Penggemar berat Luna

4 Tahun Yang Lalu
Di suatu pesta, seorang laki-laki nampak memecahkan gelas
Karena, baru saja mendengar berita yang membuat dirinya syok berat.
Ia mengendurkan dasi.
Berjalan gontai keluar dari ruangan
Mengabaikan semua suara-suara yang memanggil namanya.
Napasnya terasa berat.
Ia berjalan, tanpa tahu arah.
Dan, berakhir di depan rumah duka, yang saat itu sedang ramai pelayat.
Ia duduk di sebuah bangku, di sudut.
Menunduk.
Mengambil kartu namanya dari dompet.
Tertulis nama dan jabatannya di situ.
Unknown
Unknown
Nggak ada gunanya semua ini!
Unknown
Unknown
Aku benci hidupku!
Dia merobek kartu namanya, dan membuangnya begitu saja.
Lalu, mengepalkan tangannya.
Terdengar isakan berat darinya
Dia berusaha menahan air matanya.
Sampai, dadanya terasa sesak
Di detik selanjutnya, Luna dengan pakaian serba hitam, keluar dari rumah duka, dengan mata sembab.
Tak sengaja, melihat laki-laki itu duduk.
Luna Narissa
Luna Narissa
(Duduk di bangku)
Luna Narissa
Luna Narissa
Berat, ya?
Luna Narissa
Luna Narissa
Hidup memang seperti itu.
Luna Narissa
Luna Narissa
Seolah tak adil pada beberapa manusia.
Luna Narissa
Luna Narissa
Aku pun merasakan ketidak adilan itu.
Luna Narissa
Luna Narissa
Hari ini.. aku mendengar pengakuan dari kekasihku, jika ia menghamili sahabatnya..
Luna Narissa
Luna Narissa
Lalu, aku di pecat dari pekerjaanku tanpa alasan yang jelas.
Luna Narissa
Luna Narissa
Dan.. Ibuku yang sudah sakit parah di Rumah Sakit, meninggal tadi sore.
Luna Narissa
Luna Narissa
(Terkekeh)
Luna Narissa
Luna Narissa
Menyedihkan, kan?
Luna Narissa
Luna Narissa
Kalau, kamu kenapa?
Luna Narissa
Luna Narissa
Ada anggota keluargamu yang meninggal?
Unknown
Unknown
...
Luna Narissa
Luna Narissa
Nggak apa-apa, kalau kamu nggak mau cerita..
Luna Narissa
Luna Narissa
Tapi.. Jangan tahan kesedihanmu.
Luna Narissa
Luna Narissa
Laki-laki..
Luna Narissa
Luna Narissa
Juga boleh menangis..
Luna Narissa
Luna Narissa
Boleh bersedih..
Luna Narissa
Luna Narissa
Laki-laki juga manusia yang punya perasaan, kan?
Luna Narissa
Luna Narissa
Jadi.. Luapkan kesedihanmu..
Luna Narissa
Luna Narissa
Jadilah seperti orang lain, untuk sehari saja..
Mendengar itu, tangis laki-laki tersebut pecah.
Menangis sejadi-jadinya.
Luna menepuk berulang punggung laki-laki tersebut.
Luna Narissa
Luna Narissa
(Menangis)
Luna Narissa
Luna Narissa
Setidaknya.. Kamu nggak menangis sendirian..
Luna Narissa
Luna Narissa
Ada aku yang ikut menangis bersamamu..
Setelah tangisan yang cukup panjang, keduanya kini agak tenang.
Luna Narissa
Luna Narissa
Sudah cukup tenang?
Unknown
Unknown
(Mengangguk)
Luna Narissa
Luna Narissa
Siapa namamu?
Unknown
Unknown
...
Luna Narissa
Luna Narissa
Emm, kamu nggak mau ngomong sama aku?
Luna Narissa
Luna Narissa
(Mengangguk pelan)
Luna tidak sengaja melihat kartu nama yang sudah di buang sebelumnya.
Luna Narissa
Luna Narissa
Oh.. Apa itu?
Luna Narissa
Luna Narissa
(Mengambil sobekan kartu nama)
Luna Narissa
Luna Narissa
Al...
Luna Narissa
Luna Narissa
Siapa?
Luna Narissa
Luna Narissa
Namamu Al siapa?
Luna Narissa
Luna Narissa
Alan?
Alan
Alan
(Menatap Luna)
Luna Narissa
Luna Narissa
(Tersenyum kecil)
Luna Narissa
Luna Narissa
Ah, jadi itu namamu?
Luna Narissa
Luna Narissa
Senang berkenalan denganmu, Alan..
Alan
Alan
(Mengernyitkan dahi)
Luna Narissa
Luna Narissa
Kamu kelihatan lelah sekali..
Luna Narissa
Luna Narissa
Tunggu di sini, aku ambilkan minum..
Luna berjalan masuk ke rumah duka, dan tak lama kemudian kembali dengan membawa sebotol air.
Tapi, Alan tak ada di sana.
.
Masa Kini
Luna Narissa
Luna Narissa
(Menatap Alan)
Luna Narissa
Luna Narissa
(Berkacak pinggang)
Luna Narissa
Luna Narissa
Untung saja, kekasihmu hanya 2.
Luna Narissa
Luna Narissa
Bayangkan, kalau banyak..
Luna Narissa
Luna Narissa
Bisa babak belur wajahmu.
Pipi kanan Alan lebam karena pukulan Karina.
Sementara, yang kiri merah karena tamparan Cindy.
Alan
Alan
Luna.. Sungguh..
Alan
Alan
Mereka bukan kekasihku..
Alan
Alan
Percaya padaku.
Luna Narissa
Luna Narissa
(Mendengus)
Luna Narissa
Luna Narissa
Kenapa aku harus percaya padamu?
Luna Narissa
Luna Narissa
Dia kekasihmu atau bukan..
Luna Narissa
Luna Narissa
Aku nggak peduli.
Luna Narissa
Luna Narissa
Kita baru saja bertemu..
Luna Narissa
Luna Narissa
Dan, juga..
Luna Narissa
Luna Narissa
Sejak tadi, kamu belum menjelaskan padaku..
Luna Narissa
Luna Narissa
Bagaimana, kamu bisa tahu namaku?
Luna Narissa
Luna Narissa
4 tahun yang lalu.. Apa kita memang pernah bertemu?
Hans
Hans
Tuan Alan.. Rapatnya sudah di mulai dan sejak tadi ponsel saya berdering..
Hans
Hans
Pak Ketua.. Bisa membunuh saya nanti..
Luna Narissa
Luna Narissa
(Terbelalak)
Luna Narissa
Luna Narissa
[Dia akan di bunuh? Jadi.. Dia dia bukan ketuanya? Masih ada yang lebih berkuasa darinya]
Alan
Alan
Iya.. Tunggu sebentar..
Alan
Alan
Luna, sepertinya.. Aku nggak bisa jelaskan sekarang..
Alan
Alan
Besok, aku akan menjemputmu di depan rumah.
Alan
Alan
Tunggu aku, ya?
Alan
Alan
Rapat ini.. Aku harus datang..
Alan
Alan
Kalau nggak, aku akan habis di tangan mereka..
Luna Narissa
Luna Narissa
(Mengernyitkan dahi)
Luna Narissa
Luna Narissa
Ce-cepat pergi!
Luna Narissa
Luna Narissa
Jangan sampai terlambat..
Luna Narissa
Luna Narissa
Paman.. Kamu bisa ngebut, kan?
Hans
Hans
Oh, bisa saja..
Hans
Hans
Tapi, itu akan melanggar lalu lintas..
Hans
Hans
Lalu-
Luna Narissa
Luna Narissa
Ah, terlalu banyak penjelasan..
Luna Narissa
Luna Narissa
Kemarikan kunci mobilnya..
Luna Narissa
Luna Narissa
Aku mantan supir bis..
Luna Narissa
Luna Narissa
Aku bisa mengemudi dengan cepat..
Alan dan Hans saling menatap.
Luna Narissa
Luna Narissa
Kenapa diam saja?
Luna Narissa
Luna Narissa
Berikan kunci mobilnya!
Luna Narissa
Luna Narissa
Kalian akan habis nanti!
Benar-benar hari yang aneh bagi Luna, tiba-tiba saja ada yang seorang laki-laki yang mengenalnya.
Tiba-tiba saja, dia dijambak oleh kekasih laki-laki tersebut.
Dan, tiba-tiba saja, dia sekarang menjadi supir dari laki-laki itu.
Luna Narissa
Luna Narissa
(Menatap gedung perusahaan Alan)
Luna Narissa
Luna Narissa
Ini.. Kantor kalian?
Alan
Alan
Iya..
Alan
Alan
Sekarang, kamu tahu, kan? Siapa aku?
Luna Narissa
Luna Narissa
Baru pertama kalinya, aku lihat gedung ini..
Alan
Alan
Hah?
Alan
Alan
Kamu.. nggak pernah lewat jalanan ini?
Luna Narissa
Luna Narissa
(Menggelengkan kepala)
Hans yang duduk di belakang, segera keluar dan membuka pintu untuk Alan, yang duduk di sebelah Luna.
Luna Narissa
Luna Narissa
(Turun dari mobil)
Luna Narissa
Luna Narissa
(Memberikan kunci pada Hans)
Luna Narissa
Luna Narissa
Aman, kan?
Luna Narissa
Luna Narissa
Kalian nggak terlambat?
Hans
Hans
Iya.. Tapi, perut saya rasanya sangat mual.
Alan
Alan
Hei, Luna cukup pintar menyetirnya tadi..
Luna Narissa
Luna Narissa
Kalau begitu, aku pergi dulu..
Luna Narissa
Luna Narissa
(Berjalan pergi)
Alan
Alan
Luna, tunggu..
Luna Narissa
Luna Narissa
(Berbalik badan)
Luna Narissa
Luna Narissa
Ada apa lagi?
Luna Narissa
Luna Narissa
Cepat masuk..
Luna Narissa
Luna Narissa
Katamu, ini rapat penting..
Alan
Alan
Aku akan masuk..
Alan
Alan
Tapi, aku ingin menanyakan satu hal padamu..
Luna Narissa
Luna Narissa
Apa?
Alan
Alan
Emm, kalau bertanya.. Kamu mau jadi pacarku.. Apa terlalu cepat?
Luna Narissa
Luna Narissa
(Mengernyitkan dahi)
Luna Narissa
Luna Narissa
HEH?
Alan
Alan
Ah, iya.. Terlalu cepat
Luna Narissa
Luna Narissa
(Berdeham kesal)
Alan
Alan
Kalau begitu, kamu mau jadi temanku?
Alan
Alan
(Mengulurkan tangan)
Luna Narissa
Luna Narissa
(Menatap tangan Alan)
Luna Narissa
Luna Narissa
[Berteman dengan mafia? Apa.. Aku nggak dalam bahaya?]
Luna Narissa
Luna Narissa
Aku.. Nggak..
Luna Narissa
Luna Narissa
[Tapi, tunggu.. Kalau aku tolak.. Bukankah itu lebih bahaya?]
Luna Narissa
Luna Narissa
(Menjabat tangan Alan)
Luna Narissa
Luna Narissa
Aku nggak akan menolak ajakan itu..
Luna Narissa
Luna Narissa
Kita teman..
Luna Narissa
Luna Narissa
Hehe..
Alan
Alan
(Tersenyum lebar)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!