Episode 4

Joana merasa seperti di teror karena Lea yang terus berusaha menemuinya. Lea juga hampir setiap waktu menghubungi nya. Joana yang merasa sangat kecewa dengan sahabatnya itu memutuskan untuk memblokir nomor Lea. Joana juga berpesan pada si mbok untuk selalu menolak kedatangan Lea.

Sedih memang karena harus kehilangan sahabat. Tapi jika mengingat apa yang Lea lakukan dengan Dante saat itu membuat Joana merasa tidak perlu merasa kehilangan. Joana justru merasa bersyukur karena Tuhan menunjukkan siapa dan bagaimana Lea sebenarnya.

Joana menatap pantulan dirinya di cermin. Pandangannya kemudian terpusat pada perutnya yang mulai sedikit membuncit.

Joana tau cepat atau lambat semua orang bahkan publik akan tau bahwa dirinya hamil. Itu bukan hanya akan mencoreng nama baiknya sebagai seorang publik figur, tapi juga karirnya yang selama ini dia bangun dengan susah payah.

Sebenarnya tanpa dia harus berkarir pun Joana bisa hidup berkecukupan karena memang Joana lahir dari keluarga berada. Tapi Joana mencintai karirnya dan Joana merasa tidak rela jika harus kehilangan karirnya.

Joana menghela napas. Bahkan sampai detik ini Dante tidak juga menghubungi nya. Dante tidak ada niatan sedikitpun seperti nya untuk menjelaskan apa yang sudah Joana lihat hari itu.

Joana menghela napas berat. Andai saja Dante datang dan meminta maaf serta menjelaskan semuanya mungkin Joana bisa memikirkan untuk memaafkannya. Apa lagi Joana sangat yakin bahwa janin yang sedang dia kandung adalah darah daging Dante. Joana yakin karena memang Joana hanya melakukannya dengan Dante.

Deringan ponsel mengejutkan Joana, membuat buyar seluruh apa yang ada di pikiran Joana.

Joana melangkah menuju nakas. Dia meraih ponselnya dan mengernyit melihat nomor baru yang terpampang di layar menyala benda pipih yang harganya tidak murah itu.

Joana sempat berpikir sesaat sebelum akhirnya memutuskan untuk mengangkat telepon dari nomor baru itu.

“Halo...”

“Ya... Aku Daniel. Bagaimana keadaan kamu disana? Kamu baik baik saja kan?”

Joana memutar jengah kedua bola matanya. Bisa bisanya anak kecil seperti Daniel berlagak memberi perhatian lebih padanya.

“Joana.. kamu nggak berpikir macam macam kan?”

“Aku nggak bodoh ya.. Kamu nggak perlu sok perhatian sama aku. Kamu pikir kamu siapa?”

“Aku? Aku kan calon suami kamu. Aku calon ayah dari anak yang sedang kamu kandung sekarang.”

Ucapan Daniel membuat Joana merasa geram. Joana bahkan juga berpikir Daniel mamang cowok gila.

“Joana.. Aku tau ini tidak mudah untuk kamu. Tapi semuanya pasti akan baik baik saja kalau kita bersama. Percaya sama aku.”

Joana tersenyum miris. Andai saja ucapan itu keluar dari mulut Dante.

“Kamu nggak sendiri. Ada aku yang siap selalu ada untuk kamu.” Daniel kembali berucap manis untuk meyakinkan Joana.

“Dasar nggak waras.” Umpat Joana kemudian memutuskan sambungan telepon begitu saja.

Joana melempar ponselnya ke atas tempat tidur. Joana tidak tau kenapa tiba tiba Daniel yang bahkan tidak pernah dia kenal sebelumnya tiba tiba begitu mengejarnya.

“Aku yakin.. Dia pasti juga punya maksud tertentu.” Gumam Joana mulai curiga.

Rakesh Daniel Yasawirya, semua orang pasti mengenalnya. Dia adalah anak tunggal dari pembisnis ternama. Daniel bahkan adalah pewaris tunggal keluarga kaya raya itu.

Namun itu bukan berarti Joana akan merasa tersanjung di kejar oleh seorang Daniel. Joana bukan seseorang yang bisa tergiur dengan harta.

“Bodo amatlah. Ngapain juga aku mikirin orang nggak penting kaya dia.”

Tidak mau membuang buang waktu untuk memikirkan hal yang menurutnya tidak penting, Joana pun memutuskan untuk tidur karena hari memang sudah malam. Joana harus menyiapkan dirinya untuk besok pagi. karena besok Joana akan beraktifitas lagi seperti biasanya.

Ya, meski rasanya memang tidak mudah namun Joana tetap harus menjalani semuanya. Apapun rintangannya, Joana akan menghadapinya karena memang itu adalah konsekuensi dari semua yang sudah dia perbuat.

*****

“Aku bisa jelasin semuanya Jo... Please dengerin aku...”

Joana berhenti melangkahkan kakinya di koridor sekolah karena Lea yang terus saja memohon padanya. Lea bahkan terus mencoba mencegah langkahnya dari Joana turun dari mobil di parkiran depan gedung sekolah.

“Aku sama Dante...” Lea mendadak bingung. Dia tidak tau harus memulai darimana.

“Katakan. katakan apa yang ingin kamu katakan. Tapi setelah itu, tolong jangan ganggu aku lagi.” Ujar Joana tenang.

Lea menggelengkan kepalanya tidak menyangka dengan apa yang Joana katakan. Lea akui dirinya memang salah. Tapi Lea tidak berpikir Joana akan berkata seperti itu.

“Apa maksud kamu Jo... Kita bersahabat sudah lama.. Masa cuma karena masalah sepele kamu mau aku menjauh.”

Joana tersenyum sinis. Penilaian baik nya terhadap Lea ternyata selama ini salah. Joana terlalu percaya dan menganggap Lea adalah sahabat terbaiknya. Tapi pada kenyataannya Lea justru menusuknya dari belakang.

“Aku kasih tau ya sama kamu. Dante akan bosan sama kamu nantinya. Dan kamu akan di tinggalin begitu aja.” Setelah berkata demikian Joana pun melangkah kembali menuju kelas meninggalkan Lea yang berdiri mematung ditempatnya.

Lea tidak pernah berpikir sejauh itu. Lea merasa apa yang Joana katakan ada benarnya. Buktinya Joana saja putus dengan Dante.

Mulai ragu pada Dante, Lea pun memutuskan untuk segera menemui Dante pagi ini juga.

Daniel yang melihat interaksi dingin antara Joana dan Lea menggelengkan kepalanya. Cowok itu tidak menyangka seorang Dante bisa merusak persahabatan dua cewek yang bahkan sudah seperti saudara kembar.

Sebenarnya Daniel sudah tau sejak lama siapa Dante. Bahkan Daniel juga tau Dante sering main dengan cewek lain saat masih dengan Joana. Jangan tanya darimana Daniel tau. Itu tentu saja cara Daniel menjaga Joana. Meski Daniel tetap kecolongan juga karena Joana hamil anak Dante tapi itu bukan berarti Daniel akan berhenti. Daniel juga tidak memandang Joana sebagai cewek murah atau gampangan. Daniel tau Joana adalah cewek baik baik. Hanya saja Joana salah memilih pacar.

Bel masuk berdentang membuat Daniel segera berlalu. Cowok itu tidak mau terkena amukan guru karena terlambat masuk ke kelas.

*****

Di taman sekolah.

“Kamu serius nggak sih sama hubungan kita?”

Dante berdecak mendengar pertanyaan yang di lontarkan oleh Lea. Dante tidak menyangka jika ternyata Lea lebih parah dari Joana.

“Lea, kita ini masih sangat muda. Nikmatin ajalah.. Jalani aja dulu nggak usah berpikir terlalu jauh kenapa?”

Lea menyipitkan kedua matanya merasa kesal dengan jawaban enteng Dante.

“Jalani aja? maksud kamu dengan hubungan tidak jelas begini?”

“Tidak jelas gimana sih? Kita kan pacaran. Memangnya hubungan yang jelas menurut kamu itu hubungan yang kaya apa? Aku harus melulu disamping kamu begitu? Berlebihan banget.” Dante tidak kalah kesal. Cowok itu bahkan berbicara dengan nada yang sedikit naik.

Lea bingung. Dia sendiri juga tidak tau apa yang dia mau sekarang.

“Ya ya.. maksud aku..”

“Udahlah. Males.” Potong Dante yang kemudian pergi begitu saja meninggalkan Lea.

Terpopuler

Comments

Cindy

Cindy

lanjut kak

2025-04-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!