Pelayan Kediaman Huan

"Pelayan tidak boleh dibiarkan terlalu berani agar tau dimana tempatnya berada."

Ucapan lantang itu mengagetkan semua orang. Apalagi ucapan itu datang dari seorang wanita muda yang telah menampar pelayan Kediaman Huan dengan tangannya sendiri.

Begitu pemberani.

Bahkan dalam sorot matanya, tidak ada keraguan dan rasa bersalah telah melakukannya.

Wajah pelayan itu menjadi pias, terdiam kaku menatap Selena yang berada di tubuh Li Shuyi dengan penuh amarah. Belum pernah ada seorang wanita yang menamparnya hingga jatuh tersungkur seperti ini. Terlebih lagi, dia tersungkur di halaman depan pintu gerbang Kediaman Li, yang mana ada banyak orang melihatnya dari luar gerbang.

Perasaan malu bercampur marah menjadi satu. Pelayan Kediaman Huan itu segera berdiri, berjalan mendekat hendak melayangkan tangannya. Tapi belum sempat menyentuh wajah rupawan sang nona, dirinya terpental oleh tendangan telak di dadanya.

"Kau!" sentaknya.

"APA?!" sang nona membalas tak kalah keras. "Apa kau pikir dengan statusmu itu cukup untuk menginjak-injak kediamanku?!"

"Seorang pelayan rendahan sepertimu, bahkan tidak lebih berharga dari kuda yang kehilangan satu kakinya."

"Kau datang atas perintah tuanmu hanya untuk mengembalikan mahar, bukan menghina Kediaman Li!"

Selena yang berada di dalam tubuh Li Shuyi terhanyut dalam suasana, dia ikut terbawa alur hingga merasa perih di hatinya melihat ayah Li Shuyi dan Kediaman Li dihina oleh seorang pelayan.

Tangannya meraih sebuah tongkat, berpegang padanya barang kali pelayan laki-laki itu memberontak.

Dirinya kini menjadi tontonan seluruh warga di sekitar kediaman. Mereka berbisik-bisik membicarakan keberanian Li Shuyi dan apa yang barusan terjadi. Pasti setelah ini ia akan menjadi berbincangan hangat seluruh warga Kota Jiangzhou. Biarlah, ia tidak peduli karena sebentar lagi akan angkat kaki dari kota terkutuk ini.

"Hanya karena ayahku miskin, bukan berarti siapapun bisa menghinanya."

"Aku Li Shuyi, tidak akan pernah membiarkan siapapun menginjak-injak harga diri keluargaku. Sekalipun keluargaku sangat miskin, tapi kami tidak pernah menyusahkan orang lain, kami tidak pernah merugikan siapapun, dan kami tidak mengharap belas kasihan dari kalian."

"Penghinaan ini membuatku muak!"

"Tidak ada, kah, orang Jiangzhou yang bisa menghargai sesama tanpa memandang harta kekayaan?!"

"Jika memang kami tidak diterima disini, maka kami tidak perlu lagi tinggal disini!"

Selena yang telah mendeklarasikan diri sebagai Li Shuyi, mulai hari ini telah menerima sepenuhnya untuk menggantikan Li Shuyi melanjutkan kehidupan. Apapun yang terjadi di masa depan, suka maupun duka, senang maupun sedih, bahagia atau menangis, dirinya sebagai Li Shuyi akan tetap tegar menghadapinya.

Melalui ultimatum yang telah dicetuskan wanita itu, dengan banyak pasang telinga yang mendengarnya malam hari ini. Li Shuyi tidak mundur lagi.

Jika mengikuti alur cerita, malam ini harusnya Li Shuyi bunuh diri.

Tapi karena sekarang dia yang menjadi Li Shuyi, kehidupan kedua ini tidak akan menjadi sia-sia. "Kalian semua pergi! Rumahku bukan drama pertunjukan!"

"Pergi!"

"Pergi!"

Orang-orang yang hadir untuk melihat berangsur-angsur pergi, sebenarnya apa yang mereka lakukan juga tidak pantas karena ini adalah urusan Kediaman Li dan berada di dalam Kediaman Li.

Semua yang terjadi, sikap buruk orang-orang tidak lepas dari bangsawan-bangsawan Kota Jiangzhou yang menganggap Li Chengdu miskin dan tidak layak bersosialisasi karena harta keluarganya sangat sedikit.

Jadi para bangsawan itu membuat rumor buruk tentang Keluarga Li hingga membuat orang-orang membenci Keluarga Li tanpa sebab.

Li Shuyi berbalik.

Ditariknya kerah pakaian pelayan Kediaman Huan itu dan diseret keluar. "Ingat! Aku menertibkanmu karena ulahmu sendiri, kau tahu seharusnya sikap kurang ajar ini layak dihadiahi cambukan 100 kali!"

"Sampaikan pada keluarga tuanmu, bahwa harta mahar yang kami berikan bukan tidak cukup, tapi kalian saja yang tidak tahu cara menghargai ketulusan."

"Kehidupan seperti roda yang terus berputar, tidak semua yang berada di atas akan tetap bermewah-megah dengan statusnya. Dan, tidak semua yang berada di bawah akan selalu terinjak-injak oleh keadaan."

"Pergi!"

"Pergi dari sini!"

Pelayan itu pun lari tunggang langgang pergi meninggalkan Kediaman Li, bersama teman-temannya. Mereka melarikan diri sebelum Li Shuyi menggila dengan tongkat di tangannya.

Setelah kegaduhan itu, Li Shuyi mengusap keningnya yang berkeringat. Detak jantungnya kini sudah tidak menggila lagi. Kelegaan terpancar dari wajah cantiknya yang semakin berseri.

Saat berbalik, ternyata Li Chengdu dan empat pelayannya sedang melihat Li Shuyi dengan tatapan yang tidak dapat diartikan.

"Nona, nona pemberani sekali!"

Tong'er langsung berlari memeluk lengan sang nona, Jinshi pun datang untuk membawakan tongkat Li Shuyi. "Nona, anda sangat hebat!"

"Nona, anda luar biasa!"

"Yi'er, bagaimana kau bisa sangat berani?"

Li Shuyi menggaruk telinganya, "Hehe, ayah, sebaiknya kita pergi saja dari Jiangzhou. Orang-orang disini menyebalkan dan hanya membuat kita sedih."

Li Shuyi berjalan mendekati Li Chengdu, bangsawan miskin yang saat ini menjadi ayahnya itu hanya bisa menatapnya dengan teduh. "Aku ingat kakek meninggalkan kediaman kecil untuk kita di Beizhou, dan ada sebuah toko di depannya. Mengapa kita tidak meninggalkan Jiangzhou dan memulai hidup yang baru disana saja ayah?"

"Tapi, itu tidak mudah, Yi'er."

"Kenapa tidak?"

Li Chengdu tampak berpikir dengan sangat pelik.

"Ayah, apa kau tega melihatku terus bersedih?"

"Yi'er ... "

Li Shuyi mengeluarkan jurus andalannya. Dia tahu jika Li Shuyi yang asli tidak akan bersikap manja, dia juga tahu bahwa kelak akan membuat perubahan besar dengan pindah ke Beizhou. Tapi jika bisa menghindari plot untuk mati, dia pasti bisa menyelamatkan cerita ini.

Lagipula, jika malam ini ia memang ditakdirkan untuk mati, mengapa pula ia datang ke dunia Li Shuyi ini. Dia yakin tujuannya datang pasti untuk menyelamatkan kehidupan kecil ini.

Li Shuyi membuka harta mahar yang disiapkan keluarganya, semuanya masih utuh tidak tersentuh.

Imbalan dari Keluarga Huan pun berisi banyak uang. Dia yakin itu akan cukup, "Ayah, imbalan yang diberikan oleh Huan ini sangat cukup untuk perjalanan kita menuju Beizhou, ayah, kita pasti bisa berangkat malam ini juga."

"Malam ini?" tanya Li Chengdu, "Tapi sudah sangat larut, Yi'er, bagaimana kalau besok saja?"

"Tidak masalah, kalau begitu kita bersiap saja malam ini. Besok sebelum ayam berkokok, kita harus sudah pergi dari kota ini."

Li Shuyi begitu bersemangat, tampak sangat yakin dengan pilihan besar yang akan diambil ini. Ayahnya dan para pelayan hanya bisa menuruti kemauan sang nona, mereka juga bersiap untuk pergi.

Sebelum itu, "Jinshi! Jinshi!"

"Ya, nona?"

"Kita akan pergi naik apa?"

Jinshi segera berlari menuju halaman belakang, ada seekor kuda disana yang tampak gagah. "Bersama dengan Rongrong, nona!"

"Rongrong?"

"Kuda ini bernama Rongrong."

Tong'er yang sejak tadi ikut bersama mereka juga mengangguk, "Rongrong kuda yang hebat nona, dan sangat setia dengan kediaman."

Li Shuyi mengangguk dua kali, "Lalu keretanya?"

Dilihat dari ekspresi wajah Jinshi yang berubah sendu, Li Shuyi sepertinya tahu jawabannya. Pasti kereta yang mereka miliki tidak bagus. "Kereta rusak karena sudah tua dan usang nona, ada orang usil yang sengaja merusak kereta kita."

"Sial!"

"Pasti orang dari Kediaman Huan."

"Mereka memang terkutuk. Lihat saja jika aku sudah kaya nanti, aku pasti akan membuat perhitungan dengan mereka."

Li Shuyi mengingat part cerita ini dimana kereta Keluarga Li sengaja digergaji oleh salah satu pelayan Huan dan menjadi rusak ketika digunakan.

Saat itu Tuan Li sedang bepergian menuju Xuzhou, kereta itu rusak, dan menyebabkan kaki Tuan Li terluka hingga sekarang harus berjalan menggunakan tongkat.

Wanita pertengahan dua lima itu segera kembali ke halaman utama. Dia mengambil sebuah logam berbentuk persegi panjang. Di dalamnya juga ada koin perak yan berlubang di tengahnya.

"Jinshi, kau dan Paman Wen pergilah membeli kuda untuk teman Rongrong, dan kereta yang cukup untuk eman orang dan barang-barang.

"Baik, nona!" ucap Jinshi sebelum pergi.

"Tong'er, kau bantulah Bibi Cui berkemas."

"Baik, nona!"

Halaman depan hanya menyisakan Li Shuyi, semua orang sibuk mempersiapkan perpindahan mereka yang sangat mendadak esok hari. Dan, syukurlah barang yang akan dibawa tidak terlalu banyak karena beberapa akan ditinggalkan saja.

"Yi'er, ini untukmu!"

"Apa ini?"

Li Shuyi menerima sebuah liontin giok dengan ukiran di tengahnya. "Apa ini?"

"Itu adalah pusaka keluarga yang sangat berharga, kalung giok peninggalan ibumu meskipun sedikit usang, tapi ibumu berpesan untuk memberikannya padamu ketika kau telah tumbuh dewasa."

Liontin giok itu memang sederhana, tapi pasti memiliki arti yang baik. Jika ini adalah pusaka keluarga, maka Shuyi akan menyimpannya dengan baik. "Aku akan menyimpannya."

"Kalung giok ini ... " Li Chengdu tampak bimbang untuk mengatakan apa yang ada di kepalanya.

"Kenapa?"

"Ada apa dengan kalung giok ini?" tanya Li Shuyi tidak sabar.

"Argh, nanti kau akan tahu Yi'er!"

Li Chengdu pergi, meninggalkan Li Shuyi dengan seribu pertanyaan yang belum terjawab. Memilih tak menghiraukan itu, Li Shuyi memakainya dan disimpan dengan baik di dalam pakaian. "Emang ada scene dapat kalung? Kok gak inget apa-apa, perasaan cerita udah sampai disini aja."

"Apa ini butterfly effect karena gue bikin alur berubah ya?" Li Shuyi berbicara dengan dirinya sendiri. "Dahlah, jangan terlalu dipikirin deh!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!