inovasi roti baru?"

"Iya, tapi kamu tau sendiri kan, Mas. Toko sebelah itu suka nyontek," sungut Anisa. Yusuf tersenyum dan mengangguk pelan.

Mobil Yusuf masuk ke dalam resto gurame bakar tempat favorite Anisa. Mereka berempat keluar dari mobil, Anisa dan kedua anaknya duduk di meja lebih dulu, Yusuf yang memesan makanannya. Anisa bercanda dengan anak-anaknya supaya Yusuf tidak curiga dan dia tidak berlarut-larut memikirkan Arka.

Beberapa saat kemudian pesanan mereka datang dan keempatnya pun menikmati makanan itu. Ryan yang paling lahap makannya karena sudah lapar sejak keluar dari sekolah. Yusuf dan Anisa tersenyum melihat tingkah Ryan.

Tanpa sepengetahuan Anisa maupun Yusuf, sepasang mata memperhatikan mereka sejak datang ke restoran. Dan orang tersebut mengambil foto mereka yang sedang menyantap makanan.

TRING..

Hp Anisa berbunyi dan ia merasa bingung, ia takut untuk melihat siapa yang mengirim pesan padanya. Lalu hpnya kembali berbunyi, dengan terpaksa Anisa mengambil hpnya di dalam tas dengan tangan gemetar. Perlahan ia menyalakan hpnya di dalam tas.

"Kenapa kamu lihat hpnya di dalam tas?" ucap Yusuf. Anisa terkejut dan meletakkan kembali hpnya tanpa sempat membaca pesannya, kemudian menutup resleting tasnya.

"Cuma pesan dari operator kog sayang. Hehe," jawab Anisa.

"Ya udah, lanjut makan. Tuh... anak-anak udah hampir habis, aku juga sudah selesai."

Anisa mengangguk dan saat ia menyentuh makanannya, hpnya kembali berbunyi.

TRING...

Anisa meletakkan kembali makanannya dan memberanikan diri mengambil hpnya. Setelah membaca pesannya, ia membelalakkan mata.

Terpopuler

Comments

Dewi Payang

Dewi Payang

Aduh tar ketahuan Yusuf.....

2025-08-15

0

Yusuf sampai harus minta bantuan temannya buat cari tahu nomor baru Kania. Berasa kayak detektif kecil

2025-10-01

0

Asya

Asya

dalam hubungan itu harus di landasin kejujuran sih,,nggak kayak gini🤦
merusak kepercayaan suami nih lama²

2025-08-17

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1
2 Bab 2
3 Bab 3
4 Bab 4
5 Bab 5
6 Bab 6
7 Bab 7
8 Bab 8
9 Bab 9
10 Bab 10
11 Bab 11
12 Bab 12
13 Bab 13
14 Bab 14
15 Bab 15
16 Bab 16
17 Bab 17
18 Bab 18
19 Bab 19
20 Bab 20
21 Bab 21
22 Bab 22
23 Bab 23
24 Bab 24
25 Bab 25
26 Bab 26
27 Bab 27
28 Bab 28
29 Bab 29
30 Bab 30
31 Bab 31
32 Bab 32
33 Bab 33
34 Bab 34
35 Bab 35
36 Bab 36
37 Bab 37
38 Bab 38
39 Bab 39
40 Bab 40
41 Bab 41
42 Bab 42
43 Bab 43
44 Bab 44
45 Bab 45
46 Bab 46
47 Bab 47
48 Bab 48
49 Bab 49
50 Bab 50
51 Bab 51
52 Bab 52
53 Bab 53
54 Bab 54
55 Bab 55
56 Bab 56
57 Bab 57
58 Bab 58
59 Bab 59
60 Bab 60
61 Bab 61
62 Bab 62
63 Bab 63
64 Bab 64
65 Bab 65
66 Bab 66
67 Bab 67
68 Bab 68
69 Bab 69
70 Bab 70
71 Bab 71
72 Bab 72
73 Bab 73
74 Bab 74
75 Bab 75
76 Bab 76
77 Bab 77
78 Bab 78
79 Bab 79
80 Bab 80
81 Bab 81
82 Bab 82
83 Bab 83
84 Bab 84
85 Bab 85
86 Bab 86
87 Bab 87
88 Bab 88
89 Bab 89
90 Bab 90
91 TRAILER LANJUTAN
92 Hilang
93 Di Sembunyikan
94 Berusaha Kabur
95 Bertemu Tamu
96 Usaha Kabur ke 2
97 TIGA TAHUN KEMUDIAN
98 Bertemu Yusuf
99 Kebahagiaan Yang Kembali Setelah Lama Hilang
100 Sweet Moment
101 Kritis
102 Rumah Sakit dan Sedikit Respon
103 Untukmu Selamanya
104 Dikebumikan
105 HAPPY ENDING
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Bab 1
2
Bab 2
3
Bab 3
4
Bab 4
5
Bab 5
6
Bab 6
7
Bab 7
8
Bab 8
9
Bab 9
10
Bab 10
11
Bab 11
12
Bab 12
13
Bab 13
14
Bab 14
15
Bab 15
16
Bab 16
17
Bab 17
18
Bab 18
19
Bab 19
20
Bab 20
21
Bab 21
22
Bab 22
23
Bab 23
24
Bab 24
25
Bab 25
26
Bab 26
27
Bab 27
28
Bab 28
29
Bab 29
30
Bab 30
31
Bab 31
32
Bab 32
33
Bab 33
34
Bab 34
35
Bab 35
36
Bab 36
37
Bab 37
38
Bab 38
39
Bab 39
40
Bab 40
41
Bab 41
42
Bab 42
43
Bab 43
44
Bab 44
45
Bab 45
46
Bab 46
47
Bab 47
48
Bab 48
49
Bab 49
50
Bab 50
51
Bab 51
52
Bab 52
53
Bab 53
54
Bab 54
55
Bab 55
56
Bab 56
57
Bab 57
58
Bab 58
59
Bab 59
60
Bab 60
61
Bab 61
62
Bab 62
63
Bab 63
64
Bab 64
65
Bab 65
66
Bab 66
67
Bab 67
68
Bab 68
69
Bab 69
70
Bab 70
71
Bab 71
72
Bab 72
73
Bab 73
74
Bab 74
75
Bab 75
76
Bab 76
77
Bab 77
78
Bab 78
79
Bab 79
80
Bab 80
81
Bab 81
82
Bab 82
83
Bab 83
84
Bab 84
85
Bab 85
86
Bab 86
87
Bab 87
88
Bab 88
89
Bab 89
90
Bab 90
91
TRAILER LANJUTAN
92
Hilang
93
Di Sembunyikan
94
Berusaha Kabur
95
Bertemu Tamu
96
Usaha Kabur ke 2
97
TIGA TAHUN KEMUDIAN
98
Bertemu Yusuf
99
Kebahagiaan Yang Kembali Setelah Lama Hilang
100
Sweet Moment
101
Kritis
102
Rumah Sakit dan Sedikit Respon
103
Untukmu Selamanya
104
Dikebumikan
105
HAPPY ENDING

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!