Putus

"KALIAN MENJIJIKAN!"

Amanda berlari menjauh dari kamar, meninggalkan dua manusia laknat itu, tidak peduli dengan panggilan dari Reno, juga tidak peduli lelaki itu mengejarnya.

"Amanda, tunggu." Reno menarik lengan Amanda, memaksa wanita itu untuk melihat ke arahnya. "Dengarkan aku dulu!"

"Aku tidak mau dengar kalimat apapun yang keluar dari mulutmu!" tolak Amanda. "Sekarang lebih baik kamu lepaskan tanganku. Kembali saja kamu pada Jolie! Kita putus!"

Amanda memberontak, mencoba melepaskan diri dari Reno, tetapi gagal. Tenaga pria itu lebih kuat.

"Apa? Putus?" Reno menarik lengan Amanda lebih kuat lagi, hingga tubuh Amanda berada dekat dengan dadanya yang telanjang. "Kamu tidak bisa melakukannya!"

"Kenapa tidak?" Amanda menatap Reno dengan tatapan menantang. "Apa kamu pikir setelah aku tahu tentang kamu dan Jolie, melihat apa yang kalian lakukan, aku akan tetap mempertahankan hubungan ini?" Amanda menjeda ucapannya beberapa saat. "Jangan bermimpi!"

"Jika kamu memutuskan hubungan kita, kamu akan kehilangan pekerjaanmu!" ujar Reno, kalimatnya mengandung ancaman.

"Kamu pikir aku tidak bisa mendapatkan pekerjaan lain, hah?" balas Amanda. "Aku tetap ingin putus darimu. Aku tidak sudi bersama laki-laki kotor sepertimu!"

DUG

"Aaa!" Reno memekik saat Amanda menendang pangkal pahanya menggunakan lutut, membuat cengkraman tangannya di lengan Amanda terlepas.

Amanda menggunakan kesempatan itu untuk lari. Ia lebih dulu mengambil selop dan juga tasnya, lantas berlari keluar dari apartemen itu.

"Amanda, tunggu!" Reno ingin mengejar Amanda, tetapi rasa nyeri di pangkal pahanya membuat Reno kesulitan untuk melangkah. "Aaa, sial!" umpat Reno sambil memegangi pangkal pahanya.

"Sudahlah, Pak Reno. Amanda sudah tidak mau sama Bapak ngapain dikejar."

Reno menoleh ke asal suara, terlihat Jolie sedang berjalan menuruni anak tangga sembari mengikat tali kimono tidurnya. Pandangan Reno tidak lepas dari tubuh seksi Jolie, hingga perempuan itu sampai di hadapannya.

"Masih ada saya, Pak Reno." Jolie merangkul leher Reno dengan tatapan menggoda. "Saya akan puasin Bapak lebih dari biasanya. Kalau perlu setiap hari dan selamanya."

"Ck!" Reno menyingkirkan tangan tangan Jolie dari lehernya, berjalan melewati wanita itu begitu saja. Pria itu berjalan ke meja mini bar, menuang wine mahal ke gelas crystal berkaki, lantas menghabiskannya dalam sekali tenggak. "Aku tidak menyukaimu."

"Lalu apa Anda menyukai Amanda?" tanya Jolie.

Reno tidak menjawabnya membuat Jolie menyunggingkan senyuman sinis. "Jika Anda menyukai Amanda, tidak mungkin Anda berselingkuh dengan saya."

"Saya cuma butuh tubuh kamu," ujar Reno. "Jadi jangan berharap lebih dariku."

Wajah Jolie berubah masam, kesal lantaran perkataan Reno, tetapi wanita itu tidak menyerah untuk mendapatkan hati sang bos. Jolie memutar isi kepalanya, mencari cara untuk tetap bisa bersama Reno. Matanya tidak sengaja menemukan kue tart di atas meja, mungkin Amanda yang membawanya.

Saat Reno sibuk dengan minumannya, Jolie berjalan ke tempat di mana kue tart itu berada.

"Jadi hari ini ulang tahun pak Reno," batin Jolie.

Senyuman licik membingkai di wajah Jolie. Melihat kue itu membuat Jolie memiliki ide untuk tetap bersama Reno. Dengan hati-hati Jolie mengangkat kue itu dengan kedua tangannya, berjalan ke tempat Reno berada sembari menyanyikan lagu selamat ulang tahun.

Reno yang mendengar itu menoleh ke asal suara, berdecak kesal melihat apa yang tengah dilakukan oleh Jolie.

"Selamat ulang tahun, Pak Reno." Jolie menyodorkan kue ulang tahun ke dekat Reno.

Reno mendengkus melihat kue itu, dia tahu Amanda pasti yang membawanya. "Singkirkan kue itu!"

"Tidak ingin merayakan ulang tahun Anda, Pak Reno?" tanya Jolie dengan suaranya yang dibuat manja.

"Hanya anak kecil yang merayakan ulang tahun." Reno tersenyum sinis mengingat setiap tahun ia dipaksa untuk merayakan ulang tahun oleh Amanda. "Dia selalu memaksaku untuk melakukan hal itu." Reno kembali menenggak minumannya.

Jolie tersenyum sinis sebelum meletakan kue di tangannya ke atas meja mini bar. Setelahnya Jolie duduk di kursi berharap langsung dengan Reno, menyilangkan kaki, memperlihatkan pahanya.

"Ck, sayang sekali. Padahal kue ini rasanya sangat nikmat." Jolie mencolek kue rasa cokelat itu dengan jari telunjuknya, memasukkannya ke mulut lantas menjilati jari telunjuknya, menghabiskan sisa kue yang menempel di jarinya. Jolie sengaja melakukan itu untuk mengoda Reno. "Ayo kita rayakan ulang tahun dengan cara yang berbeda."

"Dengan cara apa?" tanya Reno dengan kening yang mengerut.

Jolie turun dari kursi, berdiri di hadapan Reno, lalu menarik tangan pria itu, mengarahkan ke salah satu gundukkan yang ada di dadanya, meminta pria itu untuk memijatnya.

Jolie, menengadah sembari memejamkan mata, mengigit bibir bawahnya, menikmati apa yang tengah dilakukan oleh Reno. Ketika Reno berhenti, Jolie melihat ke arah Reno dengan tatapan nakal.

"Kita main lagi, saya yang ambil kendali," ucap Jolie dengan suaranya yang serak tapi menggoda.

Reno tersenyum sinis lantas berdiri, menekan pinggang Jolie hingga membuat tubuh mereka saling menempel. Pria itu memejamkan menikmati saat dua gundukkan besar di dada Jolie menempel di tubuhnya.

"Ayo, aku akan bayar lebih untuk ini."

Sementara itu, Amanda berjalan sambil menangis, tidak peduli dengan tatapan orang yang melihatnya. Hatinya sudah terlalu sakit, tidak ingin menambah rasa sakitnya dengan memikirkan pandangan buruk mengenai dirinya lagi.

"Dasar pria berengsek! Seenaknya saja dia, sudah ketahuan tidur dengan perempuan lain masih bisa menyalahkan aku," gerutu Amanda tanpa berhenti melangkah.

Entah sudah berapa jauh Amanda berjalan, sadar ketika kakinya mulai terasa pegal. Amanda melihat sekeliling, merasa asing dengan tempat itu.

TIN TIN TIN

Amanda terjengit lantaran suara klakson mobil yang begitu keras. Perempuan itu menoleh, melihat mobil mewah berwarna hitam berada di belakangnya.

TIN TIN TIN

Mobil itu kembali membunyikan klakson, Amanda pun bergeser, memberikan jalan untuk mobil itu. Mobil itu berjalan melewati dirinya, mata Amanda masih terus saja memandangi mobil itu.

"Amanda."

Amanda terperanjat saat ada yang memanggil namanya. Ia mencari sumber suara, tidak jauh dari tempatnya berdiri, seorang wanita sedang berjalan ke arahnya.

"Benar, ternyata itu kamu."

"Li-sa," ucap Amanda, melotot dan memerhatikan perempuan di hadapannya dari atas hingga bawah, lalu dari bawah hingga atas. Amanda terperangah melihat penampilan baru teman sekolahnya dulu.

"Ya, ini aku," balas Lisa. "Jangan melihatku seperti itu dong. Aku bukan musuhmu."

"Iya, maaf. Aku terkejut tadi" Amanda menggaruk pelipisnya yang tidak terasa gatal. "Sudah lama tidak bertemu, penampilanmu juga sudah berubah, aku pangling," ujar Amanda dibalas kekehan oleh Lisa.

"Sedang apa kamu di sini?" tanya Lisa.

"Itu aku ...?" Amanda menggaruk kepalanya yang tidak terasa gatal, bingung mau bicara apa.

"Tunggu. Kamu ...." Lisa menyentuh dagu Amanda, memerhatikan wajah teman sekolahnya dulu. "Kamu habis nangis?"

"Eh, enggak kok." Amanda menyingkirkan tangan Lisa dari wajahnya lantas melihat ke arah lain.

"Enggak, enggak. Enggak salah iya," ujar Lisa dibalas cibiran oleh Amanda. "Udah ayo ikut, kita ngobrol di dalam saja." Lisa menarik tangan Amanda, tidak peduli teman semasa sekolah itu menolak untuk ikut.

Terpopuler

Comments

Rahma Inayah

Rahma Inayah

amanda sdh spt org GK waras untung ktm teman apa teman nya ni yg akan ngajak dia dugem dan mnm sampe teler

2025-06-26

1

Isabela Devi

Isabela Devi

untuk ketemu teman sekolah

2025-05-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!