BAB 3

Levi memarkirkan mobilnya di pekarangan rumah milik mertua nya, hari ini ia ingin menjemput istrinya untuk kembali pulang.

Levi menekan bel rumah, tak lama seorang asisten rumah tangga membukakan pintu.

"Tuan Levi"

"Istri saya ada?"

"Nona Citra ada, tuan"

"Siapa mbak?" seorang wanita cantik muncul dari dalam rumah.

"Ini nona, tuan Levi"

"Sayang" panggil Levi.

"Ayo duduk" Citra terlebih dahulu mendudukkan dirinya di atas sofa.

"Kita pulang ya, aku sudah menyelesaikan semua nya. Tidak ada lagi yang akan mengancam mu gara-gara aku tidak membayar hutang"

"Bener sudah beres?" tanya Citra dengan ketus.

"Bener sayang, kita pulang ya" Levi menggenggam tangan istrinya.

Melihat wajah menyedihkan suaminya, akhirnya Citra luluh untuk pulang ke rumah suaminya.

"Baiklah, tunggu aku akan mengambil barang-barang ku dulu" Citra naik ke lantai atas dimana kamarnya itu berada.

"Levi?" panggil Lita, ibu mertua nya " sudah lama"

"Baru saja ma, saya kesini ingin menjemput Citra" Levi menoleh ke arah ibu mertuanya.

"Bagaimana urusan mu beres?"

"Alhamdulillah beres, ma"

"Maaf mama dan papa tidak bisa membantu, malah kalian yang membantu pengobatan papa" ucap Lita dengan raut sendu.

"Tidak apa-apa ma, do'a kan saja perusahaan ku lancar"

"Amiinn" Lita mengaminkan ucapan menantunya itu

Terlihat Citra menuruni tangga dengan menyeret koper milik nya, kemudian tersenyum tipis ke arah Levi dan mama nya.

"Ma, Citra pamit pulang dulu"

"Kalian hati-hati ya, dan juga kalau ada masalah apapun usahakan bicarakan dengan baik-baik"

"Iya ma" Citra dan Levi bergantian mencium punggung tangan Lita.

*****

Hari ini adalah weekend dimana semua pekerja libur, untuk beristirahat atau sekedar jalan-jalan mengisi kembali energi yang sudah habis dipakai selama seminggu untuk bekerja, saat ini Levi sedang menuju apartemen milik Leo, sengaja ia mengunjungi adiknya itu di hari libur karena di hari biasa Leo sibuk bekerja di perusahaan Wijaya.

Sebenarnya ia sudah menawari untuk bersama-sama mengurus perusahaan, namun adiknya itu menolak dengan dalih ingin mencari pengalaman.

Levi menekan kode apartemen yang sudah ia hapal di luar kepalanya. Saat membuka pintu, aroma makanan langsung menyeruak menusuk hidung.

"Jangan terlalu banyak makan mie, tidak baik untuk kesehatan" ucap Levi menghampiri adiknya itu.

Leo hanya terdiam, ia dengan tenang memakan makanan yang telah ia buat.

Levi mendengus kasar merasa di abaikan.

"Memang lebih baik kamu menikah, supaya ada yang mengurus mu"

"Aku belum ingin menikah"

"Kamu harus menikah, karena aku sudah menyepakati perjanjian dengan pak Rasyid"

Tak.

Leo membanting sumpit milik nya.

Plak.

Levi pun tak ingin kalah, ia menampar wajah Leo.

"Kemarin-kemarin aku terlalu toleran pada mu hingga kau begitu kurang ajar terhadap kakak mu sendiri, ingat kau bisa sukses seperti ini karena aku yang membiayai, karena perusahaan orang tua kita, apa salah nya jika sekarang aku meminta sedikit saja bakti mu untuk membantu perusahaan" sentak Levi.

"Aku sudah punya kekasih" ucap Leo dengan nada dingin.

"Baru kekasih kan bisa putus kapan saja"

"Tidak semudah itu"

"Keputusan ku sudah final, kau harus menikah dengan anak pak Rasyid" Levi membanting pintu apartemen, hingga Leo sampai memejamkan matanya.

"Arrrggghhh" Leo memegang kepalanya.

"Dasar kakak sialan"

Leo melangkah kan kaki nya menuju kamar, kemudian ia membungkus tubuh nya rapat-rapat dengan selimut.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!