Penggemar berat Luna
Di suatu pesta, seorang laki-laki nampak memecahkan gelas
Karena, baru saja mendengar berita yang membuat dirinya syok berat.
Berjalan gontai keluar dari ruangan
Mengabaikan semua suara-suara yang memanggil namanya.
Ia berjalan, tanpa tahu arah.
Dan, berakhir di depan rumah duka, yang saat itu sedang ramai pelayat.
Ia duduk di sebuah bangku, di sudut.
Mengambil kartu namanya dari dompet.
Tertulis nama dan jabatannya di situ.
Unknown
Nggak ada gunanya semua ini!
Unknown
Aku benci hidupku!
Dia merobek kartu namanya, dan membuangnya begitu saja.
Lalu, mengepalkan tangannya.
Terdengar isakan berat darinya
Dia berusaha menahan air matanya.
Sampai, dadanya terasa sesak
Di detik selanjutnya, Luna dengan pakaian serba hitam, keluar dari rumah duka, dengan mata sembab.
Tak sengaja, melihat laki-laki itu duduk.
Luna Narissa
(Duduk di bangku)
Luna Narissa
Hidup memang seperti itu.
Luna Narissa
Seolah tak adil pada beberapa manusia.
Luna Narissa
Aku pun merasakan ketidak adilan itu.
Luna Narissa
Hari ini.. aku mendengar pengakuan dari kekasihku, jika ia menghamili sahabatnya..
Luna Narissa
Lalu, aku di pecat dari pekerjaanku tanpa alasan yang jelas.
Luna Narissa
Dan.. Ibuku yang sudah sakit parah di Rumah Sakit, meninggal tadi sore.
Luna Narissa
Menyedihkan, kan?
Luna Narissa
Kalau, kamu kenapa?
Luna Narissa
Ada anggota keluargamu yang meninggal?
Luna Narissa
Nggak apa-apa, kalau kamu nggak mau cerita..
Luna Narissa
Tapi.. Jangan tahan kesedihanmu.
Luna Narissa
Juga boleh menangis..
Luna Narissa
Boleh bersedih..
Luna Narissa
Laki-laki juga manusia yang punya perasaan, kan?
Luna Narissa
Jadi.. Luapkan kesedihanmu..
Luna Narissa
Jadilah seperti orang lain, untuk sehari saja..
Mendengar itu, tangis laki-laki tersebut pecah.
Luna menepuk berulang punggung laki-laki tersebut.
Luna Narissa
Setidaknya.. Kamu nggak menangis sendirian..
Luna Narissa
Ada aku yang ikut menangis bersamamu..
Setelah tangisan yang cukup panjang, keduanya kini agak tenang.
Luna Narissa
Sudah cukup tenang?
Luna Narissa
Siapa namamu?
Luna Narissa
Emm, kamu nggak mau ngomong sama aku?
Luna Narissa
(Mengangguk pelan)
Luna tidak sengaja melihat kartu nama yang sudah di buang sebelumnya.
Luna Narissa
Oh.. Apa itu?
Luna Narissa
(Mengambil sobekan kartu nama)
Luna Narissa
Namamu Al siapa?
Luna Narissa
(Tersenyum kecil)
Luna Narissa
Ah, jadi itu namamu?
Luna Narissa
Senang berkenalan denganmu, Alan..
Luna Narissa
Kamu kelihatan lelah sekali..
Luna Narissa
Tunggu di sini, aku ambilkan minum..
Luna berjalan masuk ke rumah duka, dan tak lama kemudian kembali dengan membawa sebotol air.
Tapi, Alan tak ada di sana.
Luna Narissa
(Menatap Alan)
Luna Narissa
(Berkacak pinggang)
Luna Narissa
Untung saja, kekasihmu hanya 2.
Luna Narissa
Bayangkan, kalau banyak..
Luna Narissa
Bisa babak belur wajahmu.
Pipi kanan Alan lebam karena pukulan Karina.
Sementara, yang kiri merah karena tamparan Cindy.
Alan
Mereka bukan kekasihku..
Luna Narissa
Kenapa aku harus percaya padamu?
Luna Narissa
Dia kekasihmu atau bukan..
Luna Narissa
Aku nggak peduli.
Luna Narissa
Kita baru saja bertemu..
Luna Narissa
Sejak tadi, kamu belum menjelaskan padaku..
Luna Narissa
Bagaimana, kamu bisa tahu namaku?
Luna Narissa
4 tahun yang lalu.. Apa kita memang pernah bertemu?
Hans
Tuan Alan.. Rapatnya sudah di mulai dan sejak tadi ponsel saya berdering..
Hans
Pak Ketua.. Bisa membunuh saya nanti..
Luna Narissa
[Dia akan di bunuh? Jadi.. Dia dia bukan ketuanya? Masih ada yang lebih berkuasa darinya]
Alan
Iya.. Tunggu sebentar..
Alan
Luna, sepertinya.. Aku nggak bisa jelaskan sekarang..
Alan
Besok, aku akan menjemputmu di depan rumah.
Alan
Rapat ini.. Aku harus datang..
Alan
Kalau nggak, aku akan habis di tangan mereka..
Luna Narissa
(Mengernyitkan dahi)
Luna Narissa
Ce-cepat pergi!
Luna Narissa
Jangan sampai terlambat..
Luna Narissa
Paman.. Kamu bisa ngebut, kan?
Hans
Tapi, itu akan melanggar lalu lintas..
Luna Narissa
Ah, terlalu banyak penjelasan..
Luna Narissa
Kemarikan kunci mobilnya..
Luna Narissa
Aku mantan supir bis..
Luna Narissa
Aku bisa mengemudi dengan cepat..
Alan dan Hans saling menatap.
Luna Narissa
Kenapa diam saja?
Luna Narissa
Berikan kunci mobilnya!
Luna Narissa
Kalian akan habis nanti!
Benar-benar hari yang aneh bagi Luna, tiba-tiba saja ada yang seorang laki-laki yang mengenalnya.
Tiba-tiba saja, dia dijambak oleh kekasih laki-laki tersebut.
Dan, tiba-tiba saja, dia sekarang menjadi supir dari laki-laki itu.
Luna Narissa
(Menatap gedung perusahaan Alan)
Luna Narissa
Ini.. Kantor kalian?
Alan
Sekarang, kamu tahu, kan? Siapa aku?
Luna Narissa
Baru pertama kalinya, aku lihat gedung ini..
Alan
Kamu.. nggak pernah lewat jalanan ini?
Luna Narissa
(Menggelengkan kepala)
Hans yang duduk di belakang, segera keluar dan membuka pintu untuk Alan, yang duduk di sebelah Luna.
Luna Narissa
(Turun dari mobil)
Luna Narissa
(Memberikan kunci pada Hans)
Luna Narissa
Kalian nggak terlambat?
Hans
Iya.. Tapi, perut saya rasanya sangat mual.
Alan
Hei, Luna cukup pintar menyetirnya tadi..
Luna Narissa
Kalau begitu, aku pergi dulu..
Luna Narissa
(Berjalan pergi)
Luna Narissa
(Berbalik badan)
Luna Narissa
Ada apa lagi?
Luna Narissa
Cepat masuk..
Luna Narissa
Katamu, ini rapat penting..
Alan
Tapi, aku ingin menanyakan satu hal padamu..
Alan
Emm, kalau bertanya.. Kamu mau jadi pacarku.. Apa terlalu cepat?
Luna Narissa
(Mengernyitkan dahi)
Alan
Ah, iya.. Terlalu cepat
Luna Narissa
(Berdeham kesal)
Alan
Kalau begitu, kamu mau jadi temanku?
Luna Narissa
(Menatap tangan Alan)
Luna Narissa
[Berteman dengan mafia? Apa.. Aku nggak dalam bahaya?]
Luna Narissa
Aku.. Nggak..
Luna Narissa
[Tapi, tunggu.. Kalau aku tolak.. Bukankah itu lebih bahaya?]
Luna Narissa
(Menjabat tangan Alan)
Luna Narissa
Aku nggak akan menolak ajakan itu..
Comments