

Dua Wajah, Satu Cinta

 

Gadis Atlet Tinju

Di halaman gedung terbengkalai

Alan dan seorang gadis, berdiri saling berhadapan

Nampak raut wajah Sang gadis merah padam, menahan marah.

Alan

(Tersenyum lebar)

Alan

Hai..

Alan

(Melambaikan tangan)

Karina

(Mengatupkan gigi)

Karina

(Mengepalkan tangan)

Karina

Dasar laki-laki brengs*k!

Alan

(Terbelalak)

Alan

(Terhuyung ke samping)

Alan

Tu-tunggu..

Alan

Kenapa kau memukulku?

Karina

Kenapa katamu?

Karina

KENAPA?!

Alan

(Memegang pipinya)

Alan

Sakit..

Karina

Sakit?

Karina

Kamu bisa merasakan sakit?

Karina

Laki-laki tidak berperasaan sepertimu, bisa merasakan sakit?

Alan

Aku juga manusia, Nona..

Alan

Sekarang, jelaskan..

Alan

Apa yang sudah aku perbuat?

Karina

(Mendengus kesal)

Karina

Kamu serius menanyakan itu padaku?

Karina

Kamu nggak ingat semua perbuatanmu padaku?!

Alan

(Mendorong udara keluar dari mulut)

Alan

Okay..

Alan

Biar aku ingat sesuatu yang nggak akan pernah aku ingat..

Alan

Karena, bukan aku yang melakukannya

Alan

(Merengek)

Karina

Bukan dirimu?

Karina

Bukan kamu?

Karina

Lalu, siapa?

Karina

Orang gila?!

Karina

Jangan katakan, kalau kamu punya kembaran!

Alan

Oh, nggak..

Alan

Aku nggak punya saudara-

Alan

Tapi..

Alan

(Mendesis)

Alan

Sepertinya, itu ide bagus untuk menyelesaikan masalah para gadis ini..

Karina

Apa?

Karina

Para gadis?

Karina

Dasar brengs*k! Jangan bicara gadis lain di hadapanku!

Karina

(Melayangkan tinju ke perut Alan)

Alan

ARGH!

Alan

( Meringkuk di tanah)

Alan

Pak Hans!

Alan

Tolong aku!

Hans

(Menggelengkan kepala)

Hans duduk di dalam mobil SUV hitam.

Hans

Maaf, Alan.. Aku juga tidak mau babak belur.

Hans

(Tersenyum)

Sementara, Karina terus memukul punggung Alan, yang masih meringkuk di tanah.

Alan

Hentikan!

Alan

Tolong!

Alan

Ampun!

Alan

Maafkan aku!

Alan

Maafkan aku!

Alan

Kita bicara baik-baik, hm?

Karina

(Mendesah panjang)

Karina

(Mundur selangkah)

Alan

(Mendesis kesakitan)

Alan

(Berdiri)

Alan

(Mengibas-ibas jas)

Alan

Okay..

Alan

Tenangkan dirimu dulu..

Alan

Namamu.. Anya, kan?

Karina

Karina, brengs*k!

Alan

A-ah, maaf..

Alan

Karina..

Alan

Baiklah..

Alan

Maafkan aku..

Karina

Soal apa?

Alan

Oh.. Apa perlu di jelaskan?

Karina

Kamu minta maaf

Karina

Tanpa tahu kesalahanmu?

Karina

Kamu mau di hajar lagi?

Alan

Tidak-tidak..

Alan

Baiklah..

Alan

(Memutar bola mata)

Alan

Ah!

Alan

Maafkan aku, sudah mencampakkanmu..

Karina

Itu bukan hal yang baru.

Karina

Kamu selalu menghilang tanpa kabar

Karina

Setiap 3 bulan sekali, kamu muncul dan memanggilku sayang!

Karina

Aku tidak mempermasalahkan itu!

Karina

Sekarang.. Cepat katakan apa salahmu?

Alan

Ba-baiklah..

Alan

Emm..

Alan

Ah!

Alan

Karena.. Sudah berselingkuh?

Alan

Maafkan aku..

Alan

Hm?

Alan

Itu naluriku sebagai lelaki...

Alan

Aku tidak akan mengulanginya lagi..

Karina

Selingkuh?

Karina

Hah!

Karina

Yang benar saja..

Karina

Kamu sudah menjelaskan padaku..

Karina

Jika, aku bukan satu-satunya kekasihmu!

Karina

Cepat katakan! Jangan main-main denganku!

Alan

(Merengek)

Alan

Aku benar-benar nggak tahu apa salahku..

Karina

( Mengepalkan tangan)

Alan

(Mengarahkan telapak tangan ke depan)

Alan

Ka-Karina..

Alan

Tenangkan dirimu dulu..

Alan

Ambil napas panjang

Alan

Hembuskan

Alan

Okay..

Alan

Kita bicara baik-baik..

Karina

(Mendorong udara keluar dari mulut)

Karina

(Membuka tas)

Karina

(Mengeluarkan cermin kecil)

Karina

(Mengeluarkan lipstik)

Alan

(Mengernyitkan dahi)

Alan

Kamu sedang apa?

Karina

Katamu, menenangkan diriku

Karina

Ini adalah cara agar diriku tenang

Karina

Melihat wajahku yang cantik

Alan

Aaah.. Begitu..

Alan

Haha..

Alan

Baiklah, lakukan..

Di detik selanjutnya, seekor lebah terbang ke arah Karina.

Alan yang melihatnya, dengan sigap mendekati Karina, menepis lebah agar menjauh.

Di mana, tangannya juga tak sengaja menepis lipstik Karina, hingga patah

Alan

Wah, hampir saja..

Alan

Bisa-bisa bibirmu bengkak nanti

Karina

(Mengepalkan tangan)

Karina

(Mengatupkan gigi)

Alan

Ada apa?

Alan

Kenapa.. Kamu kelihatan marah?

Karina

Kamu mematahkan lipstik-ku lagi!

Alan kembali menerima pukulan yang cukup kencang di pipinya.

Alan

(Melihat pipinya di kaca tengah mobil)

Alan

(Mendesah)

Alan

Bagaimana bisa aku bertemu dengan Luna, kalau wajahku seperti ini?

Hans

Salah siapa, berkencan dengan banyak gadis?

Alan

(Melirik Hans)

Alan

Salahku?

Hans

(Berdeham)

Hans

Maafkan saya..

Alan

Ck..

Alan

Pukulannya keras dan kencang

Alan

Benar-benar sakit!

Hans

Dia atlet tinju, Tu—Oh, maksud saya, Alan

Alan

(Mendengus)

Alan

Wah.. Untung saja leherku tidak patah..

Alan

Lagipula, siapa yang mengira jika kesalahannya adalah mematahkan lipstik

Alan

Kenapa harus semarah itu, hanya karena lipstik?

Hans

Bagi perempuan..

Hans

Lipstik adalah sebagian dari dirinya, Alan..

Hans

Anda harus paham itu..

Alan

Wah, Pak Hans..

Alan

Aku harus belajar darimu..

Hans

Itu hal yang sepele..

Alan

Hmm, baiklah Tuan penakluk wanita

Alan

Kita kemana sekarang?

Hans

Pergi ke tempat gadis kedua

Hans

Lalu, ke kantor

Hans

Karena ada rapat akhir bulan

Alan

Tunggu

Alan

Jam berapa sekarang?

Alan

(Melihat ponsel)

Alan

(Terkesiap)

Alan

Jam 11.00!

Alan

Kita sudah terlambat!

Alan

Kita menemui Luna dulu

Hans

Tapi-

Alan

Setelah itu, aku akan pergi rapat

Alan

Aku janji

Hans

(Mendesah berat)

Hans

Baiklah..

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***







Episode sebelumnya

Tuan Muda Yang Nyaris Sempurna

Episode berikutnya

Hai, Luna!



   

Episodes



Updated 13 Episodes

Epilog

Tuan Muda Yang Nyaris Sempurna

Dua Kubu Yang Menarik

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang

Download



Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil

