Siang harinya...
Dev sekeluarga sudah berkumpul di teras rumah mereka dengan beberapa barang yang akan mereka bawa.
Mereka sedang menunggu mobil pak Rama datang,karena setiap ke kota,mobil pak Rama,akan melewati rumah,Yumna.
Setelah menunggu beberapa menit,mobil pak Rama pun datang,dan berhenti tepat di depan pagar kayu rumah,Yumna.
"Dev...maaf yaa,tiba-tiba,Sinta dan ibunya ingin ikut ke kota,jalan-jalan."
"Gak papa kan,kalo kalian di belakang saja?"tanya Pak Rama.
Dev menoleh sejenak ke arah istrinya dan juga,Andia.
Keduanya bersama-sama mengangguk,tanda bahwa mereka pun tidak keberatan.
"Iya,gak papa,Pak Rama,bisa menumpang di mobil,Pak Rama saja sudah alhamdulillah,"jawab,Dev.
Dev membantu,Andia terlebih dahulu untuk naik ke atas mobil pickup milik pak Rama,setelah itu,barulah ia membantu istrinya naik.
Ketiganya duduk bersama di bagian belakang mobil pickup,bersama dengan beberapa kotak fiber berisi ikan segar dan juga beberapa karung sayuran segar milik,pak Rama.
Andia sama sekali tidak merasa risih atau malu,karena dirinya duduk di bagian belakang mobil bersama kedua orang tuanya.
Ketiganya duduk dengan santai di bagian belakang mobil,sambil bercerita dan juga bersenda gurau.
Jarak tempuh dari desa mereka ke pusat kota,hanya berkisar kurang lebih 2 sampai 3 jam saja,tergantung dari keadaan lalu lintas yang mereka lewati,dan juga kecepatan laju mobil yang mereka tumpangi.
"Ayah,Ibu,gak langsung pulang ke desa,kan?"tanya,Andia.
"Aku takut,Yah,"ucap,Andia lagi.
"Andia,takut apa,Nak?"Dev bertanya,sambil membelai kepala putrinya.
"Ini kan pertama kali,Andia jauh dari,Ayah dan juga,Ibu,pasti rasanya akan sangat berbeda,Andia pasti kesepian."
"Apa,Ayah dan Ibu gak bisa ikut,Andia pindah ke kota?"tanya Andia.
"Tapi pekerjaan,Ayah ada di desa,Nak."
"Kalo kita bertiga hidup di kota,pasti biayanya akan sangat mahal."
"Sementara di desa,untuk sayuran kita bisa ambil dari hasil kebun di belakang rumah,dan untuk ikan,Ayah selalu dapat jatah selesai bekerja di pelelangan."
"Andia bisa kerja sambil kuliah,Yah,"timpal,Andia.
"Gak,kamu gak boleh kerja,itu tugas,Ayah,sebagai kepala keluarga,kamu cukup fokus sama impian kamu,"ucap,Dev.
"Ayah masih sanggup bekerja untuk kalian berdua."Dev menatap bergantian,Andia dan juga,Yumna.
"Percaya sama,Ayah dan juga,Ibu,yaa,Nak,akan ada saatnya kamu pun akan berusaha dan berjuang sendiri nantinya."
"Hidup di kota,tidak sama seperti di desa,Nak,jangan percaya dengan siapapun selain,Ayah dan juga,Ibu."
"Apalagi jika mereka mengiming-imingi pekerjaan dengan gaji yang besar,kami masih mampu untuk membiayai segala keperluan kamu,selama kuliah di kota,"ucap,Yumna.
Andia menatap haru,kedua orang tuanya,bergantian,Andia pun merangkul sang ayah dan juga ibunya,ketiganya saling berpelukan.
Tidak terasa,mereka sudah menempuh perjalanan selama 2 jam lebih,karena rute Dev lebih dulu,pak Rama pun menurunkan,Dev sekeluarga terlebih dahulu.
Dev tertegun melihat keadaan kota yang sudah lama ia tinggalkan,ia merasakan debaran yang aneh di hatinya.
Tiba-tiba saja,terbesit di hatinya,ingin melihat keadaan kedua orang tuanya dan juga kakek serta neneknya.
Dulu...Dev pergi dari rumah,karena rasa emosinya terhadap sang nenek dan juga ibunya.
Dev menggeleng-gelengkan kepalanya,berusaha menghalau apa yang ada di dalam kepalanya,Dev berusaha memfokuskan dirinya lagi,hanya untuk keluarga kecilnya.
Yumna yang melihat tingkah suaminya pun langsung membelai lembut sisi pundak,Dev.
Dev,menoleh sejenak ke arah,Yumna,dan memberikan senyuman terbaiknya.
Dev sangat menyukai kepekaan yang,Yumna,miliki.
"Yah...kita mau kemana?"tanya,Andia.
"Kita cari kontrakan,alamatnya sudah benar di sini,ayo kita jalan lagi."Dev melihat secarik kertas yang berisikan alamat.
"Kontrakannya gak jauh dari kampus kamu,jadi nanti kamu bisa jalan kaki ke kampus,Nak."
"Ayah tanya sama,pak Burhan,si Mirna juga ngontrak di tempat yang sama dengan kamu."
"Berarti,Ayah tau dari pak Burhan soal kontrakannya?"tanya,Andia.
"Iya,,,Ayah percaya,Mirna bisa bantu untuk memperhatikan kamu dan juga menjaga kamu,selama kamu di kota."
"Kalian harus saling menjaga dan memperhatikan satu sama lain yaa,"ucap,Dev.
Andia mengangguk dan tersenyum,menanggapi ucapan ayahnya,sembari ia terus melihat ke kanan dan juga ke kiri,memperhatikan keadaan di sekitarnya.
Ada rasa khawatir di dalam hati,Andia,ia takut jika nanti dirinya akan mengecewakan kedua orang tuanya,ia khawatir apakah dirinya akan mampu berjuang dan menyelesaikan pendidikannya seorang diri tinggal di kota,tempat baru yang sama sekali belum ia ketahui bagaimana seluk beluknya.
Setelah berjalan beberapa meter,Dev pun akhirnya menemukan alamat rumah kontrakan yang di tuliskan oleh pak Burhan,untuknya.
Sebelum masuk ke dalam halaman rumah kontrakan,Dev memperhatikan keadaan sekitarnya,Dev melihat,bangunan yang ada di depannya,lebih cocok jika di katakan Kos dari pada kontrakan,karena terdiri dari beberapa petak.
"Lokasinya strategis,Mas,ini pasti mahal perbulannya,apalagi letaknya di pinggir jalan kaya gini,aksesnya mudah ke mana-mana,"ucap,Yumna.
"Mas udah tanya sama pak Burhan,Sayang...uang yang terkumpul,cukup untuk membayar sewanya sampai 6 bulan ke depan."
"Ayo,masuk."Dev merangkul pundak istri dan juga anaknya,menuntun agar kembali berjalan masuk ke dalam area rumah kontrakan tersebut.
Dev membuka pagar tinggi yang menutupi beberapa petak rumah kontrakan yang ada di dalamnya.
Ketiganya pun masuk bersama-sama,setelah itu,Dev kembali menutup pintu pagarnya.
Sementara itu,pemilik rumah kontrakan tersebut,yang sudah di beritahu oleh pak Burhan,dan melihat dari CCTV kedatangan,Dev sekeluarga,ia langsung keluar dari dalam rumah pribadinya sendiri.
Ia menghampiri,Dev sekeluarga.
"Selamat sore,Pak Dev yaa."Ucap,Pak Setyo,sembari mengulurkan tangannya,mengajak,Dev berjabat tangan.
"Iya,Pak,benar,saya,Dev."Dev menerima uluran tangan,Pak Setyo,keduanya pun berjabat tangan.
Sementara,Yumna dan juga,Andia hanya tersenyum saja.
"Mari,biar saya antarkan melihat ke unit kos yang kosong."Pak Setyo mempersilahkan,Dev sekeluarga untuk berjalan ke arah unit kos yang akan di tempati oleh,Andia.
Mereka berjalan melewati beberapa pintu,unit kos milik,Andia berada di paling ujung,karena hanya unit tersebut yang tersisa.
Dev sekeluarga sabar,menunggu pak Setyo yang sedang membuka pintu,unit kos tersebut.
"Silahkan,masuk,"ucap,Pak Setyo.
Andia tertegun melihat keadaan di dalam kos yang akan ia tempati.
Ia berfikir,dirinya akan tinggal di tempat yang sangat sederhana,ia berfikir,tempat tinggalnya selama di kota,hanya sepetak ruangan dengan kasur lantai dan juga bantal.
Tapi ternyata,Andia salah,kedua orang tuanya memberikan tempat tinggal yang terbaik dan juga sangat nyaman untuknya.
Andia melambatkan langkahnya,ia menghapus butiran bening yang berhasil lolos di salah satu sudut matanya.
"Mas...ini pasti mahal banget."Yumna berbisik di telinga,Dev.
"Bagaimana,Nak Andia,suka dengan kos,bapak?"tanya Pak Setyo.
Andia hanya mengangguk pelan dan tersenyum.
"Alhamdulillah,,,kami hanya tinggal mengisi beberapa peralatan yang belum tersedia di sini yaa,Pak Setyo,"timpal,Dev.
"Benar,Pak Dev,untuk kasur,kompor,kulkas dan juga lemari,kami sudah menyediakan nya di semua unit kos milik kami,memang bukan yang mahal,tapi insyaaAlloh semuanya masih berfungsi dengan baik,"ucap,Pak Setyo.
"Kasurnya pun hanya berbahan busa,Pak Dev,lemari pun hanya lemari plastik,"ucap,Pak Setyo lagi.
"Seperti itu saja,sudah alhamdulillah,Pak Setyo,apalagi harga perbulannya di sini masih relatif terjangkau,"timpal,Dev.
"Iya,saya dan juga istri sepakat untuk memberikan kemudahan bagi siapa saja yang ingin tinggal di kos ini."
"Dulu,saya dan juga istri pun pernah mengalami yang namanya berjuang bersama-sama sampai bisa memiliki usaha ini,Pak Dev."
"Kami mengingat setiap perjuangan itu,makannya ketika kami di berikan amanah oleh,Allah,kami bisa memiliki usaha ini,kami meniatkan memberikan banyak kemudahan untuk setiap yang tinggal di unit kos kami,seperti biaya sewa yang kami sesuaikan dengan standart gaji karyawan restauran,dan sebagainya."
Dev tersenyum manis,menanggapi ucapan,Pak Setyo,ternyata masih ada orang di kota ini,yang memiliki hati yang baik,seperti,Pak Setyo.
Karena biasanya seseorang yang tinggal di kota,apalagi pelaku usaha,mereka hanya memikirkan keuntungan untuk diri mereka sendiri...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments