//Sedang berjalan di pinggir lapangan sambil mikirin sesuatu yang membuat dia pusing//
Thalisha Ardenza
(Nanti beli seblak apa bakso ya, tapi cuacanya panas begini!)
'Whoooosh'
Thalisha Ardenza
//Melirik datangnya arah angin//
Thalisha Ardenza
//Menepis bola basket yang hampir mengenai nya// "Woy! Kurang ajar lu! hampir aja gua kena bola!"
???
"Yaudah, namanya juga main basket, cepetan lempar kesini bolanya!" menjawab dengan nada meremehkan.
Thalisha Ardenza
"Lu gak minta maaf sama gua?"
???
"Enggaklah! ngapain gua minta maaf?!"
Thalisha Ardenza
"Ohh gitu ya." //tersenyum manis//
Thalisha Ardenza
"Nih ambil bolanya, Awas kena!" //melemparkan bola dengan penuh emosi dan sekuat tenaga//
Thalisha Ardenza
//Langsung pergi ninggalin lapangan//
???
"Alah bola kayak gini mana mungkin gua kena!" //Dengan sombong mengulurkan satu tangan ke depan untuk menangkap bola//
'Krakkkk'
???
"Arrghhh! Gila sakit!"
Yups! suara teriakan setelah bola sampai ke tangan laki-laki itu.
? ? ?
"Lu gak apa-apa Bro?!"
???
"Pala lu gak apa-apa! sakit banget gila! tangan gua hampir patah."
? ? ?
"Yaelah Rei, orang di lempar doang juga sama cewek, lebay banget lu!"
Reivan Maedric
"Lebay apaan kocak! lu gak liat tangan gua gak bisa di gerakin!"
? ? ?
"Yaudah ke UKK aja yuk!" mencoba membantu Rei bangun.
Reivan Maedric
"iya! tapi lu tahu gak nama cewek tadi siapa? pengen gua tandain!"
? ? ?
"Busset pake di tandain segala, pake stabilo aja sekalian," menjawab dengan nada mengejek.
Reivan Maedric
"Kurang ajar lu! gua nanya serius ini!"
? ? ?
"Jangan kaget ya."
? ? ?
"Namanya Thalisha, anak jurusan bahasa, dia mahasiswi yang berprestasi dalam bidang mata lomba beladiri."
Reivan Maedric
"Pantesan tenaga nya gede banget!"
? ? ?
"Udah ayokkk! obatin luka lu dulu, sebelum bales dendam."
Reivan Maedric
"iyak"
••••
Thalisha Ardenza
"Hahahah🤣, mampus tuh cowok tangannya patah! Ngeremehin gua sih!" gumam Thalisha yang tertawa puas, sambil berjalan di Koridor.
Vian
"Permisi? Apakah benar ini Nona Thalisha Ardenza?"
Thalisha Ardenza
"Iya, siapa ya?"
Vian
"Perkenalkan nama saya Vian, saya tangan kanan sahabat anda, saya dikirim kesini untuk mengajak anda bertemu dengan boss saya," Ucap Vian dengan sopan.
Thalisha Ardenza
"Siapa nama boss lu?"
Vian
"Nona Azkaira Elzahra."
Thalisha Ardenza
"Hah?! Serius?"
Vian
"Iya benar nona."
Thalisha Ardenza
"Kalau begitu dimana dia? cepet tunjukkin jalannya."
Vian
"Baik! silahkan ikuti saya."
Mereka berjalan melewati koridor yang panjang dan sampai di sebuah ruangan tertutup yang belum pernah Thalisha masuki
Vian
//Mengetuk pintu// "Permisi Nona, apakah saya boleh masuk?"
Azkaira Elzahra
"Iya, masuk saja!" sahut seseorang dari dalam ruangan.
Vian
//Membuka pintu dan mempersilahkan Thalisha masuk terlebih dahulu//
Azkaira Elzahra
//Sudah berdiri dari duduk nya dan menunggu dengan sangat antusias//
Thalisha Ardenza
//Berjalan masuk dengan langkah pasti//
Azkaira Elzahra
"Halo! sahabatku, gimana kabarnya?" sambut nya dengan senyuman ramah.
Azkaira Elzahra
"Kangen gak?" membuka tangannya lebar-lebar.
Thalisha Ardenza
//Langsung berlari ke-dalam pelukan sahabatnya// "Sumpah zah aku kangen banget sama kamu."
Thalisha Ardenza
//Memeluk erat sambil melepas rindu. Tanpa sadar air mata keluar begitu saja, tanpa seizinnya. Thalisha yang selama ini selalu bersikap kuat, saat itu ada di posisi terlemahnya, di hadapan sahabatnya yang sudah ia percaya.//
Vian
//Segera keluar dan menutup pintu//
Azkaira Elzahra
"Udah, jangan nangis gitu dong! nanti cantiknya ilang lho," mengusap air mata di wajah Thalisha.
Thalisha Ardenza
"Apaan! orang kagak nangis kok! jangan ngaco dehhh!"
Azkaira Elzahra
"iya deh gak nangis, yaudah duduk dulu gih! masa mau melepas rindu sambil berdiri gini, kasihan nanti capek," ucapnya sambil mempersilahkan Thalisha duduk.
Thalisha Ardenza
"Siap laksanakan!" segera duduk di dekat sahabatnya dengan antusias.
Disanalah mereka berdua saling bertukar kabar dan melapas rindu setelah 4 tahun berpisah, Azkaira dengan cerita kesuksesan nya dalam mendirikan perusahaan dan Thalisha dengan keberhasilan nya dalam mendapatkan banyak mendali.
Setelah saling mengobrol, Azkaira mulai dengan obrolan serius.
Azkaira Elzahra
"Tha, ingat rencana kita 7 tahun lalu?"
Thalisha Ardenza
//Berusaha mengingat// "Oh yang itu! Ingatlah, mau mulai dari mana, udah gak sabar nih buat nembak, Dor! Dor!" bergaya dengan tangan membentuk pistol.
Azkaira Elzahra
"Iya betul! Ayok kita mulai," mengeluarkan sebuah tablet transparan.
Azkaira Elzahra
- BERSAMBUNG -
⚠️ Disclaimer / Peringatan:
Cerita ini adalah karya fiksi. Semua nama, tokoh, tempat, organisasi, dan kejadian merupakan hasil imajinasi penulis. Meskipun beberapa elemen mungkin terinspirasi dari dunia nyata, cerita ini tidak dimaksudkan untuk merepresentasikan situasi politik, sosial, atau budaya tertentu secara akurat.
Penulis tidak bermaksud menyinggung, menyudutkan, atau menyerang pihak manapun. Jika terdapat kemiripan dengan kejadian atau individu nyata, itu semata-mata kebetulan belaka.
Comments