BAB 4

Shopia selesai menunaikan kewajiban nya, ia menengadah kan kedua tangan nya, memohon kepada Sang pemilik hati untuk menjadikan nya yakin dengan perjodohan yang di berikan ayahnya.

"Ya Allah Ya Rabbi, hamba pasrah kan semua nya bila ini yang terbaik bantu hati hamba untuk ikhlas menerima"

"Kehidupan seperti apa yang akan ku hadapi, apakah bahagia atau hanya memberi luka"

Shopia memejamkan matanya, ia berharap orang yang di jodohkan dengan nya adalah orang yang baik sebagai mana yang di ucapkan ayahnya.

Ia melipat alat ibadah nya, kemudian menyimpan nya kembali di tempat semula.

Sophia keluar dari kamarnya, ia sudah terbiasa bangun pagi untuk menyiapkan sarapan. Shopia hanya tinggal berdua di rumah seluas ini, mungkin di tambah asisten rumah tangga, dan penjaga keamanan. Di sudut hatinya, ia kesepian. Apalagi setelah adiknya berangkat ke luar negeri, semakin kesepian.

Shopia langsung melenggang menuju dapur, ia menyapa bibi yang sudah berkutat di sana.

"Selamat pagi, neng Shopia"

"Pagi bi, mau buat apa sekarang?" Shopia memakai apron nya.

"Bibi buat nasi kuning, kebetulan sudah lama kalau masih ada ibu dulu hampir setiap hari ya, neng"

Mendadak mata Shopia berembun.

"Aduh maafkan bibi, neng. Bukan maksud bibi membuat neng Shopia sedih" bibi terlihat merasa bersalah.

"Tidak apa-apa kok, bi" Shopia mengusap air matanya.

"Sekarang bagian Shopia apa bi?" Shopia mengulas senyum di bibir nya.

"Buat ayam goreng serundeng dan orek tempe nya, neng"

"Baiklah biar itu urusan Sophia"

Bibi tersenyum, ia sangat kagum kepada anak majikannya itu. Meskipun berasal dari keluarga berada namun sederhana, perilakunya baik tidak neko-neko seperti anak orang kaya lainnya.

Setelah semuanya siap, bibi dan Shopia menata makanan di meja makan.

"Aku mau ke atas dulu ya bi" Shopia naik ke lantai atas untuk membersihkan dirinya.

Kini Shopia sedang memakai pakaian nya, hari ini ia memakai rok berwarna krem dengan atasan warna senada kemudian ia memilih hijab yang sesuai dengan pakaiannya hari ini.

Ia keluar dari kamar kemudian turun kembali ke bawah untuk sarapan bersama dengan ayahnya, terlihat Rasyid sudah duduk tenang dengan secangkir kopi di hadapan nya.

"Pa" panggil Shopia.

"Ayo kita sarapan" Rasyid mulai mengambil makanan nya yang di ikuti oleh Shopia.

"Nanti malam kita akan dinner bersama calon suami mu"

Deg.

Shopia termangu, selera makan nya menghilang begitu saja.

"Shopia" panggil Rasyid mendongakkan wajah nya.

"Iya pa, Shopia bersedia" ucap Shopia sembari memejamkan matanya.

"Kosongkan meeting siang ini, kamu pergilah membeli baju baru"

"Iya pa" Shopia menunduk.

*****

Levi pagi ini sudah berkunjung ke apartemen adiknya, sembari membawa makanan buatan istrinya kasihan adiknya itu yang di makan hanya mie, meskipun mungkin adiknya itu sedang bosan dengan makanan restoran.

Setelah masuk ke dalam apartemen, terlihat Leo yang baru saja selesai mandi.

"Kau sudah sarapan?" tanya Levi.

"Belum"

"Nah ini, makanlah buatan istri ku" Levi meletakkan makanan yang ia bawa di atas meja.

"Kakak ipar sudah pulang?"

"Iya, di jemput beberapa hari lalu"

Leo mengangguk, kemudian membuka makanan nya dan memulai sarapan.

"Aku sudah makan" ucap Levi ketika Leo menatap ke arah nya.

"Nanti malam kita akan bertemu dengan pak Rasyid dan anaknya" tambah Levi setelah Leo menyudahi sarapan nya.

"Iya" jawab Leo dengan nada datar.

"Bagaimana dengan pacar mu?"

"Apa peduli mu, kau hanya memikirkan uang dan uang saja"

"Tentu aku harus tahu, apakah kau berniat untuk poligami?"

Leo mendelik kesal.

"Sudah putus, dia kuliah ke Osaka"

Levi menepuk bahu adiknya "Terimakasih, aku do'akan pernikahan mu bahagia"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!