Bella merasa kasihan tidak langsung pergi begitu saja, dia memilih menunggu keluarga korban datang. Saat dia menunggu didepan pintu ruang operasi, beberapa pria berjas hitam datang menghampirinya.
"Siapa kalian?" Bella tampak waspada, takut pria yang dihadapannya orang jahat.
"Saya Rudi keluarga dari yang nona tolong tadi..."
"Oh, akhirnya kalian datang juga. Mereka masih didalam..."
"Terimakasih nona..."
"Apakah saya boleh menunggu sampai mereka keluar?"
"Tentu saja nona..."
Bella hanya memberika senyumnya. Saat Bella kembali duduk di kursinya, Rudi terus memperhatikan Bella yang terus berdoa supaya atasannya selamat.
Setelah dua jam akhirnya dokter keluar dan memberitahu orang yang diselamatkan Bella selamat.
"Bagaimana dokter?" tanya Rudi dengan panik.
"Tuan Philip dan tuan muda Kenny baik-baik saja. Semuanya berjalan lancar..."
"Terimakasih dokter..."
Bella yang mendengar juga tampak lega dan Bella pun langsung memilih pergi karena dia merasa lelah.
Seminggu kemudian
Bella dan kedua sahabatnya tampak sangat senang karena mereka bisa koas dirumah sakit terbesar yang di kota mereka.
"Apakah ada kopi?" tanya Nana yang merasa lelah.
Ketiganya selalu tampak bersama setiap jam istirahat.
"Kalian ini, ini aku belikan untuk kalian..." ucap Bella sambil memberikan kopi untuk kedua sahabatnya.
"Bella memang yang terbaik..." ucap Nana dengan bahagia.
"Oh, ya Bell bagaimana dengan dokter Frans apakah dia mendekati mu lagi?" tanya Angga dengan kepo.
Di hari pertama mereka koas, seorang dokter yang sangat tampan dan ahli bedah jantung langsung menyukai Bella. Dokter Frans dengan terang-terangan ingin mendekati Bella. Tapi Bella tampak biasa saja, tidak ada rasa tertarik pada dokter Frans.
"Hari ini dia memberikan aku 2 tiket nonton, katanya aku boleh mengajak teman ku. So, Nana ku yang cantik aku berikan ini untuk mu...."
Tentu saja Nana langsung melompat berdiri, dan memeluk Bella dengan bahagia
"Ngak usah lebay, Na..." ucap Angga.
"Sttt...Kamu diam aja!" ucap Nana sambil mencium 2 tiket yang diberikan Bella..
"Aku ke toilet dulu, kalian balik keruangan saja duluan!"
"Gomawo, sayang..." ucap Nana sebelum pergi.
"Oke..."
Saat Bella ketoilet, Bella melihat seorang anak kecil yang duduk termenung di bangku yang kosong. Saat mendekati anak laki-laki itu, Bella teringat dengan anak laki-laki yang dia tolong.
"Hai..." Sapa Bella sambil mensejajarkan tubuhnya dengan anak laki-laki itu.
Anak Laki-laki tampak sangat terkejut melihat Bella. Dengan lembut Bella mengelus pipi anak laki-laki itu.
"Akhirnya kita ketemu lagi. Apa kepalanya masih sakit?"
Anak Laki-laki itu tampak diam saja, saat Bella mengelus pipinya, anak laki-laki itu dapat merasakan ketulusan dari Bella.
Drt...Drt..
Bella yang merasakan getaran ponselnya dari bajunya, langsung mengeceknya dan saat melihat nama yang tertera di ponselnya Bella langsung menatap anak laki-laki itu.
"Maaf, saya ada kerjaan. Kamu jangan kemana-mana ya. Nanti kamu tersesat dan semoga kamu cepat pulih ya. Saya sangat senang kamu baik-baik saja..." ucap Bella sebelum pergi.
Saat Bella bangkit berdiri, anak laki-laki itu juga ikut bangkit berdiri dan menarik baju dinas putih Bella. Bella mengernyitkan dahinya menatap anak kecil itu.
"Mama..." ucap anak itu dengan menatap Bella sambil meneteskan air matanya.
"Kamu mau cari mama kamu?" Anak laki-laki itu kembali diam dan langsung memeluk Bella.
Lagi-lagi ponsel Bella terus berdering. Bella yang sangat bingung langsung memutuskan membawa anak laki-laki itu ikut bersamanya. Untuk urusan orang tua anak laki-laki itu, Bella meminta tolong customer service untuk membuat pengumuman ada seorang anak kecil yang lagi mencari ibunya, jika ada orang tua yang kehilangan anak, dia meminta customer service untuk menghubungi nya.
Dokter senior yang membimbing Bella tampak mengernyitkan dahinya saat Bella membawa anak kecil dalam gendongannya.
"Maaf, dok tadi saya ketemu anak ini diluar sendiri, dan anak ini terus mengikuti saya jadi saya bawa dia bersama saya." jelas Bella dengan gugup.
"Anak kecil ini memanggil mama nya terus..." ucap Bella lagi.
"Kamu yakin dia menyebut mama?" Bella langsung mengangguk kepalanya.
"Tapi saat saya tanya kembali tentang mamanya dia hanya diam saja, maka karena itu saya bawa dia bersama saya dan saya juga sudah meminta customer service untuk umumkan bagian customer service untuk anak yang hilang."
Dokter senior yang membimbing Bella langsung mensejajarkan tubuhnya pada anak laki-laki itu dengan tersenyum.
"Kennan, sama siapa kesini?"
"Dokter kenal dengan anak ini?" tanya Bella yang terkejut karena dokter pembimbingnya menyebut nama anak laki-laki itu.
"Kenal, dia anak sahabat saya..."
"Syukurlah..." Bella tampak sangat lega karena ada yang mengenal Kenan.
"Om, akan hubungi papa kamu dulu..." Anak kecil laki-laki yang nama Kennan itu langsung mengelengkan kepalanya dan memeluk erat tangan Bella.
Dokter senior Bella yang bernama Roy tetap mengabari ayahnya Kenan. Setelah mengabari sahabatnya Dokter Roy menatap Bella dengan tersenyum.
"Dok, apa tidak sebaiknya kita hubungi mamanya anak ini? Tadi dia memanggil memanya.." Dokter Roy mengernyitkan keningnya.
"Kamu yakin dia memanggil mamanya?"
"Yakin dok..."
Dokter Roy tampak tidak percaya dengan apa yang dikatakan Bella.
"Mama..." Dokter Roy dan Bella langsung menoleh pada Kenan yang terus menatap Bella dengan tersenyum
Dokter Roy yang tadinya tidak percaya langsung percaya. Dengan bahagia dia langsung mengambil ponselnya untuk bertanya dimana keberadaan sabahatnya itu.
"Kamu jaga dia sebentar saya keluar sebentar..." ucap dokter Roy dengan tergesa-gesa.
Setelah dokter Roy pergi, Bella mengajak Kennan untuk duduk bersamanya. Dengan kelembutan Bella, Bella mengajar Kenan untuk menulis dan menghitung. Bella benar-benar sangat kagum dengan Kennan yang sangat pintar menghitung padahal usianya masih Lima tahun.
"Tante tidak menyangka kamu sangat pintar. Apa benar nama kamu Kennan?" Kemnan mengangguk kepalanya dan dia sangat senang karena Bella memujinya anak yang pintar.
15 menit kemudian, dokter Roy dan seorang pria masuk kedalam dan mereka tampak kaget kedekatan Bella dengan Kenan dan apalagi melihat Kennan tersenyum bahagia.
"Aku tidak berbohongkan?" bisik dokter Roy.
Saat sahabatnya menghubunginya, dokter Roy mengatakan kalau Kennan tampak nyaman dan memanggil Bella dengan sebutan mama.
Ehmm...
Pria itu pura-pura tenggorokannya gatal karena ingin membuat putranya dan Bella sadar kedatangannya. Kennan dan Bella pun langsung menoleh kearah dokter Roy dan pria yang bersama dokter Roy.
Bella yang melihat pria yang disamping dokter Roy langsung bangkit berdiri dan menghampiri pria itu dengan bahagia.
"Wanita ini...." gumam Papanya Kennan saat melihat Bella.
"Tuan, saya senang kalau tuan tampak sehat dan saya tidak menyangka kalau Kennan adalah putra anda. Maaf, saya tidak sempat melihat keadaan tuan dan putra tuan karena kesibukan saya." ucap Bella.
"Kalian sudah pernah bertemu?" dokter Roy tampak terkejut
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments