Levi terlihat masuk ke sebuah perusahaan dengan membawa dokumen di tangannya. Ia merogoh ponsel di saku jas nya, kemudian melakukan panggilan.
"Kau dimana?" tanya Levi.
"Aku di jalan"
"Cepatlah aku tunggu di lobi"
"Kenapa mengajak ku, sialan"
Leo menutup panggilan nya, kemudian mempercepat laju mobilnya.
Akhirnya sekian lama di perjalanan, Leo tiba di sebuah perusahaan yang di beri tahu oleh kakak nya
"Ck kenapa lama sekali?" Levi langsung menodong adiknya dengan pertanyaan.
"Macet, sendiri kan bisa?" Leo terlihat kesal.
"Nanti bantu aku meyakinkan pak Rasyid agar memberikan pinjaman pada perusahaan kita" ucap Levi.
Leo melengos pergi "Di lantai berapa ruangan nya?"
Levi segera menyusul adiknya untuk masuk ke dalam lift.
Ting.
Lift terbuka, segera Levi dan Leo menuju ke ruangan CEO setelah sebelumnya mengonfirmasikan kedatangan mereka.
"Silakan pak Levi, bapak sudah menunggu" seorang pria baya yang menjadi asisten CEO, mempersilahkan mereka untuk masuk.
"Selamat pagi, pak Rasyid" Levi membungkuk hormat dan tersenyum ramah.
Leo masih tetap berdiri dengan wajah datarnya.
"Penjilat" gumam Leo.
Levi yang mendengar ucapan Leo, langsung menyikut lengan adiknya itu.
"Silakan duduk" Rasyid mengajak kedua tamunya untuk duduk di sofa.
"Terimakasih" Levi duduk di ikuti oleh Leo.
"Saya kesini ingin mengajukan pinjaman sesuai yang kita bicarakan waktu itu, ini dokumen nya" Levi menyerahkan berkas tersebut kepada Rasyid.
Rasyid membuka dokumen tersebut dan membaca halaman nya satu persatu.
"Semuanya lengkap, tetapi pinjaman ini cukup besar" Rasyid menghembuskan nafasnya.
"Saya pasti akan membayar nya, saya sudah menjaminkan perusahaan saya"
Leo langsung menatap tajam kakaknya itu.
"Tenang saja, aku akan membayar nya" gumam Levi.
"Saya butuh jaminan yang lebih mengikat, bagaimana kalau menikah dengan putri saya?"
"Maaf Pak saya sudah menikah, saya takut di gorok oleh istri saya" ucap Levi meringis.
"Ah sayang sekali, kalau begitu maaf saya tidak bisa memberi pinjaman ini" Rasyid mengembalikan dokumen tersebut kepada Levi.
Levi terlihat panik "Bagaimana kalau dengan adik saya?" tunjuk Levi pada Leo.
Rasyid melirik pada Leo yang mempunyai aura yang dominan.
"Single?" tanya Rasyid.
"Bukan single lagi tapi perjaka ting-ting, pak" ucap Levi yang langsung di pelototi oleh Leo.
"Baiklah, deal?" Rasyid mengajak Levi bersalaman.
"Deal" Levi menyambut uluran tangan dari Rasyid.
"Dasar kakak sialan, selain menjamin kan perusahaan kau juga menjual ku"
Bugh. Levi mendapat bogeman mentah dari Leo, terlihat sudut bibirnya yang belum sembuh kembali mengeluarkan darah. Leo sudah tidak peduli lagi, ia langsung keluar meninggalkan kantor tersebut.
"Anda baik Pak Levi?" tanya Rasyid membantu Levi berdiri.
"Saya tidak apa-apa, terimakasih"
"Sepertinya adik anda tidak mau"
"Nanti saya bujuk, tolong jangan di batalkan saya sangat membutuhkan pinjaman ini" ucap Levi memohon.
"Baiklah"
Levi berpamitan kepada Rasyid, ia langsung bergegas meninggalkan ruangan.
"Pah ada apa? Shopia dengar suara ribut-ribut dari ruangan papa" ucap Shopia khawatir.
"Tidak ada hanya insiden kecil, kemari lah ada yang ingin papa bicarakan"
Sophia masuk ke ruangan ayahnya, kemudian duduk di atas sofa.
"Silakan pa"
"Begini, papa ingin kamu menikah dengan adik dari rekan bisnis papa"
"Kok tiba-tiba gini, papa belum minum obat"
"Shopia, papa tidak bercanda"
"Ya bagaimana ceritanya pa, aku menikah dengan orang yang tidak aku kenal"
"Kalian akan mengenal setelah kalian menikah"
"Tetapi.. "
"Keputusan papa sudah bulat, dia orang baik" Rasyid membuang pandangannya, ia tidak tega melihat wajah memelas putri nya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments