Restoran rooftop minimalis di daerah Senopati. Lampu-lampu temaram menyala hangat. Elara duduk di meja dekat kaca, menunggu seseorang yang belum pernah ia sangka akan ia temui lagi—Kevin, mantan kekasihnya selama dua tahun. Hubungan yang selesai... tanpa pertengkaran, tapi juga tanpa arah.
Kevin datang. Masih rapi, charming dan terlalu percaya diri. Ia menarik kursi dan tersenyum hangat.
Kevin Faried
Elara Nadhira, masih secantik yang terakhir gue liat.
Elara Nadhira
Dan lo masih suka buka obrolan kaya seles asuransi.
//Tersenyum sopan.
Kevin Faried
Nggak berubah ya?
Kevin Faried
Jadi apa kabar?
Elara Nadhira
Baik, sibuk lo?
Kevin Faried
Lagi bantu bisnis keluarga, tapi itu bukan alesan gue ngajak ketemu lo.
Elara terdiam, ia meneguk air mineral. Kevin menyandarkan diri di kursi, lalu menatap Elara dalam.
Kevin Faried
Gue tau waktu itu gue yang minta jeda, tapi jujur ngga ada yang sepadan sama lo setelah itu.
Elara Nadhira
//Terdiam.
Elara Nadhira
Gue nggak nunggu lo Kev, gue lanjutin hidup.
//Berbicara pelan.
Kevin Faried
Gue juga, tapi sekarang.... gue pengen balik.
Elara tertawa kecil, namun tidak dengan nada bahagia.
Elara Nadhira
Lo tau? ada satu orang yang pergi tanpa pamit, dan sekarang balik.
Elara Nadhira
Terus lo datang juga dengan kalimat yang sama?
//terkekeh.
Kevin Faried
Maksud lo?
//Bingung.
Elara Nadhira
Intinya.... kalian semua dateng pas hidup gue lagi tenang - tenang nya
Kevin terlihat kecewa, namun tidak marah.
Kevin Faried
Gue ngga minta lo jawab sekarang, tapi gue nggak pergi lagi Ra, gue serius.
------------------------
Elara pulang, naik ojek online. Di jalan notifikasi masuk :
"Tadi lewat taman Jambu, masih sama kaya dulu. Lo masih ingat bangku kayu itu?"
"Gue pengen lo duduk di sana lagi, tapi kali ini nggak sendiri."
Dan tiba-tiba... hatiku berisik lagi. Bukan karena siapa yang datang duluan. Tapi karena siapa yang bikin aku takut kehilangan—kedua kalinya.
- Elara Nadhira
Comments