Highlander (Syndrome): Release
Chapter 1
Pada pagi hari di akhir pekan, sebuah 'Keluarga Cemara' sedang menghabiskan quality time mereka di halaman belakang mansion mereka.
Di tepian kolam renang tampak sepasang sejoli yang tak lagi muda sedang bermain-main, membuat kecipak air dan suara tawa di antara keduanya.
Maia Cornelia
Stop it, honey! That tickles!
Maia Cornelia
I'm gonna splash you!
Maia Cornelia
Here! Take that! Take that!
Fajar Aditya
Ampun, Ma... Ampun.
Fajar Aditya
Aduh. Airnya masuk ke hidung Papa, nih Ma... Uhuk uhuk
Maia Cornelia
See? That's what you get for messing with me!
Fajar Aditya
Sudah, Ma! Uhuk uhuk... Papa serius, ini... uhuk uhuk
Maia Cornelia
Oh, no, did you choke?
Maia Cornelia
Come get a hug...
Maia Cornelia
I'm sorry, okay?
Fajar Aditya
Kena! Hahaha...
Maia Cornelia
Wait... were you messing with me?!
Fajar Aditya
Sekarang yang cari gara-gara siapa, hayo?
Maia Cornelia
Mercy, hon... Hihihi
Maia Cornelia
That tickles! Okay, okay, stop!
Tanpa mereka sadari, putra mereka sudah ada di sisi lain tepi kolam.
Ia sedang meregangkan kedua tangannya.
Wajahnya begitu urakan, rambutnya berantakan, matanya begitu sipit dan terlihat malas.
Semua itu terlihat karena ia baru saja bangun tidur.
Maia Cornelia
Stop it, honey! Michael's watching!
Fajar Aditya
Eh, kamu sudah bangun, Nak?
Maia Cornelia
Did you have breakfast, sweetheart?
Michael Afandy
[garuk-garuk sambil memejamkan mata]
Maia Cornelia
I'm going inside for a bit.
Fajar Aditya
Bagaimana turnamenmu semalam?
Fajar Aditya
Sepertinya kamu terus saja begadang.
Fajar Aditya
Lihatlah wajahmu itu, sudah semakin mirip panda.
Michael Afandy
Oh ya? Apa ada bulatan hitam di sini?
Fajar Aditya
Ya, kedua matamu itu cekung sekali. Menghitam.
Michael Afandy
Beginilah resiko menjadi pahlawan bangsa.
Fajar Aditya
Hahaha... Apa katamu barusan?
Fajar Aditya
Pahlawan bangsa?
Michael Afandy
Saya ini membawa nama Indonesia di arena global, Pa.
Michael Afandy
Lalu apa namanya kalau bukan pahlawan bangsa?
Fajar Aditya
Ya, ya. Papa harap hasilnya akan sepadan dengan semua yang kamu korbankan itu.
Michael Afandy
Papa tidak perlu khawatir.
Michael Afandy
Saya ini sudah besar, Pa. Saya bisa bertanggung jawab dengan semua yang saya lakukan.
Darmi
Permisi, Tuan, Den Michael...
Darmi
Nyonya mengajak sarapan di dalam.
Michael Afandy
Hem... [mengangguk]
Fajar Aditya
Terima kasih ya, Mbok. Bilang saja sama Maia, sebentar lagi kami akan menyusul.
Michael Afandy
Ah, saya akan sedikit lama ke sananya. Soalnya saya mau cuci muka dulu.
Darmi
Baik, Den, Tuan. Kalau begitu saya permisi dulu.
Michael Afandy
Ah, Mamaa... Mamaa...
Michael Afandy
Bukannya baru saja masuk? Habis berenang, kan? Tapi, tiba-tiba saja sudah mengajak makan.
Fajar Aditya
Begitulah mamamu itu.
Fajar Aditya
Dia sangat perhatian kepada kita, agar kita tak kelaparan.
Fajar Aditya
Oh, ya, katanya kamu sudah besar... Kenapa Papa belum pernah dikenalkan dengan teman perempuanmu?
Michael Afandy
Maksud Papa, pacar?
Michael Afandy
Ada lah. Papa mau tahu saja.
Fajar Aditya
Tentu! Tentu Papa mau tahu!
Fajar Aditya
(っ ͡ ͡º - ͡ ͡º ς)
Fajar Aditya
Papa tidak mau kamu menjalin hubungan dengan perempuan sembarangan.
Michael Afandy
Tenang saja, Pa. Pacarku itu berasal dari keluarga yang setara dengan kita.
Michael Afandy
Kedua orang tuanya itu adalah pengusaha sukses.
Michael Afandy
Ya, itu kan yang Papa maksud?
Michael Afandy
Bukan perempuan sembarangan?
Fajar Aditya
Jadi, hanya kedudukan keluarganya saja yang kamu nilai?
Michael Afandy
Saya tidak paham apa yang Papa maksud.
Fajar Aditya
Kamu mengingatkan Papa pada masa muda dulu.
Fajar Aditya
Ngomong-ngomong, apa Papa pernah cerita soal seorang perempuan muda yang selalu menghantui ingatan Papa?
Michael Afandy
Seorang perempuan muda yang selalu menghantui ingatan Papa?
Michael Afandy
Sepertinya belum, Pa.
Michael Afandy
Siapa dia, Pa? Menghantui yang bagaimana yang Papa maksud?
Fajar Aditya
Dia adalah sosok perempuan ideal bagi Papa. Dia cantik, cerdas, dewasa, dan selalu mewarnai kehidupan SMA Papa.
Fajar Aditya
Tapi, sayangnya...
Michael Afandy
Sayangnya kenapa, Pa?
Fajar Aditya
Sayangnya Papa tidak tahu apakah sosok itu benar-benar nyata, pernah menjadi bagian dari hidup Papa ataukah hanya orang yang sering muncul di dalam alam mimpi saja.
Michael Afandy
Hadeh, Papa... Yang benar saja.
Michael Afandy
( ˵ •̀ □ •́ ˵ ) Eh, tunggu!
Michael Afandy
Dulu Papa kan pernah sakit. Waktu itu Papa terserang gangguan ingatan!
Fajar Aditya
Ya, karena itulah Papa jadi banyak kehilangan teman-teman Papa.
Fajar Aditya
Ditambah lagi ketika Papa sudah pindah ke New York, Papa benar-benar putus kontak dengan semua teman-teman lama Papa.
Fajar Aditya
Nenekmu benar-benar khawatir sehingga sangat protektif pada Papa.
Michael Afandy
Tapi, Pa... Saya jadi penasaran seperti apa perempuan yang selalu menghantui ingatan Papa itu.
Fajar Aditya
Kamu ingin tahu?
Michael Afandy
Ya, Pa. Ceritakan! Ϟ(๑⚈ ․̫ ⚈๑)⋆
Ingin tahu seperti apa sosok perempuan misterius itu?
Yuk, lanjut ke chapter berikutnya.
Jangan lupa beri dukunganmu berupa vote dan kasih jejak di kolom komentar, ya...
𓂃˖˳·˖ ִֶָ ⋆🌷͙⋆ ִֶָ˖·˳˖𓂃 ִֶָ
Comments
Niaaa Ia
Mungkin perempuan itu memang nyata, tapi karena kamu sakit makanya dia cuma samar aja di ingatan kamu
2025-07-29
0
Reza Za
itulah seorang ibu, ia bisa melakukan sesuatu dengan cepat, dan dia sangat perhatian terhadapmu dan papamu
2025-07-29
0
Lindi Ia
jadi penasaran juga. siapa sih perempuan yang selalu menghantui ingatan papa fajar ini
2025-07-29
0