Sah

Mantan suami Jemima alias Jeje atau Amel berontak dan mengamuk saat Zion dengan tegas mengatakan akan menikahi Fiona. Tidak hanya Hamdan yang ngereog, emaknya Wak Tati ikutan menyumpahi Nana dan kakaknya dengan kata-kata kasar serta menghina keduanya karena sudah berbuat kekacauan yang menggemparkan tempat tinggal mereka.

"Eh, Tati! Kau sadar dirilah jadi urang! Siapo jugo yang mau nak jadikan Hamdan yang tukang judi dan tukang pukul tu laki nyo! Aku yakin nian kalau semuo urang-urang kampung ni tibo ke rumah ko kareno ulah kau! Amel dak akan ndak ngasih adik nyo untuk jadi bini nyo Hamdan! Pakai lah otak kau tuh dikit, Tati! Sayo setuju, biak lah Nana nikah dengan Abang yang ganteng tu daripado dengan jantan dak punyo otak macam Hamdan," sergah Wak Misnah Maknya Dewi dengan muka geram meng skakmat mantan mertuanya Jeje.

"Iyo, betul nian tu Mak! Makan hati punyo laki macam Bang Hamdan tu! Enak kalau elok, masih bisa dibanggakan, lah ini macam tikus kejepit pintu muko nyo!" sahut Dewi dengan muka santai menghina fisik Hamdan.

Beberapa anak gadis sebaya Dewi dan ibu-ibu yang mendukung Amel menutup mulut menahan tawa mendengar hinaan Dewi pada laki-laki sok kegantengan kayak Hamdan.

"Kurang ajar kau Dewi! Kau pikir kau tuh cantik seenak nyo bae ngatoin anakku, hah! Percuma lulus kuliah tapi masih belum ketemu jodoh sampai kini! Dasar perawan tuo!" balas Wak Tati yang menghina Dewi karena tidak terima dengan perkataan Dewi tentang anak kesayangannya Hamdan.

"Terserah aku lah! Lebih enak jadi perawan tuo daripada bunting duluan pas masih SMA kayak Helda anak Wak tu," jawab Dewi santai dengan senyum mengejek melihat wajah marah dan pias Wak Tati atas skakmat Dewi.

"Sudah, sudah, sudah! Cukup lah bebalah kalian tu! Sayo selaku RT sudah ambek keputusan kalau Nana lebih baik menikah dengan Mas siapa?"

"Zion," jawab Zion singkat.

"Ah, ya, Mas Zion! Berhubung sudah ada Pak penghulu lebih baik niat baik ini kito lakukan agar permasalahan ini selesai sampai disini!" ucap Pak RT Junaidi menghentikan perseteruan kubu Nana dengan kubu Hamdan.

"Sayo setuju, Pak RT! Lebih baik akad nikah nyo dirumah sayo bae biak lebih lapang dikit tempat nyo dari pado disini!" usul Wak Misnah dengan semangat menyetujui keputusan RT mereka.

Kerumunan itupun berangsur bubar secara perlahan dengan Nana diboyong Wak Misnah ke rumah beliau yang jaraknya hanya dua rumah dari kontrakan Jeje.

Sementara itu, Zion dan Gara sedang berdiskusi dengan Pak RT dan Pak Penghulu tentang pernikahan ini sebelum ijab qabul diucapkan.

Sedangkan Hamdan sudah diusir dan dibawa pergi oleh ibunya serta antek-antek yang mendukung mereka karena kalah telak dengan keputusan Pak RT Junaidi.

Laki-laki itu pergi dengan muka marah, kesal dan mengamuk sendiri karena gagal mendapatkan Nana. Padahal ia sudah merangkai rencana untuk menjerat gadis Bule itu menjadi miliknya dengan menyandera anak kandungnya sendiri. Namun semuanya hancur karena sesosok laki-laki entah siapa yang menjadi pahlawan kesiangan.

"Sialan tuh laki! Awas bae jantan tuh kalau ketemu lagi samo aku! Aku idak terimo Nana yang cantik bahenol jadi bini diok! Sekarang ini aku terimo kalah kareno kalah strategi, tapi aku dak kan nyerah gitu bae sebelum Nana jadi bini aku! Kapan lagi punyo bini cantik yang Bule, bahenol dan padek cari duit macam Nana. Amel bae kalah saing dengan Nana. Nyesal pulak aku baru tahu kalau Amel punyo adik keturunan Bule. Tunggu bae Nana sayang, Bang Hamdan bakal balek lagi merebut kau dari jantan kurang ajar tu!" batin Hamdan dengan hati dendam.

"Saya terima nikah dan kawinnya Fiona Amartha Dawson Binti Charlie Dawson dengan Mas kawin uang dua juta rupiah dibayar tunai!"

"Sah!"

"Sah!"

Teriak Pak RT Junaidi dan Sagara yang menjadi saksi kedua mempelai dengan Pak RT dari pihak Nana dan Sagara dari pihak Zion.

Fiona yang duduk tenang di samping Zion menadahkan tangan saat Pak Penghulu membacakan doa untuk kedua mempelai setelah akad nikah. Tidak ada raut lega, bahagia ataupun marah di mukanya yang cantik dan mulus saat pernikahan mereka berlangsung.

Zion yang memiliki tingkat kepekaan yang tinggi merasa bingung dan heran dalam hatinya melihat sikap tenang sang istri yang seperti air sungai yang tidak ada riaknya. Sikap tenang Fiona membuat rasa penasaran Zion pada istrinya itu semakin menguat dan membesar.

"Aku tidak tahu ini berkah atau musibah, yang pasti pernikahan ini tidak akan berakhir seperti yang ada dalam benakmu, istriku!" bisik Zion setelah ia mengecup kening dan membacakan doa diubun-ubun Fiona.

Deg!

Jantung Fiona berdetak kencang seakan mau melompat keluar mendengar bisikan di telinganya. Raut wajahnya berubah sekilas dan kembali seperti semula begitu ia mengangkat wajahnya yang tadi sedikit menunduk.

"Sepertinya laki-laki yang menjadi suamiku bukanlah pria biasa. Bagaimana bisa ia tahu apa yang ada dalam pikiranku yang ingin meminta talak saat hanya berdua saja! Aku tidak boleh lengah dengan memperlihatkan emosiku dihadapan laki-laki ini! Aku harus seperti biasanya bersikap tenang dengan kesabaran yang seluas samudera," batin Fiona dengan perasaan waspada pada suaminya sendiri.

Tidak hanya jantung Fiona yang berdetak kencang, jantung Zion juga melakukan hal yang sama saat bibir lembut Fiona mengecup punggung tangannya sebelum ia mencuim kening sang istri. Rasanya seperti ada kembang api yang meledak didadanya saat kulit tangannya bersentuhan dengan bibir lembut sang istri.

Namun Zion pintar menyembunyikan perasaannya itu dengan memasang muka datar dan dingin sehingga tidak seorangpun yang menyadarinya selain dirinya sendiri.

"Astaga, rasanya aku bisa gila karena rasa lembut itu masih terasa ditangan dan bibirku saat mencium kening itu! Aura gadis itu begitu memikat seakan-akan ada magnet yang menarik ku untuk mendekatinya," batin Zion sambil menatap lekat wajah Fiona dari samping.

Karena pernikahan mereka dilakukan secara mendadak, maka mereka hanya melakukannya secara agama dengan rekaman video yang diambil Dewi sebagai bukti saat mengajukan pembuatan buku nikah di KUA nanti.

"Selamat nak Zion dan Nana atas pernikahannya! Semoga kalian menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, dan warahmah hingga ke Jannah. Dan jangan lupa untuk langsung ke KUA untuk mendaftarkan pernikahan kalian agar tercatat secara sah oleh Negara," ucap Pak RT Junaidi sambil menyalami keduanya.

"Aamiin, Terimakasih Pak RT! Saya akan segera menyiapkan berkas-berkasnya setelah melakukan pengajuan di kesatuan!" jawab Zion dengan mantap.

"Kesatuan? Apa maksudnya?" batin Fiona dengan bingung menoleh kearah suaminya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Rahma Inayah

Rahma Inayah

pede nian Rai kau Hamdan Nak cetoh yakin dapet ke Ipeh kau ...kau dak tau Bae klu laki nana polisi klu kau tau biso di gorok gulu kau. oleh zion .

2025-04-22

1

Julia Juliawati

Julia Juliawati

huh dasar hamdan kadal burik. cm modal mokondo doank

2025-05-18

0

muthia

muthia

mampir

2025-05-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!