I. Mavin dan Laluna.
Sesuai janjinya pada Mavin, akhirnya Laluna pulang dan dia baru saja sampai di parkiran basement apartemennya.
Sekarang pukul delapan lagi, seharusnya matahari sedang hangat-hangatnya namun pagi ini justru gemuruh hujan masih terdengar.
"Untung udah punya si Geulis jadi gue gak perlu basah-basahan!" bisik Laluna pada mobil yang baru dibelinya secara tunai bulan lalu itu.
Sambil menjinjing teh jahe di termos mini dari neneknya itu, Laluna memencet tombol lift untuk naik ke lantai lima dimana disitulah unit miliknya.
Di dalam lift hanya dia seorang diri begitu pula ketika sampai di lorong apartemen sama sepinya.
Mungkin karena yang tinggal disana kebanyaan pekerja yang mana sekarang para penghuninya sudah pasti pergi ketempat dimana mereka mencari pundi-pundi uang. Saking sepinya hanya suara sepatunya dan gemuruh hujan yang terdengar ditelinganya.
Namun saat dirinya memencet tombol password pintu apartemennya, suara access pintu saat berhasil terbuka biasanya terdengar nyaring kini sama sekali tidak terdengar.
Umpat laluna.
Laluna terduduk dilantai. Hanya telinga kirinya yang berhasil dia tutup. Guntur itu terdengar seperti bom ditelinganya.
Hah... (Dirinya menarik nafas panjang)
Laluna Senja
Kenapa tiba-tiba sih!
Laluna Senja
Ngapain pagi-pagi disini?
Mavin Mahardika
Kamu darimana!
Mavin Mahardika
Lo kalo mau pergi bilang anjing!
Mavin Mahardika
Jangan bikin gua khawatir!
Laluna Senja
Maksud lo gue anjing?
Mavin Mahardika
Tinggal jawab, lo darimana. Apa susahnya sih!
Mavin Mahardika
Atau lo ke tempat vano?
Mavin Mahardika
Gua nungguin lo Laluna! Gua gak tidur!
Laluna Senja
MAVIN STOP SEBUT NAMA DIA !
Laluna membanting termos mininya, teh jahe buatan neneknya itu kini tumpah dan terbuang sia-sia. Laluna berbalik, nafasnya terengah-engah.
Untuk menghadapi Mavin yang berapi-api seperti sekarang Laluna terpaksa harus meredam emosinya. Dia tidak mau jika harus bertengkar seperti ini, apalagi jika harus sampai membahas mantan suaminya itu.
Laluna mendorong laki-laki dihadapannya itu. Tumpahan teh jahe itu jelas masih berasap, menandakan masih dalam keadaan panas.
Laluna Senja
Ka —kaki lo ih! Bodoh! Kenapa gak ngehindar sih.
Laluna menyeret Mavin ke arah kamar mandi dan membasuh kaki laki-laki itu dengan air mengalir. Dia hanya menurut.
Mavin Mahardika
Lo baru pulang dari rumah nenek, ya?
Laluna Senja
Diam dulu! Kalo kaki lo kalo luka, repot gue nanti.
Laluna Senja
Emangnya lo mau ke kantor nanti pake sendal?
Mavin Mahardika
Jadi lo kagak ke tempat dia?
Laluna menarik nafas panjang, dia mulai jengah.
Laluna berhenti membasuh kaki sahabatnya itu. Kakinya terlihat sedikit memerah.
Laluna Senja
Merah kan! Makan tuh sendal!
Laluna Senja
Lo sekali lagi nyebut nama itu manusia, gue guyur lo pake air panas ya, mav!
Laluna Senja
Kurang jelas apa chat gue semalem?
Laluna Senja
Apa gak lo baca?
Laluna Senja
Apa jangan-jangan lo bohong nungguin gue?
Laluna Senja
Apa jangan-jangan lo malah bawa cewe buat tidur disini?
Laluna Senja
Mending lo cepet-cepet tobat deh mav! Lo mau bikin rekor nidurin cewe sampe seribu orangkah?
Laluna Senja
Kalo mereka hamil, gimana?
Laluna Senja
Kalo cewenya modelan gue — yang mandul, ya untung sih!
Mavin Mahardika
Untung gimana Laluna?!
Laluna Senja
Lo gak perlu capek-capek tanggung jawab. Cewek modelan gue gak khawatir buat hamil.
Mavin Mahardika
Lo enteng bener ngomong kayak gitu. Lo udah banyak di rendahin oranglain, jangan sampe lo ngerendahin diri sendiri.
Mavin Mahardika
Luna, otak lo balik dari rumah nenek kayaknya geser.
Mavin Mahardika
Teh jahe nya sia-sia, tuh.
Mavin Mahardika
Kenapa bawa teh jahe? Lo sakit?
Mavin Mahardika
Teh jahenya udah tumpah — mending kita pergi, cek keadaan lo. Sekalian beli salep buat kaki gua.
Laluna Senja
Gak perlu, mav.
Mavin Mahardika
Jangan ngeyel, lo tinggal sendirian. Meriang dikit harus langsung makan obat. Lo harus lebih kuat dari yang lain.
Mavin Mahardika
Vitamin dari gua udah habis?
Laluna Senja
Masih ada mav.
Mavin Mahardika
Yaudah, ayo.
Laluna Senja
Kemana? Ke klinik? Ujan-ujan gini, mana angin gede. Bahaya ah, takut pohon rubuh.
Mavin Mahardika
Daripada lo yang rubuh, Laluna.
Mavin Mahardika
Apa yang sakit?
Mavin Mahardika
Jangan-jangan maag lo kambuh? Lo telat makan?
Laluna Senja
Engga Mavin, bukan itu.
Laluna Senja
Ahh, lo sama nenek sama aja!
Laluna Senja
Mending diem deh.
Mavin Mahardika
Gua bawa lo ke IGD lama-lama!
Mavin Mahardika
Kalo lo sakit nanti siapa yang repot? Elo sendiri Laluna.
Laluna Senja
Gue gak sakit Mav...
Mavin Mahardika
Kalo lo kagak sakit, ngapain nenek lo nyiapin teh jahe?
Laluna Senja
Nenek cuman salah paham.
Mavin Mahardika
Lo kalo sakit ke dokter, minum obat bukan banyak omong!
Laluna menoleh karena nada Mavin mulai meninggi. Alis laki-laki itu berkerut. Laluna menarik nafas panjang sebelum memulai berbicara lagi.
Laluna Senja
Kalo gue ngomong, emang lo mau ngobatin gue Mav?
Mavin Mahardika
Ya kalo lo ngomong, sakitnya apa, tinggal ke dokter atau beli obat di apotek — gampangkan?
Mavin menoleh, sorot matanya menyipit.
Mavin Mahardika
Lo udah inget semuanya?
Laluna Senja
Engga sama sekali.
Laluna Senja
Lo ngelakuin itu tanpa persiapan ya?
Laluna Senja
SAKIT MAVIN !
Laluna Senja
Jangan-jangan perlakuan lo sama perempuan lain kayak gitu juga, hih!
Laluna Senja
Gue emang bukan perawan lagi Mavin.
Laluna Senja
Tapi, ya lo bayangin aja. Gue... setahun, ihhh! Kesel gue.
Laluna Senja
Lo ngapain aja sih?!
Mavin melotot, mulutnya terbuka satu senti. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar dari mulut perempuan di sampingnya itu.
Laluna menyandarkan punggungnya disofa, sorot matanya tertuju pada langit-langit.
Laluna Senja
Seharian kemarin, kayaknya nenek lihat tingkah laku gue. Nenek pasti ngira gue nyeri haid, Mav.
Laluna Senja
Aslinya, emang nyeri. Tapi, tepatnya gara-gara lo, Mav.
Laluna Senja
Saran gue ya, kalo cewek belum siap lo jangan buru-buru deh, Mav.
Laluna Senja
Kasihan ceweknya!
Laluna Senja
Jangan mau enak sendiri.
Mavin Mahardika
Laluna, stop.
Mavin Mahardika
Maaf banget gua harus nanya.
Laluna Senja
Gak tau, gue belum cek. Ya, tapi nyeri, Mav.
Mavin Mahardika
Kalau lecet gak mungkin.
Laluna Senja
Kenapa gak mungkin, mungkin aja.
Laluna Senja
Emang lo inget? Kan lo mabok, nyet!
Mavin Mahardika
Gua gak mabok.
Comments
Guillotine
Bagus banget, semoga mendapat banyak pujian dan dukungan!
2025-04-11
1